“Beraninya kalian memperlakukan istriku seperti ini!” seru sosok tersebut. Semua orang terkejut, menatap pria yang baru saja tiba. Terlihat sosok Raja melangkah masuk dengan pandangan dingin. Auranya terlihat istimewa, bukan seperti Raja yang dikenal si suami benalu. “Ayo pulang, Ayyara,” perintah Raja seraya menatap istrinya. “Kalau kamu menginginkan semua itu, aku akan memberikannya segera.” Selama beberapa detik, tidak ada yang bersuara. Namun, sebagian besar di ruangan itu berujung tertawa terbahak-bahak karena menganggap itu adalah sebuah lelucon yang menggelikan, terkecuali Ayyara yang malu dan Nugraha yang mengerutkan kening. “Memberikannya segera? Hei, Miskin! Bangun, jangan kelamaan mimpi,” seru Marcel sembari menahan tawanya. Lalu dia mengambil kunci mobilnya dan menunjukkan pada Raja. “ Ini bukan kunci mobil-mobilan. Kamu tahu nggak harganya berapa? 1,4 miliar. Miliar! bukan goceng, bukan lima ribu!” “Otakmu kegeser, ya? Atau kamu salah minum obat?” sindir Radit deng
“Apa aku harus diam saja mengetahui istriku diperlakukan seperti wanita murahan?!” seru Raja sembari mengepalkan kedua tangannya.Lagi-lagi ucapan Raja yang tak terduga membuat semua orang tercengang.“Bayaran untuk … meniduri Ayyara?” Nugraha menatap Raja gamang selama sesaat. Kemudian, dia melemparkan pandangan mematikan kepada Radit. “Apa itu benar?”Dipandang tajam oleh sang kakek membuat Radit gelagapan. “A-aku–” Dia melirik sang kakek dengan wajah ketakutan, tapi tak berani menjawab.“Jawab!” bentak Nugraha dengan tubuh bergetar, merasakan amarahnya memuncak kala mendapati cucunya itu menjawab secara tidak langsung.Di saat ini, Raja berujar, “Dengan 1,5 miliar, Marcel berniat membeli istriku. Dan Radit, dia mendukungnya! Di mata mereka, Ayyara bisa dibeli, bukankah Itu sama saja dengan mengatakan orang di Keluarga Nugraha bisa dibeli?”Mendengar ucapan Raja yang seakan memanas-manasi sang kakek, emosi Radit terpancing. “Heh, Miskin! Diam kamu! Sudah bagus aku mau membantumu unt
“Haruskah aku merobek bibirmu, mematahkan tanganmu, atau mencungkil matamu karena berani menggerayangi istriku?” geram Raja sembari menatap Marcel lurus.Seluruh tubuh Marcel bergetar, diselimuti ketakutan. Namun, egonya yang tinggi membuat pria tersebut tidak ingin kalah dengan Raja.“B-beraninya kamu memukulku?!” balasnya, sedikit tergagap. Karena rasa sakit yang dia rasakan di wajahnya, emosi Marcel memuncak. “Akibat ulahmu, perusahaan keluarga Nugraha akan hancur tak tersisa!”Ucapan Marcel membuat semua orang di dalam ruangan menelan ludah. Walau Nugraha bersyukur Raja melampiaskan amarahnya kepada Marcel dan menyelamatkan Ayyara, tapi efek yang akan diterima keluarganya membuat pria tua itu khawatir. Bahri berjalan dua langkah ke depan, menarik kerah pakaian Raja, memaksanya menjauh dari sosok Marcel. “Hei menantu gila! Otakmu di mana? Kenapa kamu berbuat seenaknya sendiri?!” Bahri meninggikan suaranya, penuh amarah. “Cepat minta maaf dan berlutut di kaki Marcel, Bodoh!”Margar
“Mungkin, kalau saya sebarkan ke media, publik juga akan tahu nama Bapak dan kemampuan Pak Ferdi di pemerintahan, bukan begitu?”Tidak perlu orang cerdas untuk sadar bahwa Farah sedang melontarkan sebuah ancaman kepada Marcel. Namun, hal tersebut semakin membuat mereka kaget dan seisi ruangan hening. Tidak ada yang menyangka kalau general manager restoran hotel itu mengusir tamu terhormat seperti Marcel.“Bu Farah bercanda, 'kan?” Marcel masih bisa mengatakan itu dengan senyuman di wajah. “Jangan bercanda sekarang, Bu. Waktunya kurang tepat.”Farah menatap Marcel tegas, menandakan kalau dia benar-benar serius, “Silakan Bapak ke luar dari sini sebelum saya menyuruh security untuk menyeret paksa Bapak.”Senyuman Marcel menghilang dan ekspresinya berubah kesal. “Aku Marcel Putra Wirdoyo, manager HRD WNE Group, pelanggan setia di restoran ini,” ujarnya sembari menunjuk dirinya sendiri. “Bu Farah pasti sedang bingung dan salah mengusir orang.” sambungnya, lalu menatap tajam ke arah Raja. “
Tak ingin istrinya curiga lebih mendalam, Raja menatap Farah untuk memberi isyarat bahwa general manajer itu harus melakukan sesuatu.Sadar berbuat kesalahan, Farah menatap Ayyara dan menjelaskan, “Dulu Pak Raja pernah menolong saya sewaktu mobil saya mogok di jalan. Saya sempat ingin memberikan imbalan pada Pak Raja, tapi Pak Raja menolaknya. Jadi saya merasa berhutang budi pada Pak Raja,” ujarnya meyakinkan. Melihat ekspresi Raja kembali tenang, Farah menghela napas dalam hati. “Bu Ayyara beruntung memiliki suami seperti Pak Raja.”Ayyara menganggukkan-anggukkan kepalanya. Dia tahu bahwa suaminya memang orang yang sangat baik, tapi hal itu tidak menampik kenyataan kalau sikap Farah kepada Raja membuatnya cemburu. Dia langsung mengaitkan tangannya dengan tangan Raja, seakan menunjukkan bahwa pria itu adalah suaminya.Sementara itu, Radit mengepalkan kedua tangannya karena Farah malah memuji menantu tak berguna itu. Begitupun dengan Bahri dan Margareth yang tidak suka pujian dari wani
Mendengar ucapan Farah, Raja mendengus rendah. “Sudah kuduga,” dia melirik tulisan Prince Group di name tag wanita tersebut. “Alexander telah memberitahumu,” tebaknya.Raja hanya memasang wajah datarnya, tidak ada rasa bangga sedikit pun dirinya ada di posisi seperti saat ini. Tidak ada istimewanya dirinya disambut dengan penuh hormat oleh orang lain.“Ada yang bisa saya lakukan untuk Pak Raja?” tanya Farah seramah mungkin. “Keinginan Pak Raja adalah kewajiban saya.”Raja menilai sikap Farah terlalu berlebihan, dia tidak menyukai itu. Itulah mengapa dia tidak terlalu senang kembali menjadi pewaris keluarga Darmendhara. Dia ingin dihormati karena kepribadiannya, bukan karena kekayaannya!“Seharusnya Alex juga memperingatkanmu untuk tidak membocorkan identitasku kepada siapa pun, termasuk keluargaku.” Raja serius memperingati Farah. “Jangan sampai kamu salah berbicara di kali berikutnya.”Farah mengangguk. “Saya mengerti, Pak Raja.”“Apa yang Alex katakan pada kalian?”Dengan tenang, Fa
“Mas berselingkuh, ya?” Ayyara menatap dalam-dalam netra sang suami. “Apakah Farah wanita selingkuhan Mas Raja?” Ayyara mempertahankan kontak matanya dengan Raja. Dia istrinya, tentu dia akan bisa menilai jawaban dari ekspresi wajah dan gerakan tubuh sang suami.Raja mengerutkan kening, dia sangat terkejut sang istri bertanya demikian. Namun, keterkejutannya berhenti ketika dia melihat Radit mengulas senyuman jahat. Dia tahu bahwa hal ini ada hubungannya sama pria itu.Raja bersikap tenang dan mempertahan kontak matanya dengan sang istri, “Enggak. Tadi 'kan kamu sudah dengar penjelasan dari Bu Farah. Dulu aku pernah menolongnya, dan baru hari ini aku ketemu lagi dengan Bu Farah,” jawabnya sembari meraih tangan sang istri. “Lagian kamu kok punya pikiran seperti ini sih? Siapa yang ngomporin kamu?” tanyanya kemudian, setengah menyindir Radit.Radit terlihat marah karena Raja mengelak. “Suamimu berdusta. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau Bu Farah ngasih kartu namanya ke suam
“Raja!” Teriakan itu membuat Nugraha dan Ayyara terkejut. Mereka menoleh dan mendapati sosok asing menghampiri mereka. Raja yang mengenali orang tersebut pun langsung turun. “Pak Agung,” sapanya dengan wajah datar, tidak senang maupun kesal melihat mantan manajer restoran itu menghampirinya. Di benaknya, dia kira Agung ingin mencari masalah lagi. Agung berdiri di hadapan Raja. Wajahnya tampak merah padam, “Kamu ingin balas dendam padaku, hah?!” “Apa maksudnya, Pak Agung?” tanya Raja santai. Agung mengepalkan kedua tangannya, wajahnya semakin memerah karena menganggap Raja tidak langsung mengakui perbuatannya. “Dasar manusia tidak tahu diri!” Agung meninggikan suaranya. “Jangan pura-pura amnesia! Bukankah kamu yang mengadu ke Bu Farah sampai aku dipecat? Sekarang kamu harus bertanggung jawab. Temui Bu Farah dan jelaskan kebenarannya pada Bu Farah!” Raja mundur satu langkah. Bukan karena takut, tetapi menghindar dari cipratan air liur mantan manajernya itu. Raja menatap tegas pa