Share

Bab 22

"Ya sudah, Tuan. Aku permisi mau melihat Ibu dulu," pamitku kemudian.

"Iya, Mbak Naira silahkan," ujar Mas Romi.

Mas Romi pun mempersilakan aku, supaya aku masuk ke kamar ibunya. Setelah diijinkan, aku pun segera masuk ke kamar Bu Rahma. Aku sengaja tidak berlama-lama dekat dengan Mas Romi, sebab aku takut kalau nanti aku asal bicara. Kemudian penyamaranku akan terbongkar.

Aku tidak mau apa yang telah aku lakukan selama ini, semuanya menjadi sia-siakan. Aku segera masuk ke kamar Bu Rahma, kemudian menutup pintu kamarnya dengan Rapat. Aku segera menghampiri Ibu mertuaku, yang ternyata sudah terbangun. Entah sudah berapa lama ia terbangun, atau mungkin juga ia baru terbangun karena terganggu oleh kedatanganku.

"Bu, maafkan aku ya. Apa aku mengganggu tidur Ibu?" Aku bertanya kepada Bu Rahma.

"Ng-gak, kok, A-mira. Ibu su-dah ba-ngun dari

tadi," sahut Bu Rahma tebata.

Bu Rahma kini bisa menjawab pertanyaanku, walau dengan terbata, hingga membuat aku menjadi kaget dibuatnya. Pasalnya sela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status