Share

Sakit Berjamaah

Di dalam mesjid, aku ambil tempat duduk di sudut, sedangkan Butet duduk di shaf perempuan.

Mulai melakukan ritual, salat sunnah dua rakaat, terus duduk bersila sambil berzikir. Membersihkan pikiran, fokus ke zikir dan doa.

Makin larut dalam zikir, keringat mulai membanjiri tubuh. Aku sudah tak ingat waktu, tak ingat dunia, fokus ke zikir dan doa. Sampai kemudian bahuku ditepuk seseorang, aku menoleh.

"Khusuk sekali zikirnya, Pak, sampai lima kali kutepuk bahu bapak baru nyadar, kata seorang pria tua bersorban.

"Oh, maaf, Pak," jawabku kemudian.

"Maaf mengganggu, tapi ini sudah jam dua belas, waktunya mesjid ditutup, saya pengurus mesjid ini," kata bapak itu lagi.

Kulihat ke belakang, Butet duduk sendirian di situ. Aku justru merasakan tidak aman jika harus keluar dari mesjid, Butet benar, mesjid ini tempat teraman.

"Maaf, Pak, bolehkah saya di sini sampai subuh?" kataku kemudian.

"Boleh saja sebenarnya, Pak, tapi dari jam dua belas malam sampai menjelang subuh, mesjid harus dikunci.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
Berarti bu dewan jahat tuh
goodnovel comment avatar
Husnidar Alias Sani
padan muka. jahat lagi. bu dewan tu pergi mati je lah. perangai cam hape je
goodnovel comment avatar
Sri Sepiari
hedeeeeh ya gini ni bertemen ama orang politik... semua di politik kan... kita yg polos2aja ya jadi bego... walau nggak semua orang politik begitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status