Share

Dukungan Untuk Nia

ParliNia 2

Part 6

Kedua anakku seperti kompak, mereka terus buat ulah yang tidak masuk akal semenjak kubilang akan berpisah.

"Mak, jangan pergi lah, Mak, mamak kan kepala desa, kalau ada yang minta tanda tangan bagaimana?" kata Butet pagi itu. Saat itu aku mulai menyusun pakaian. Aku akan berangkat pagi itu. Mobil travel telah kupesan.

"Kamu belum ngerti, Tet, nanti kamu akan ngerti juga, soal tanda tangan, ada sekdes," kataku kemudian.

"Aku akan hidup tanpa Ibu, akhirnya nanti jadi anak nakal, berakhir di penjara," kata Butet.

"Kau ikut Mamak,"

"Ayah?"

"Kita tinggalkan,"

Tapi aku sayang Ayah,"

"Ya, udah sama ayah saja dulu,"

"Mamak gak sayang aku,"

"Bukan begitu, Butet, seumur hidup itu terlalu lama, nanti setelah kau dewasa kau akan paham,"

"Tidak, aku tak akan pernah paham," kata Butet seraya masuk kamar.

Anak gadisku itu menangis, entah dia sengaja menangis dengan keras aku tak tahu, akan tetapi tangisannya sampai terdengar ke luar rumah.

Kutemui Ucok yang sedari tadi tidak mau b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (26)
goodnovel comment avatar
jerry baby
ahh mewek baca nya
goodnovel comment avatar
carsun18106
hahaha good idea mak poppy...buat nyindir bang parlin ya
goodnovel comment avatar
Endang Susilowati
Bang Parlin lupa kalau nasib manusia itu berubah atas ijin Allah..jangan lupa Pak Dokter dan Rara itu perpanjangan tangan Allah untuk menolong hambaNya yang kekurangan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status