Share

168. Curiga

Pagi itu, Qizha sedang sarapan bersama dengan Qasam di meja makan. Hanya berdua saja.

"Kau di rumah saja kan?" tanya Qasam.

"Iya. Kamu sudah ijinkan aku untuk tidak masuk kerja beberapa hari ini." Qizha tersenyum.

"Baiklah. Tidak masalah."

Brrrt....

Ponsel Qasam di dalam jasnya berdering seiring getarannya. Ada yang menelepon.

Qasam mengambil hp, menatap layar. Dia kemudian bangkit berdiri, berjalan menjauh sambil menjawab telepon.

Qizha menatap isi piring Qasam. Nugget masih utuh. Baru disantap sepotong saja. Ia melirik Qasam yang berlalu dan hilang dari pandangan.

Apakah masoh ada rahasia antara suami istri? Mereka sudah saling menyayangi satu sama lain. Lalu masihkah Qasam menjauh darinya saat menjawab telepon begini? Apa yang dibicarakan oleh Qasam? Apakah ada pembicaraan yang tidak boleh didengar oleh istri?

Memangnya hal apa yang membuat suami harus menjaga privasi dari istri? Qizha bertanya- tanya. Pikirannya dipenuhi oleh beragam dugaan setelah Hasan kemarin sempat men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
semoga qasam tidak selingkuh dari qizha
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
sebenarnya qasam berteleponan dengan siapa ya?kok seperti takut benar qizha ikut mendengarnya? sebenarnya qasam menyembunyikan rahasia apa dengan qizha?
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
awas qizha. jgn mncing kmrhn qasam lg
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status