Share

19. Syukuran di rumah madu.

Suasana di rumah minimalis milik Rahma terlihat begitu ramai dengan beberapa orang yang tengah berkumpul di teras. Tamu atau sanak saudara, aku tak tahu.

Aku sudah seperti seorang detektif duduk di lantai dua rumah Mbak Asma dengan sebuah tropong di tangan.

Aku tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan tapi yang pasti mereka tampak sedang bercengkrama hangat.

Gelak tawa dan senyum lebar memancarkan kebahagian di wajah Rahma yang membakar dadaku. Dia bisa bersenang dan tertawa riang bersama keluarga dan juga teman-temannya sementara aku harus menanggung derita seorang diri. Ini tak adil.

Sebuah mobil pick-up memasuki pekarangan rumah mencuri perhatian mereka. Lewat benda bulat di tanganku ini dapat aku lihat wajah mereka yang terkejut.

"Sampai kapan kita menunggu di sini?" sapa Mbak Asma mengagetkanku.

Dia sudah rapi dengan stelan gamis berwarna biru wardah yang cerah. Serasi dengan kemeja batik milik putranya yang paling kecil berumur 6 tahun.

"Mbak berangkat saja dulu. Aku masi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status