Share

21. Kunjungan istri pertama.

Mas Galuh menarik tanganku saat aku sedang mengamuk menghancurkaan papan bunga yang tak tahu pengirimnya itu.

"Lepaskan aku, Mas! Biar aku bakar papan itu sekalian!" ucapku penuh emosi. Semua mata memandang hina padaku setelah membaca tulisan yang tertera di sana.

"Siapa yang berani mengirimkan karangan bunga itu Mas? Pasti ini ulah dia!" tukasku.

Aku tahu kosekuensi sebagai istri kedua, cepat atau lambat aku memang akan menghadapi hal semacam ini. Tapi kenapa harus saat semua anggota keluargaku sedang berkumpul. Seharusnya mereka semua memandang takjub padaku kini pasti sedang mencibirku.

"Tenangkan dirimu. Jangan sampai orang-orang melihatmu yang seperti ini. Aku yakin pasti ada orang iseng yang mengirimkan karangan bunga itu," ujar Mas Galuh seraya memegang kedua bahuku.

Dia berusaha untuk menenangkan hatiku yang gelisah. Tetapi tetap saja, hati dan pikiranku gelisah. Aku takut dia akan datang hari ini. Kalau bukan karena keluarga yang tengah berkumpul, aku juga gak akan sepanik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status