Share

22. Kantor polisi.

Prang!

Tongkat kayu sepanjang 70 cm di tanganku terayun pelan ke arah vas bunga kecil yang menjadi hiasan meja cantiknya. Vas kristal itupun terjatuh dan pecah berderai.

Semua yang ada di situ pun terkejut. Ada sebagian memilih untuk pulang membawa anak-anaknya. Sebagian lagi yang tersisa ada yang menguping dari luar. Kami seperti topeng monyet menjadi tontonan gratis mereka.

Rahma terkaget, wajahnya yang awalnya sumringah karena akan merayakan ulang tahun putrinya, kini wajah itu berubah pucat pasi.

"Apa kamu sudah gil, Elliana!" teriak Mas Galuh menghentikan aksi bar-barku. Melihat hunian mereka yang begitu mewak funitrr dak juga hisasannya membuat hatiku semakin panas.

"Iya, aku memang gila. Semua karena kamu dan wanita murahan itu!" Aku menunjuk ke arah Rahma yang tengah menyerahkan anaknya pada wanita tua yang mungkin saja itu ibunya. Kemudian dia ikut bergabung bersamaku dan juga Mas Galuh.

"Jadi ini alasan yang kamu k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status