Share

18. Uang lagi, uang lagi.

Ketika pagi kembali menyapa, aku kembali dihadapkan dengan sosok mertua yang datang dengan wajah asam.

"Kamu benar-benar kelewatan ya, El. Sampai detik ini belum juga kamu kirimkan uang yang menjadi hak Mama!" Sentak mertuaku langsung. Mata bulatnya semakin melebar di antara kulit keriputnya itu.

"Kalau kamu gak bisa transfer, sekarang Mama yang jemput. sini uang itu sekarang! Mama gak punya banyak waktu."

Telapak tangan wanita yang kerap berbicara lembut padaku selama ini terulur mengadah dan menatap sinis padaku. Jauh berbeda dari biasanya.

Aku hanya duduk santai dan menghadapinya dengan tenang. Aku sengaja tak mau memberikan uang itu. Jika biasanya aku langsung memberikan langsung hanya untuk menghindari pertengkaran, tapi kali ini berbeda. Aku justru sengaja memancing pertengkaran itu muncul.

Mbak Asma yang berada di pihakku kemarin memberiku kabar. Kabar yang membuatku mengerti kenapa suami dan mertuaku itu ngotot sekali meminta uang dariku.

"Maaf Ma, bukannya aku mena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status