Share

20. Papan bunga pelakor.

Pov. Rahma

"Alhamdulillah ya, Ma. Sekarang anakmu sudah besar dan pernikahan kalian pun terlihat harmonis. Suamimu pun aku lihat sudah mapan. Aku benar-benar tak menyangka kamu bisa seperti ini," puji Mbak Dina. Saudara sepupuku itu.

Biasanya dia selalu merendahkan dan menghinaku karena aku terlahir dari kedua orang tua dari kalangan ekonomi rendah. Jangankan hidup mewah, bahkan rumah pun tak mampu orang tuaku miliki untuk tempat kami berteduh dulu.

Kini semudah membalikkan telapak tangan, hidupku yang dulu susah berbalik berkecukupan di banding dirinya dan keluargaku yang lain. Hinaan yang dulu kerap aku terima telah berbalik menjadi pujian yang terdengar indah di telinga.

Di hari ulang tahun putraku yang kedua ini, aku sengaja mengundang semua tetangga di komplek ini dan juga sanak saudaraku agar mereka bisa melihat betapa mewah dan megahnya rumah yang aku tempati ini.

Rumah yang didesain sesuai keinginnaku. Hadiah yang diberikan Mas Galuh padaku.

"Alhamdulilah Mbak. Oh ya, rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status