Raja Elvano Darmendhara hanyalah seorang menantu yang dianggap tidak berguna oleh keluarga istrinya, padahal sebenarnya dia adalah pewaris utama dari keluarga terkaya di Capitol. Saat Raja memutuskan kembali dan meneruskan takhta kekayaan keluarga Darmendhara, dia diam-diam membantu istrinya untuk menjadi wanita terhormat. Dia juga membiarkan bawahannya mengikuti perintahnya untuk menampar wajah semua orang yang berusaha merendahkan, mencelakai, atau menghina dirinya dan sang istri.
Lihat lebih banyak“Dasar pelayan tolol! Kerja tuh yang bener! Saya tadi nggak pesan ini!” teriak seorang pria dengan amarah menggebu-gebu. “Kamu tuh–” Makian tamu pria itu terhenti kala melihat wajah pelayan yang sedang melayani mejanya. “Ya ampun, pantesan nggak becus, ternyata kamu Raja!”
Pelayan bernama Raja itu memasang wajah datar kala mendengar hinaan yang diarahkan padanya. Walau sebenarnya gelas anggur itu bukan disenggol olehnya, melainkan tamu pria itu sendiri, Raja tetap membungkuk hormat dan meminta maaf, “Maaf, Pak. Saya akan coba sampaikan ke dapur untuk mengonfirmasi pesanan Bapak sebelumnya.”
“Maaf, maaf, kamu kira masalah ini bisa selesai dengan kata maaf aja?” balas tamu pria itu dengan tatapan nyalang. “Aku dan teman-temanku udah nunggu hidangan dari tadi! Waktu kami tuh berharga tahu?! Kamu kira kamu bisa ganti waktu yang udah kebuang untuk nunggu pesanan dari tadi?!” hardiknya. “Sial banget aku bisa dilayani sama kamu!”
Mendengar ucapan tamu pria itu, seorang tamu wanita yang berada di sebelahnya berceletuk, “Kamu kenal pelayan ini, Radit?” Maniknya menggerayangi tubuh pria di hadapan. Kalau bukan karena nampan berisi botol bir dan gelas serta pakaian khas pelayan hotel yang membalut tubuhnya, mungkin pria itu mampu menarik hati para wanita di sekitar dengan wajah rupawan dan tubuh kekarnya yang gagah. “Kok bisa kenal, sih?”
Pria bernama Radit itu menghela napas. “Sayangnya, iya.” Dia mendecakkan lidah seraya berkata, “Dia suaminya Ayyara, pria yang sering aku bilang nggak berguna itu loh?” hinanya tanpa memedulikan keberadaan Raja di tempat tersebut.
Wanita di sebelah Radit menutup mulutnya dengan satu tangan, lalu memandang Raja seakan sedang melihat benda kotor. “Ya ampun, yang kata kamu bisanya cuma habisin duit istri?” Dia memperhatikan penampilan Raja dari atas ke bawah. “Ganteng sih, mending jadi simpanan tante-tante aja daripada jadi pelayan, kayaknya duitnya lebih banyak.”
“Saya akan mengonfirmasi pesanan Bapak terlebih dahulu dengan pihak dapur,” ujar Raja dengan wajah datar, mempertahankan sikap profesionalnya. “Mohon menunggu, saya permisi.”
Raja Elvano Darmendhara, suami dari Ayyara Anindira yang merupakan cucu pebisnis kaya di Nusantara. Karena tidak memiliki latar belakang yang baik maupun keluarga yang kaya, awalnya pernikahan Ayyara dan Raja tidak direstui. Namun, ikatan cinta yang kuat di antara keduanya serta ketulusan dan kegigihan Elvano dalam mengejar sang cucu membuat Nugraha, kakek Ayyara, berujung menyetujuinya.
Hanya saja, walau mendapat restu, keluarga besar Nugraha tetap memandang rendah Raja yang dianggap sebagai menantu tak berguna. Seperti saat ini.
“Eh, kok malah pergi? Aku belum izinin kamu pergi!” seru Radit dengan sinis.
Raja menghentikan langkahnya, lalu melihat sepupu Ayyara yang menjadi tamu terhormat di restoran tempatnya bekerja. Dengan usaha untuk bersabar, pria itu berbalik dan bertanya dengan wajah datar, “Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?”
“Raja, dasar gak becus kamu! Kamu tahu ‘kan tugas seorang pelayan?” sindir Radit dengan sorot mata merendahkan. “Seharusnya, kamu tenangin aku dulu!”
“Menyedihkan sekali! Aku heran kenapa Ayya mau menikah dengan seorang pelayan rendahan sepertimu,” celetuk pria yang duduk di samping wanita seksi dengan mata tajamnya bergerak menyapu penampilan Raja dari atas sampai bawah.
Dia adalah Marcel Putra Wirdoyo, seorang putra konglemerat yang juga manajer HRD di perusahaan WNE Group tempat Ayyara bekerja. Dia punya dendam pada Raja karena dulu gadis itu lebih memilih menikah dengan seorang pelayan rendahan dibandingkan dengan dirinya yang punya kekayaan melimpah.
“Dasar suami tak berguna! Coba kalau dulu Ayya mau menikah denganku, pasti hidupnya gak menderita seperti sekarang. Gak perlu capek-capek kerja. Tinggal duduk manis, belanja, jalan-jalan ngabisin uang.” Marcel melihat Raja sembil menaik-turunkan alisnya, menghina!
“Itu karena Ayya terkena pelet,” sindir Radit dengan tatapan sinis. “Dia pikir aku enggak tahu isi kepala orang-orang miskin sepertinya? Dia memanfaatkan Ayya untuk mengincar harta keluarga besar Nugraha. Enggak usah mimpi!”
Raja mengerutkan kening mendengar ucapan Radit. Menyakitkan! Tuduhan itu sangat menyakitkan baginya! Apalagi Marcel dan semua orang juga ikut-ikutan mengutuknya dengan kata-kata sampah.
Namun, dia berusaha sabar dan membalas dengan senyuman. Percuma meladeni orang-orang itu, semua jawaban pasti salah dan berakhir dengan sebuah penghinaan yang menyakitkan.
“Lihatlah gembel itu! Dia malah senyam-senyum seperti orang gila,” ujar Marcel dengan nada mengejek.
Raja tetap menerbitkan senyuman, sebisa mungkin menahan diri supaya tidak emosi, “Mohon maaf, Pak. Jika tidak ada keperluan lain, izinkan saya ke luar. Saya harus mengonfirmasi pesanan Bapak, bukan begitu?”
“Hei, Gembel! Kami tamu terhormat di sini. Kamu harus melayani kami. Paham, gak sih? Atau mau aku laporkan biar kamu dipecat?” bentak Radit sembari menggebrak meja pelan. Kesempatan baginya untuk mengerjai Raja habis-habisan.
Di titik ini, tiba-tiba Marcel mengeluarkan kartu bank berwarna emas di dalam kantong saku, “Hei Sampah! Kamu tahu gak ini apa?”
Melihat Raja tidak berbicara, pria itu mendecakkan lidahnya, “Ah lupakan saja. Orang miskin sepertimu pasti baru melihatnya. Di dalamnya ada uang 1,5 milyar. Bahkan uang 1,5 milyar ini menjadi milikmu jika kamu suruh istrimu tidur melayaniku satu malam saja. Dengan uang sebanyak ini kamu bisa mengakhiri penderitaanmu.”
Beberapa saat semuanya terhening, sebelum akhirnya mereka tertawa mendengar candaan itu. Namun, tidak dengan Raja.
“Terima aja tawaran Marcel. Kamu jangan sia-siakan uang sebanyak ini. Susah loh dapetnya, seumur hidupmu gak bakalan punya uang 1,5 milyar. Cuma perlu suruh istrimu tidur dengan Marcel satu malam saja, terus selesai!” Radit seolah-olah membujuk. Kedengarannya memberi saran, tetapi itu sangat menyakitkan hati Raja.
Mendengar itu, api di dalam diri Raja semakin membara. Dia bisa diam menerima segala penghinaan terhadap dirinya, tetapi tidak dengan istrinya, “Cukup!”
“Kenapa kamu marah? Padahal kamu bakalan mendapatkan uang 1,5 milyar jika kamu menerima tawaranku. Biarkan aku mencicipi tubuh Ayyara satu malam saja, urusan selesai,” ledek Marcel sembari memainkan lidahnya.
Mendengar itu, wajah Raja memerah dan otot-otot di lehernya menyembul di atas permukaan kulitnya. Kemarahan tak lagi terbendung, dia melangkah menghampiri ke tempat Marcel duduk dengan tatapan mata berkilat iblis, “Aku tidak peduli bagaimana kalian menghinaku, tapi jangan kalian hina istriku!”
Melihat Raja yang sepertinya akan berbuat macam-macam pada sang direktur HRD, Radit bangkit dari duduknya. “Hei, Curut! Mau apa kamu?”
“Berani sama aku?” Marcel menatap dengan mata melotot pada Raja yang melangkah semakin dekat ke arahnya.
Tanpa mengatakan apa pun lagi, Raja mengangkat tangan kanannya dan melayangkan kepalan tangannya ke arah wajah pria yang telah menghina istrinya.
Usai berkata demikian, Raja pergi begitu saja. Dia memutuskan pulang ke rumah besar Nugraha. “Sudah cukup mereka bermain-main dengan keluargaku. Waktunya sudah tiba. Aku akan menghukum semua musuh-musuhku,” gumam Raja sembari melangkahkan kakinya. Dua puluh menit kemudian, Raja tiba di rumah besar Nugraha. Dia menghampiri sang Kakek dan Ayyara yang menunggunya di ruang tengah. “Mas?” Mengerti tatapan sang istri yang mencemaskannya, Raja pun menanggapi, “Aku baik-baik saja, tidak ada luka sedikitpun di tubuhku.” Sementara, Nugraha masih mematung di tempat. Dia masih belum menyangka bahwa menantunya itu adalah putra Banara Darmendhara. “Aku sudah menyuruh Anton untuk menghukum semua orang yang berani mengganggu kebahagiaan kita, termasuk Shinta dan Kakaknya,” ucap Raja. Lalu menoleh ke arah Nugraha. “juga Marcel dan Ferdi.” Nugraha yang tidak mengerti pun bertanya, “Maksudnya?” “Sepuluh menit yang lalu Prince Group telah memutus kontrak kerja sama dengan perusahaan WNE Group.
“Malam ini juga Bagas harus menghadapiku!” seru Raja. “Aku juga akan menghukumnya!” sahut Nugraha yang tak kalah murkanya. Ayyara yang bediri di tengah-tengah mereka pun berkata, “Kakek belum sembuh total. Biarkan Mas Raja yang menanganinya.” “Tidak. Kakek mau ikut. Aku–” “Ara benar. Sebaiknya Kakek tidak perlu ikut,” potong Raja. “serahkan semua urusan ini kepadaku.” “Baiklah.” Nugraha berujung mengalah. Raja menoleh ke arah Anton, “Apakah kamu sudah merekamnya?” Anton mengangguk cepat, “Sudah, Pak.” “Kirimkan rekamannya kepadaku,” pinta Raja. *** Bagas mengetahui kalau Jamal dan teman-temannya tertangkap dan diadili. Namun, saat ini dia sama sekali tidak panik. Dia sudah memiliki rencana untuk mengantisipasinya. Bahkan di saat ini dia bermain dengan wanita jalang di sebuah kamar. Tanpa Bagas sadari, di luar sana Raja dan orang-orangnya berhasil melumpuhkan semua anak buahnya yang ditugaskan untuk menjaganya. BRAK! Bagas dan wanita jalangnya spontan menoleh ke arah pintu
“Berlatih menembak,” ucap Anton. Tubuh Jamal semakin begetar hebat, “Saya mohon, Pak. Jangan jadikan saya kelinci percobaan.” Jamal tampak begitu panik melihat tangan Anton mulai terangkat dan mengarahkan pistol ke arah apel yang berada di atasnya, “Saya akan jujur. Saya akan mengatakan siapa yang telah menyuruh saya.” Sudut bibir Anton terangkat, memang ini adalah rencananya untuk memaksa Jamal mengakui segalanya. “Saya janji,” ulang Jamal mencoba meyakinkan Anton. Jamal tak punya pilihan lain. Dia tidak bisa terus-menerus mempertahankan pendiriannya jika tidak ingin nyawanya yang melayang. “Penawaran yang sangat menarik. Tapi jika sekali saja kamu berbohong, aku tidak segan-segan membunuhmu!” seru Anton sambil menempelkan moncong pistol tepat di dahi Jamal. “bukan apel lagi, tapi peluruku akan menembus kepalamu!” “Ba-ik, Pak. Saya akan jujur.” Suara Jamal nyaris tak terdengar karena diselimuti rasa takut yang membesar. “Cepat katakan, Jamal! Jangan bertele-tele!” geram Anton.
“Halo, Pak Raja … Saya sudah berhasil menjalankan tugas dari Pak Raja,” ucap Anton di seberang telepon. Nugraha yang mendengarnya pun merasa terheran-heran. Raja yang sedari tadi mengintip di balik pintu, dia pun masuk kembali dan menghampiri Nugraha. “Lakukan sesuai rencana, Anton,” ucap Raja yang sudah berdiri di samping Nugraha. “Baik, Pak,” jawab Anton, dan setelahnya telepon terputus. Nugraha yang kebingungan pun menatap Raja dengan ekspresi yang begitu serius, “Siapa kamu?” “Aku suami Ayyara, menantu Kakek,” jawab Raja. “Jawab yang jujur. Siapa kamu sebenarnya?” tanya Nugraha. “Aku Raja Elvano Darmendhara. Putra Banara Darmendhara,” jawab Raja serius. “Kamu jangan bercanda.” Raut wajah Nugraha memerah. “Mas Raja nggak bohong, Kek,” sahut Ayyara yang muncul dari luar dan berjalan mendekat. “Mas Raja adalah putra Ayah Banara Darmendhara, pemilik Darmendhara Group.” Nugraha tercengang mendengarnya, tetapi dia masih menganggap Raja dan Ayyara telah berbohong. “Candaan ka
“Siapa kamu?” tanya Nugraha.Ayyara merasa heran dengan pertanyaan Nugraha, karena pria itu tak lain dan tak bukan adalah Raja. Dia takut sang Kakek lupa ingatan.“Apa Kakek saya baik-baik saja?” tanya Ayyara kepada si perawat yang sudah berdiri di sampingnya.Si perawat itu menatap Nugraha dengan senyuman ramah, “Maaf, Pak. Nama Bapak siapa?”“Nugraha.”“Dan mereka siapa?” Perawat itu menunjuk ke arah pasangan suami-istri.“Ayyara dan Raja, menantuku,” jawab Nugraha.Ayyara tersenyum, merasa tidak ada masalah dengan ingatan Nugraha. Sementara, perawat itu memeriksa keadaan sang Kakek secara keseluruhan.“Kepala Bapak terluka. Jadi jangan banyak bergerak dulu,” ucap perawat itu setelah selesai melakukan pemeriksaan.“Terima kasih,” balas Nugraha, dan perawat itu pergi dari ruangan setelah berpamitan.Usai kepergian si perawat, Nugraha menatap Raja yang berdiri di samping Ayyara.“Raja? Jujurlah kepada Kakek. Kenapa kamu bersama dengan Pak Anton waktu menyelamatkanku?” tanya Nugraha.“
Raja dan Anton segera masuk ke mobil. Hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit, mereka sudah sampai di sebuah aprtemen, tempat Nugraha dibawa.Raja langsung turun dari mobil, diikuti Anton dan anak buahnya.Sementara, di dalam apartemen Jamal dan teman-temannya tampak terlihat panik bukan main. Pasalnya mereka tahu kalau orang-orangnya Nugraha sedang menuju ke tempatnya.Tak ingin celaka, mereka pun menggunakan Nugraha sebagai tameng untuk menyelamatkan diri.BRAK!Sontak semua mata menoleh ke arah pintu yang di dobrak. Jamal pun langsung menempelkan pistol ke pelipis Nugraha yang terikat tak sadarkan diri di kursi.Raja yang melihat wajah Nugraha yang dipenuhi darah, seketika aura mengerikan begitu kental menguar dari dirinya.“Jangan berani mendekat! Atau kalian akan melihat Nugraha mati di tanganku!” ancam Jamal penuh mengintimidasi, walau dia sendiri sebenarnya agak gentar menghadapi Raja dan anton beserta anak buahnya.“Kamu telah melakukan kesalahan besar, Jamal!” seru Anton
“Kurang ajar!” pekik Jamal tanpa dia sadari belum memutus sambungan telepon. “Anda mau mati, hah?!” Tentu saja di seberang sana Ayyara yang mendengarnya seketika berteriak, “Kakek?! Siapa kalian?!” Jamal kaget dan baru menyadari kecerobohannya, tetapi karena terlanjur dia pun berterus terang, “Kakekmu akan mati di tanganku!” Usai mengatakan itu, Jamal seketika memutus sambungan telepon sepihak. Dia lalu menatap Nugraha dengan tatapan penuh amarah. “Aku tidak sekedar berbual! Malam ini anda harus mati!” Nugraha malah membalasnya dengan cengiran lebar. Dia sama sekali tidak terlihat takut. Dia tahu setelah ini Ayyara akan meminta bantuan Anton untuk melacak keberadaannya, entah itu dirinya dalam keadaan selamat ataupun mati. “Kamu ingin membunuhku? Silahkan. Tapi nyawa dibayar nyawa. Aku mati, kalian juga pasti akan mati! Cucuku punya hubungan dekat dengan Pak Anton,” ucap Nugraha. Situasinya kini berubah, justru sekarang Jamal dan teman-temannya yang terlihat panik-sepaniknya. “
“Kali ini kamu menang. Tapi ilmu wing chungku akan mematahkan tulangmu!” seru pria itu sambil menggerak-gerakkan tangannya. Melihat Raja hanya terdiam, pria itu mulai maju menyerangnya. “Kamu tidak akan bisa menahan gempuran pukulanku!” Raja menangkis serangan demi serangan yang mengandalkan teknik kecepatan tangan. Awalnya dia kewalahan, tetapi akhirnya dia dapat mengimbanginya. Raja yang tak ingin bermain-main, ketika ada kesempatan dia langsung menyarangkan pukulan di dada lawannya hingga terpental ke belakang. Para penjahat lagi-lagi dibuat terkejut. Mereka berulang kali menggeleng-geleng tak percaya melihat Raja juga memiliki ilmu whing chung. Bahkan pergerakannya lebih cepat dan gesit. “Tidak masuk akal,” gumam pimpinan penjahat tanpa disadari. Sementara, Ayyara berhasil membuka pintu mobil dan mengambil ponselnya. Dia lalu cepat menjauh dan berdiri di tempat asalnya agar mereka tidak curiga. Secara diam-diam, dia pun mengirim pesan kepada Anton untuk meminta bantuan. “B
Ancaman pria itu tampak tidak main-main, membuat Ayyara yang mendengarnya semakin mengkhawatirkan keselamatan Raja. Dia berulang kali menarik tangan sang suami untuk cepat-cepat berlari masuk ke dalam mobil. Namun, suamimya malah merespon dengan segurat senyuman sembari menggelengkan kepalanya. “Kalau lari, mereka justru akan menembak kita,” bisik Raja. Ayyara baru menyadari kebodohannya. Dia pun akhirnya menatap tajam kepada para penjahat. “Pergi! Jangan sakiti suamiku!” Teriaknya, walaupun keringat dingin mulai membasahi dahi. Teriakan Ayyara mulai menarik perhatian beberapa orang. Namun, pimpinan penajahat itu dengan mudah mengatasinya. Dia tersenyum kepada orang-orang yang berada di sekitar sana, “Maaf menganggu. Kami hanya berakting buat film pendek.” Benar saja, semua orang percaya dan hanya berlalu lalang tanpa curiga lagi. Selepas itu, pimpinan penjahat kembali menatap Ayyara, “Gampang sih. Kalau suamimu tidak ingin disakiti, ikutlah dengan kami,” ucapnya sambil sesekal
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen