Share

Bab 82

Sejujurnya aku tidak ingin kalau acara ini jadi kacau hanya karena sikap Mas Pram yang tidak bisa menerima keadaan ini. Namun, di sisi lain aku sangat memakluminya karena apa yang diperbuat oleh Pak Satria juga sangat menyakitkan. Sang Mama saja sampai meninggal dunia karena kepikiran.

"Aku ini sangat menghargai kamu sebagai suami, Mas. Tapi itu tamu undangan sangat ramai berdatangan, bukankah dari kalangan rekan kerjamu?" bisikku dengan sangat hati-hati. Sebab, aku tidak ingin memperkeruh suasana.

Mas Pram terlihat mematung, tapi dengan cepat dia menarik pergelangan tangan ini ke pelaminan kembali. Ibuku yang berdiri di ujung pun bernapas lega dan tersenyum ketika Mas Pram mampu menaklukkan egonya.

Terlihat Jingga datang dari lantai atas, dia baru saja selesai diganti bajunya. Sekarang lebih resmi ketimbang tadi. Jingga duduk di tengah kami berdua.

Aku rasa sudah ada penyejuk di hati Mas Pram. Dia tak lagi kepanasan jika melihat ibu tirinya. Sebab ada Jingga yang menemani kami.

***

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status