Share

Balas Budi Pada Mantan

Part 13

"Butet, sini dulu mamak bilang," kataku pada Butet seraya memeluk pundak putriku tersebut.

"Iya, Mak," jawab Butet.

"Jangan suka nguping pembicaraan orang dewasa, ya, gak boleh itu, Nak," kataku lagi.

"Aku gak nguping kok, orang mamak aja yang suaranya keras," kilah Butet.

"Iya, Tet, jika ayah dan mamak bicara, apalagi dalam kamar, gak usah dengarin," kataku lagi.

"Iya, Mak, iya, aku pun malasnya dengarnya, bilang ayah jika bicara suaranya pelan, macam bicara di pasar saja kalian, didengar orang, eh, orang yang dengar dituduh nguping," Butet justru mengomel. Tampak sekali anak ini keturunan mamaknya.

Lima hari kutinggal, sudah banyak berkas yang harus ditandatangani, akan tetapi karena hari Minggu tak juga kukerjakan, aku justru beberes rumah dibantu Ucok dan Butet.

"Cok, ayahmu mana?" tanyaku pada Ucok yang lagi sibuk bantu nyapu. Sebenarnya aku sudah tahu Bang Parlin ke kebun, hanya basa-basi dengan Ucok.

"Ke kebun, Mak," jawab Ucok.

"Cok, bagaimana menurutmu, kita terima g
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
Punya hutang budi sampai segitunya mengorbankan perasaan istri bertahun tahun.
goodnovel comment avatar
carsun18106
ngga ada jln lain skrg utk nia selain pergi
goodnovel comment avatar
DEWI LESTARI
baca lg.. kok ttp terasa nyesek sj smg nia dpt membahagiakan diri sendiri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status