Share

160. Gengsi

"Cobain deh!" Qizha menyodorkan sesendok seblak.

Qasam menggeleng. "Tidak."

"Kalau nggak cobain, pasti nggak akan tahu enak atau enggaknya. Aku bisa ketagihan makan di sini karena seblak di sini tuh beda sama seblak yang lain. Rasanya khas, pakai bumbu rempah- rempah asli pilihan, pakai udang dan sosis, telurnya tuh nggak amis. Pokoknya enak banget."

"Kamu kenapa malah jadi seperti orang sedang iklan produk begitu?"

"Rasanya nggak plong aja kalau kamu nggak ikut ngerasain. Cobain dulu deh, sesuap aja nggak apa- apa." Qizha mendorongkan sendok ke mulut Qasam.

Sedikit lirik ke kiri kanan, Qasam akhirnya membuka mulut dan menyantap seblak itu. Wah, enak sekali. Menggoyang lidah. Lezat. Sulit dijelaskan dengan kata- kata nilai kelezatannya yang mampu membuat isi mulut jadi nagih.

"Gimana? Enak?" tanya Qizha dengan senyum.

Qasam mengedikkan pundak santai. "Biasa saja." Ia gengsi kalau harus mengatakan makanan pinggiran jalan itu enak.

"Wah, lidahmu agak lain kayaknya. Makanan seenak ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
Berkat kepedasan seblak,jd dapat panggilan mas..
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
ampun deh qasam, tnggl beli ja gengsi segla, trsedk kaan. ............ mas , lbh ok lah. apa syg seklian gpp qizha. .........
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
setuju mas dr pada bang ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status