Share

Tertangkap Tangan

Hidup rasanya tidak tenang, selalu ada rasa khawatir mereka akan membalas lagi. Hampir setiap hari kuingatkan pada dua anakku untuk berhati-hati. Aku sangat takut mereka melukai atau menjebak dua anakku tersebut.

Pagi itu aku berangkat mengantar Ucok buru-buru, waktu sudah terjepit

Kuraih HP yang di atas meja, langsung ke motor dan tancap gas menuju sekolah Ucok.

Ketika Ucok sudah kuantar, ada getaran di tasku, ternyata HP yang bergetar. Kulihat ada panggilan dari Mamak dan itu fotoku. Ternyata aku salah ambil HP, yang kubawa ternyata HP Bang Parlin.

"Iya, Bang, aku salah bawa HP," kataku kemudian setelah hubungan telepon tersambung.

"Oh, iya, Abang sudah di kebun ini," jawab Bang Parlin.

"Ya, udah, HP Abang ini dulu kupakai," kataku kemudian.

Dari sekolah aku langsung ke kantor desa. Tidak ada kerjaan, para perangkat desa juga belum ada yang datang. Iseng kubuka HP Bang Parlin. Ke WA dan melihat-lihat pesan.

(Masih ditungguin uluran belalai, aku masih terjebak' di lumpur) pesan dar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
Wah hati2 Nia
goodnovel comment avatar
Tukang nulis
makin ribet urusannya.. mendingan tamat aja novelnya lah..
goodnovel comment avatar
Ansyahri Romadhon
Keluarga besar pak parlin semua mendukung untuk berbuat baik sama orang 2,,tidak seperti keluarga pak dokter yang dikabumi pak parlin.. Tetap berbuat baik baik,, kalau kita berbuat baik semua urusan kita akan dipermudah sama yang diatas (tuhan semesta)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status