CEO PENAKLUK CINTA

CEO PENAKLUK CINTA

last updateLast Updated : 2022-09-25
By:  Hikma2011Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
20Chapters
1.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Viona memiliki pemikiran unik. Dia tidak ingin menikah. Di sisi lain, Emil, seorang CEO ternama memiliki segala hal, kecuali di bidang percintaan. Keduanya dipertemukan dan membuat sebuah kemistri aneh muncul. Siapakah yang akhirnya takluk?

View More

Chapter 1

Pertemuan Tidak Sengaja

Terdengar suara tubuh saling bertabrakan di lobby perusahaan makanan cepat saji, memecah konsentrasi resepsionis yang sedang menerima panggilan masuk. Terlihat sosok perempuan dengan hoodie coklat serta celana jeans lusuh dan sepatu slip on putih yang sudah bolong serta tangannya yang sibuk memeluk erat tumpukan kertas.

Viona yang kala itu tidak mengetahui bahwa dirinya ditabrak oleh seorang CEO dari perusahaan tersebut langsung memakinya dengan kasar karena telah menabrak dirinya.

“Dasar laki-laki menyebalkan! Apakah matamu buta?” teriak Viona saat sang CEO berjalan begitu saja meninggalkan dirinya dan kertas yang berserakan.

Mendengar teriakan itu Emillio atau yang sering dipanggil Emil langsung membalikan badannya yang gagah, menghampiri Viona yang sedang sibuk merapihkan kertas yang terjatuh.

Sepatu pantofel berwarna hitam mengkilat dengan sengaja menginjak kertas yang ada di lantai membuat Viona menghentikan gerakan tangannya.

“Apa yang kamu bilang? Coba ulangi sekali lagi?” ujar Emil seraya membungkukan badannya agar ucapannya terdengar oleh perempuan yang baru saja memaki dirinya.

Viona yang kesal langsung berdiri mencondongkan tubuhnya ke arah laki-laki yang sudah menabraknya dan menatap lawan bicaranya lekat-lekat.

“Mata kakimu buta? Apakah pelafalan saya kurang jelas? Atau suara saya yang kurang kencang?” kini Viona semakin menaikan suaranya.

Suara getaran telepon yang berasal dari saku kanan Emil memecah konsentrasinya untuk memaki balik perempuan ini dan menjadi akhir dari perdebatan mereka. Terlihat nama Lee di layar ponselnya yang merupakan sekretarisnya tengah menelponnya.

“Hallo, pak Emil rapat akan segera dimulai. Semua pegawai dari divisi penelitian 1 sudah siap, hanya menunggu bapak,” ujar Lee melalui panggilan telepon.

Emil langsung meninggalkan perempuan yang baru saja bertabrakan dengan dirinya, tanpa ada permintaan mohon maaf ataupun ucapan perpisahan.

* * *

“Dasar laki-laki aneh. Haduh, mengapa tumpukan kertas ini sangat berat sekali!” gerutu Viona di depan lift untuk segera ke ruangan Kai sahabatnya yang bekerja di perusahaan tersebut.

Suara denting menandakan pintu lift akan terbuka lebar, tidak lama kemudian terlihat perempuan dengan blezer hitam serta kemeja pink di dalamnya dan heels 5 cm langsung keluar dari lift dan menyapa Viona dengan penuh gembira.

“Terima kasih! Terima kasih!”

“Wajahmu terlihat cantik sekali hari ini. Apakah kamu ingin aku traktir makan?” ucap Kai memuji sahabatnya dengan berlebihan.

“Aku sudah kenyang pagi ini…,” Viona memegang perutnya “traktir nanti saat makan malam saja,” pinta Viona karena sebelum mengantarkan berkas dirinya sudah makan terlebih dahulu.

Kai langsung menganggukan kepalanya setuju dengan permintaan Viona karena hari ini ia rencana akan pulang cepat.

Setelah selesai bertemu dengan Kai dan memberikan berkas yang tertinggal Viona langsung memutuskan untuk pulang tetapi saat ia hendak menaiki bus dan merogoh koceknya tidak mendapatkan kartu cashbee yang merupakan alat pembayaran di bus, beberapa kali ia memeriksa tas dan kantong lainnya tetapi tidak ditemukan juga. Akhirnya dengan terpaksa Viona harus pulang dengan berjalan kaki.

* * *

Emil baru saja selesai rapat siang ini terlihat di dalam ruangannya sudah ada laki-laki tua yang duduk di sofa kulit berwarna coklat muda. Tarikan nafas panjang yang berasal dari sela-sela hidung mancung Emil terdengar diiringi dengan dengusan kekesalan.

“Ada apa ayah harus ke kantor di siang terik seperti ini?”

“Ayah hanya ingin mengecek perkembangan produk baru yang masuk dalam tahap penelitian dan ingin menanyakan kabar anak ayah tercinta,” jawab pak Kim santai.

“Baik, yah.”

“Omong-omong apakah kamu sudah mempunyai pacar?”

Pak Kim langsung menjurus pada pertanyaan yang sudah lebih dahulu diterka oleh anaknya, dirinya dan istrinya memang sudah lama mendambakan menantu dan tentu saja cucu yang menggemaskan dari anak laki satu-satunya.

Mendengar pertanyaan itu Emil tidak menjawab apapun karena itu adalah pertanyaan wajib kedua orang tuanya jika bertemu dengan dirinya. Melihat anaknya tidak menjawab pertanyaannya pak Kim langsung dengan cepat menyodorkan beberapa foto wanita muda yang memang sudah ia siapkan untuk anaknya.

“Coba lihat perempuan ini, apakah ada yang menarik pandanganmu? Jika iya, kabarkan ayah agar disiapkan kencan buta pada akhir pekan ini,” ucap pak Kim lagi dengan sangat percaya diri bahwa anaknya akan menyetujui ucapannya.

Emil langsung berdiri dengan tegak tepat di depan sang ayah dengan pandangannya yang sangat seram karena ia sudah kehabisan kata untuk menolak tawaran ayahnya tentang kencan buta.

“Apakah ada rapat lagi setelah ini?” tanya Emil kepada sekretarisnya.

“Ada pak, sekitar jam 1 siang di hotel The Westin Josun,” jelas pak Lee yang sedang bermain mata dengan Emil karena mengetahui bahwa atasannya itu sedang berada di suasana yang sangat menyeramkan.

“Oke baik! Saya mungkin mengganggu jadwal anak saya hari ini, besok atau lusa saya akan kembali lagi dengan penawaran yang lebih baik!” ucap pak Kim yang langsung memperbaiki posisi dasinya serta jas hitamnya.

Emil dan Lee langsung membungkukan badannya untuk menghormati pak Kim, meskipun mengetahui bahwa hati ayahnya kecewa tetapi Emil mempunyai pendiriannya untuk tidak dicarikan pasangan hidup karena merasa bisa mencari sendiri.

Lee tiba-tiba saja mendekatkan badannya ke arah atasannya itu dan langsung menatap matanya dengan heran.

“Pak Emil apakah kamu mempunyai cashbee?” tanya Lee yang melihat ada sebuah kartu yang jatuh dari jas atasannya.

Emil yang bingung dengan pertanyaan sekretarisnya langsung menyeringitkan dahinya menandakan bahwa dirinya tidak mengerti dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh sekretarisnya.

“Maksudmu?”

“Ini pak, kartu bus ini jatuh dari jasmu,” jelas Lee seraya mengambil kartu yang masih berada di lantai lalu menunjukan kepada Emil.

Kartu itu dipegang oleh tangan kokoh Emil ia berpikir keras mengapa ada kartu pembayaran bus di dalam jasnya, karena sejak dirinya kecil ia tidak pernah menaiki transportasi umum.

Lee juga sedikit berpikir mengapa ada kartu bus di dalam jas atasannya ini, sesekali mereka berdua berpandangan mata untuk mencari jawaban dengan kebingungan.

Seketika Emil memegang kepalanya mengingat kejadian yang menimpanya tadi pagi, menabrak perempuan yang sedang membawa setumpuk berkas dan berucap tidak sopan kepadanya.

“Apakah kartu ini milik perempuan itu?” gumam Emil sedikit kencang hingga membuat  Lee menanyakan apa yang sedang ia katakan.

“Ada apa pak?”

“Oh,,, tidak saya hanya sedikit haus dan ingin minum black coffe,” ucapnya mengalihkan pembicaraan.

Pada malam harinya Emil memikirkan kartu bus yang berada di jasnya tetapi perasaanya selalu mengarah kepada wanita yang ia tabrak tadi pagi. Meskipun bayangan wajahnya tidak terlalu jelas tetapi ia sangat mengingat wangi manis segar yang berasal dari tubuh wanita itu dan tentu saja wajahnya yang seram.

Seketika ia mengingat sebelum dirinya bertabrakan dengan wanita itu ia sempat memasukan kartu namanya ke dalam jas yang ia kenakan karena akan bertemu dengan client selanjutnya.

“Apakah kartu namaku terbawa oleh wanita itu?” pikir Emil.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
hikma wati
Wahhh emang sih trauma masa lalu bikin kita jadi mikir negative sebelum memulai hubungann. Bagus banget author angkat tema ini!!
2022-07-30 08:59:36
1
user avatar
Gadilamba Kramatjati
tulisannya bagus, bikin penasarannn. semoga bisa cepet update bab lagiiiii
2022-07-06 18:41:44
1
20 Chapters
Pertemuan Tidak Sengaja
Terdengar suara tubuh saling bertabrakan di lobby perusahaan makanan cepat saji, memecah konsentrasi resepsionis yang sedang menerima panggilan masuk. Terlihat sosok perempuan dengan hoodie coklat serta celana jeans lusuh dan sepatu slip on putih yang sudah bolong serta tangannya yang sibuk memeluk erat tumpukan kertas.Viona yang kala itu tidak mengetahui bahwa dirinya ditabrak oleh seorang CEO dari perusahaan tersebut langsung memakinya dengan kasar karena telah menabrak dirinya.“Dasar laki-laki menyebalkan! Apakah matamu buta?” teriak Viona saat sang CEO berjalan begitu saja meninggalkan dirinya dan kertas yang berserakan.Mendengar teriakan itu Emillio atau yang sering dipanggil Emil langsung membalikan badannya yang gagah, menghampiri Viona yang sedang sibuk merapihkan kertas yang terjatuh.Sepatu pantofel berwarna hitam mengkilat dengan sengaja menginjak kertas yang ada di lantai membuat Viona menghentikan gerakan tangannya.“Apa yang kamu bilang? Coba ulangi sekali lagi?” ujar
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more
Pernikahan
“Selamat atas pernikahannya!” ucap Viona sambil berjabat tangan kepada teman kuliahnya yang hari ini menggelar acara pernikahan dengan sangat meriah dan mewah di gedung yang mahal.Dress hitam polos melekat pada tubuh Viona, tas kecil yang ia selempangkan pada pundaknya serta sepatu penny loafers berwarna hitam semakin mempermanis penampilannya. Rambutnya yang sengaja ia ikat setengah juga semakin mempercantik dirinya.Saat itu Viona hanya datang sendirian karena sahabatnya Kai ada rapat mendadak.Suara kerucukan perut terdengar menandakan dirinya kelaparan karena sejak pulang kerja ia belum mengunyah makanan sedikitpun, saat ia hendak mengambil makanan pundaknya terasa ditepuk dari belakang.“Oooh,,, Yuri?!” sapa Viona karena mendapati Yuri dengan suami dan anaknya yang berada di stroller berwarna biru tua.Viona sebenarnya malas bertemu dengan Yuri karena beberapa kali dirinya bertemu pertanyaannya tidak jauh dari soal pernikahan.Umur Viona sekarang memang sudah menginjak 30 tahun
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more
Kembali Ke Masa Lalu
Viona baru saja keluar dari restoran Nusantara tempat ia bekerja. Sesekali ia memutarkan lehernya karena sangat pegal memasak pesanan demi pesanan di restoran. Kartu cahsbeenya yang hilang juga menambah daftar kelelahannya hari ini karena ia harus membeli di pusat yang sangat jauh jaraknya.Hari ini ia tidak pulang bersama dengan Kai karena sahabatnya sedang asyik melakukan kencan buta bersama pria yang ia temukan di aplikasi kencan.Sesekali Viona merapihkan rambutnya yang terkena angin, malam ini angin sangat kencang hingga menusuk ke dalam tulangnya. Viona memutuskan untuk melipir ke mini market pinggir jalan untuk membeli kopi susu berharap bisa menghangatkan tubuhnya.Saat menunggu barista meracik kopinya ia mendengar dari kejauhan ada suara orang yang sedang bertengkar.“Dasar suami istri tidak tahu aturan, selalu bertengkar di depan toko kita,” gerutu kasir toko mini market dengan kesal karena sepertinya sepasang suami istri itu sering bertengkar di depan tokonya.“Jadi berapa
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more
Halte Bus
Viona baru saja keluar dari klub malam karena harus membawa Kai pulang ke apartemennya. Pekerjaannya yang banyak dan tenggang waktu yang sedikit adalah alasan utama Kai mabuk hingga tidak sadarkan diri.Dering telepon masuk ke dalam ponsel Viona, terlihat nama Kai pada layar kacanya.“Tolong jemput aku di klub--,” pinta Kai dengan suara yang tidak jelas dan berisik membuat Viona harus menaikan suaranya hingga 3 oktaf.Belum sempat Kai memberi informasi keberadaannya dimana, panggilan suara itu terputus membuat Viona semakin kebingungan.“Haduh, dasar orang dewasa merepotkan!” gerutu Viona karena kesal dengan Kai yang selalu mabuk hingga tidak sadarkan diri.“Ayah, saya keluar rumah dulu sebentar, harus menjemput Kai yang sedang mabuk berat di klub malam,” pamit Viona kepada sang ayah yang sedang menonton TV.Dengan pakaian seadanya Viona menaiki bus untuk mencapai klub malam, suara mobil yang menggerus jalan seolah menemani kekesalannya.Sesampainya di klub malam asap rokok dan bau a
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more
Bayangan Menghantui
Emil baru saja tiba di apartemennya pada pukul 3 pagi, Lee sebagai sekretarisnya tidak bisa tidur semalaman suntuk karena memikirkan bosnya yang baru pertama kali naik bus umum.“Selamat pagi, pak!” sapa Lee yang masih memakai piyama berwarna abu-abu dengan garis putih di lengannya.Lee memang terkadang tinggal di apartemen Emil, entah karena pekerjaan atau karena dirinya malas sendirian di apartemennya.“Haduh, berbicara biasa saja ini bukan kantor!” seru Emil sambil membuka sepatunya.Melihat wajah bosnya cerah dan bahagia membuat ke khawatiran Lee terhapus.“Apakah kamu merasa senang?”“Ya!”“Apa yang membuat dirimu senang dengan naik bus sendirian?” tanya Lee dengan penasaran.Emil yang saat langsung menuju ke dapur untuk membuat segelas teh hangat berusaha menjelaskan perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.“Ada hal baru yang saya temukan di sana! Saya minta atur jadwal setiap minggu untuk naik bus sendirian!” perintah Emil kini sudah duduk di sebelah Lee.Ia langsung m
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more
Proyek Yang Tertunda
“Pak, sore ini ada pertemuan dengan investor dari Jepang,” ucap Lee sambil menyodorkan tablet hitam yang berisi proyek kerja untuk dibicarakan nanti.Emil memang sedang menggaet investor asal Jepang dan mengharapankan kerja sama yang baik untuk memuluskan bisnisnya. Ada beberapa list proyek kerja salah satunya adalah Emil ingin membuat produk makanan cepat saji yang bertemakan makanan dari berbagai provinsi di Indonesia untuk diproduksi di Jepang.Mobil Mercedes S class hitam pekat sudah siap di lobby, Lee sengaja mempertemukan bosnya dan investor asal Jepang itu ke salah satu restoran makanan Indonesia di daerah Jakarta Selatan meskipun tidak mewah tetapi cita rasa yang ditawarkan dari restoran ini sangat kental akan cita rasa tradisionalnya.“Nice to meet you,” ucap Emil sambil menjabat tangankan tangan kanannya kepada investor tersebut.Senyum merekah sudah terlihat di antara ke duanya, Emil sambil berharap cemas akan keputusan akhir dari perbincangannya. Pintu restoran sudah dibu
last updateLast Updated : 2022-07-01
Read more
Kemarahan
Mobil Mercedes S class hitam sudah terparkir dengan rapih di parkiran VIP apartemen Pacific Place, terlihat dari kaca spion depan raut wajah Emil yang kesal karena perjanjian kontraknya dengan investor besar dari Jepang tertunda hanya karena masalah sepele.“Sial!”Lee menundukan kepalanya, pasrah. Jika Emil sudah marah tidak ada satupun yang berani untuk menjawab perkataannya sekalipun Lee orang paling dekat dengannya di kantor.“Chef sialan itu. Arrgghh,,,” ucapnya geram sambil mengepalkan tangannya erat-erat.Emil masih bergeming di posisinya, Lee langsung menekan lantai 27 untuk segera membawa bosnya ini ke dalam kamarnya. Otaknya berputar memikirkan cara untuk meredam amarah Emil, satu-satunya cara ampuh adalah membuatkan black coffe racikannya sendiri.Suara denting menandakan lift sudah sampai pada unit apartemen mewah Emil. Lee langsung segera menekan kode pada gagang pintu, mempercepat gerakan jarinya karena Emil semakin tidak bisa terkendali.“Saya mau besok sudah bertemu de
last updateLast Updated : 2022-07-01
Read more
Kopi
Marina mendorong pintu kaca ruangan Emil, kemudian masuk lalu menghempaskan tubuhnya dan belanjaan miliknya pada kursi coklat empuk yang ada di depan meja kerja adiknya.Hari ini Marina melipir sebentar ke kantor adiknya karena baru saja berbelanja menghamburkan uang suaminya, membeli sesuatu yang sebenarnya tidak benar-benar dibutuhkan.“Apa kabar kamu? Semenjak kejadian terakhir saat makan malam tidak ada kabar sama sekali.”Marina membuka obrolan basa-basi tanpa mengetahui sang adik sedang diselimuti oleh amarahnya sejak kemarin, sambil menyodorkan satu pack strawberry manis dan tentu saja mahal karena strawberry ini berasal dari Korea.“Kabar baik. Hanya sedikit pusing.”“Mengapa?”“Proyek kerja tertunda dengan investor Jepang. Gossip tentang proyek baru yang gagal sudah menjalar ke telinga para investor membuat mereka menarik sahamnya dari perusahaan,” jelas Emil sambil mengunyah strawberry.“Kau tau karena apa?”Marina menatap mata Emil dengan penuh rasa penasaran.“Tanda tangan
last updateLast Updated : 2022-07-04
Read more
Pertemuan Kesekian
“Saya mau tanya di mana supervisior anda?” ucap Emil dengan tegas kepada kasir di kedai coffe Bene.Kasir yang berjaga saat itu langsung gemetar terlebih saat pelanggannya menunjukan kartu nama yang merupakan CEO dari perusahaan cepat saji yang berada di seberang kedai.Tak sampai dua menit supervisior sudah berdiri di antara Emil dan Marina serta beberapa ajudan yang ia bawa ke kedai tersebut.“Di mana baristanya?”Ini memang masalah kecil tetapi untuk Emil yang sejak kemarin sedang diselimuti oleh amarahnya membuat emosinya mudah naik. Salah satu sifat Emil yang membuat orang lain tidak suka dengannya termasuk Lee dan kakaknya.Marina berusaha untuk memegang lengan kanan adiknya, mengusap dengan lembut agar amarahnya mereda karena sangat memalukan jika orang lain menilai CEO dari perusahaan SeaFood pemarah dan sangat arogan.Tidak lama kemudian Kevin datang dengan gagahnya berusaha untuk mengakui kesalahannya di depan sang CEO dan supervisiornya.“Kamu itu kerja yang benar! Pekerja
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more
Ruang VIP
Tangan kanan Emil yang besar masih menarik tangan Viona dengan keras, ia menuntunnya segera ke halte bus terdekat dengan langkah kaki yang cepat karena jika ada karyawannya yang melihat bosnya menaiki angkutan umum akan menjadi gosip yang tak berkesudahan.Viona dengan sepatu pantofelnya berjalan mengikuti langkah kaki laki-laki itu dengan terengah-engah, bagian belakang kakinya sudah lecet membuat dirinya kesakitan.“Sakit.” Viona akhirnya berbicara ketika genggaman CEO ini sudah terlalu keras dan lecet di kakinya semakin melebar.CEO itu menoleh melihat tatapan nanar yang terpancar dari mata hitam Viona, tangan kokoh itu langsung menghentikan tarikan dengan pelan.“Kamu perempuan yang menabrak saya di lobby ‘kan? Dan yang saat itu tengah malam menunggu bus di halte?”Viona bergeming tak kala CEO ini menyadari wajahnya serta pertemuannya beberapa kali dengan dirinya, ia langsung menyingkapi wajahnya dengan rambut seadanya. Sungguh ia kira laki-laki ini tidak akan ingat kejadian apapu
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status