Home / Rumah Tangga / CEO PENAKLUK CINTA / Kembali Ke Masa Lalu

Share

Kembali Ke Masa Lalu

Author: Hikma2011
last update Huling Na-update: 2022-06-24 13:13:10

Viona baru saja keluar dari restoran Nusantara tempat ia bekerja. Sesekali ia memutarkan lehernya karena sangat pegal memasak pesanan demi pesanan di restoran. Kartu cahsbeenya yang hilang juga menambah daftar kelelahannya hari ini karena ia harus membeli di pusat yang sangat jauh jaraknya.

Hari ini ia tidak pulang bersama dengan Kai karena sahabatnya sedang asyik melakukan kencan buta bersama pria yang ia temukan di aplikasi kencan.

Sesekali Viona merapihkan rambutnya yang terkena angin, malam ini angin sangat kencang hingga menusuk ke dalam tulangnya. Viona memutuskan untuk melipir ke mini market pinggir jalan untuk membeli kopi susu berharap bisa menghangatkan tubuhnya.

Saat menunggu barista meracik kopinya ia mendengar dari kejauhan ada suara orang yang sedang bertengkar.

“Dasar suami istri tidak tahu aturan, selalu bertengkar di depan toko kita,” gerutu kasir toko mini market dengan kesal karena sepertinya sepasang suami istri itu sering bertengkar di depan tokonya.

“Jadi berapa totalnya?” tanya Viona karena sudah hampir 1 menit dirinya berdiri tetapi tidak dilayani.

“Oh,,, eh maaf. Totalnya Rp35.000,” ucapnya dengan malu karena baru menyadari keberadaan Viona.

Saat hendak keluar dari mini market Viona melihat wujud dari sepasang suami istri yang sedang bertengkar, ia memperhatikan hingga tidak sadar ada anak kecil yang berdiri di sebelahnya lalu memegang ujung jari-jarinya.

Viona memasang wajah bingung karena kaget melihat anak kecil itu terlebih ia tidak mengenalnya sama sekali, anak perempuan kecil dengan rambut yang sedikit acak-acakan serta jaket yang sudah lusuh.

Ia menangis di sebelah Viona dengan air mata yang membanjiri pipinya hingga memerah, ia melihat ke arah kedua pasangan yang sedang bertengkar sepertinya anak perempuan ini adalah anak dari kedua pasangan itu.

“Ibu! Ayah!” seru anak perempuan itu seraya menunjuk kepada pasangan suami istri.

Seketika Viona teringat dirinya pernah merasakan hal yang sama persis seperti anak kecil yang berada di sebelahnya, untuk pertama kali Viona melihat kedua orang tuanya bertengkar. Kala itu ia belum mengerti alasan apa yang menjadikan kedua orang tuanya bertengkar ia hanya bisa terdiam dan menangis.

Ibu yang selalu lebih dominan memarahi ayah hingga mencaci makinya terkadang tidak mengenal tempat di rumah, di jalanan hingga di tempat ramai yang sudah pasti akan sangat membuat ayahnya malu.

Ia mengingat betul saat dirinya sudah beranjak remaja ada satu kalimat yang menjadi titik penting mengapa ayahnya selalu dimarahi oleh ibunya, kalimat itu sangat melekat diingatannya.

“Dasar kamu laki-laki miskin! Tidak bisa menafkahi saya dengan banyak, kamu itu hanya buruh pabrik! Menyesal saya pernah menikah dengan pria buruk seperti anda!”

Kemarahan demi kemarahan yang setiap hari Viona dengar menjadi trauma tersendiri baginya hingga umurnya yang sekarang, sesekali ia menetaskan air matanya karena sangat terbayang wajah ibunya yang sedang memaki ayahnya dengan kata-kata  kasar.

Salah satu kalimat ibunya kepada Viona yang ia ingat dan terputar di dalam otaknya adalah “tidak usah menikah jika hanya merepotkan diri sendiri atau kamu akan menanggung beban pernikahan yang berat,” ucap sang ibu sambil membawa koper seraya melangkahkan kakinya ke luar rumah.

Tidak terasa ternyata Viona juga ikut larut dalam tangisan anak kecil itu ia mengelap air matanya menggunakan kedua tangannya karena membayangkan perasaaan anak kecil yang berada di sampingnya.

Saat Viona berumur 14 tahun itu adalah puncak dari segala kemarahan kedua orang tuanya terutama ibunya, ia beberapa kali mendengar bahwa ibunya mengucapkan kata cerai dengan lantang dari dalam rumah.

Viona yang kala itu baru saja pulang sekolah sambil membawa es krim kesukaanya langsung mematung mengetahui ibunya melayangkan surat perceraian tepat di depan wajah ayahnya.

“Tapi apakah kamu tega meninggalkan Viona sendirian?” ucap ayah dengan suara yang memelas.

“Saya akan tinggalkan anak itu dengan kamu, karena saya harus fokus mencari uang agar dirinya tidak hidup miskin bersamamu!”

Air mata menetes bersama dengan tetesan es krim yang ada di tangannya, Viona langsung berlari ke arah rumah Kai untuk mendapat perlindungan dan setidaknya tempat untuk menangis.

* * *

Emil bersikeras untuk tidak ingin dijodohkan  alasan utama traumanya melihat sang kakak yang pernah gagal dalam pernikahan karena dijodohkan oleh kedua orang tuanya, kakanya  sudah menikah 2 kali dan pernikahannya yang pertama gagal karena perjodohan dan keduanya merasa terpaksa menjalankan pernikahan.

Kakaknya bercerai setelah menempuh pernikahan selama satu tahun yang hanya di isi dengan kemarahan dan ketidak cocokan pada banyak hal, pertengkaran itu Emil lihat sendiri karena pada saat itu ia masih tinggal bersama dengan keluarganya.

Sesekali ia memergoki kakak perempuannya sedang ditampar oleh suami pertamanya karena masalah yang seharusnya bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik, kakanya ditampar karena tidak membuatkan kopi yang seperti suaminya inginkan.

“Dasar kamu laki-laki gila! Ceraikan saya sekarang!”

“Kamu pikir saya menginginkan pernikahan ini? Tidak, ini semua hanya ulah kedua orang tua kita yang hanya mementingkan perusahaannya untuk di merge! Kekayaan menjadi taruhan untuk meraka dan inilah cara mereka bertaruh membiarkan anaknya tersiksa oleh perjodohan sialan ini!”

Marina hanya bisa menangis menyesali keputusannya yang mau dijodohkan oleh kedua orang tuanya meskipun di pernikahannya yang kedua ia lebih bahagia dan mempunyai anak yang lucu karena ia menemukan pasangan hidupnya sendiri. Namun, luka itu masih ada dan menjadi trauma untuknya.

“Apakah aku harus seperti kak Marina yang harus merasakan keterpaksaan dalam pernikahan akibat perjodohan sialan itu?”

“Aku harus mencari pujaan hatiku sendiri agar tidak menjadi korban ayah dan ibu!”

Begitulah pemikiran Emil sekarang setelah menanyakan pada diri sendiri perihal memilih pasangan hidup, meskipun ia tidak tahu hal apa yang harus ia lakukan untuk menemukan pujaan hatinya karena beberapa kali ia mencoba dengan caranya sendiri selalu gagal.

“Lee, apakah kamu mempunyai ide untuk saya mendapatkan pujaan hati?” tanya Emil kini semakin membuat suasana di dalam mobil menegang.

“Mungkin bapak bisa menambah relasi dengan petinggi perempuan di perusahaan lain,” saran Lee. Bukan hal yang sulit untuk Emil berkenalan dengan petinggi perempuan di perusahaan lain, wajahnya yang tampan, hidungnya yang mancung serta tubuhnya yang kekar membuat siapapun akan terpana jika melihatnya.

Namun, Emil ingin menikah dengan wanita sederhana. Ia ingin memiliki hidup yang santai dan tidak dikelilingi dengan kesibukan pekerjaan selama hidupnya.

“Saya pikirkan terlebih dahulu. Apakah kamu sudah mempunyai kekasih?” tanya Emil karena sudah lama Lee tidak bercerita tentang kehidupan pribadinya kepada dirinya.

Lee tersenyum karena sebenarnya ia juga sangat canggung jika mendekati perempuan.

“Belum,” jawab Lee.

“Ah. Sudah lama kita tidak minum, malam ini ayo menginap di apartement saya,” ajak Emil disertaii dengan gelak tawa.

Kaugnay na kabanata

  • CEO PENAKLUK CINTA   Halte Bus

    Viona baru saja keluar dari klub malam karena harus membawa Kai pulang ke apartemennya. Pekerjaannya yang banyak dan tenggang waktu yang sedikit adalah alasan utama Kai mabuk hingga tidak sadarkan diri.Dering telepon masuk ke dalam ponsel Viona, terlihat nama Kai pada layar kacanya.“Tolong jemput aku di klub--,” pinta Kai dengan suara yang tidak jelas dan berisik membuat Viona harus menaikan suaranya hingga 3 oktaf.Belum sempat Kai memberi informasi keberadaannya dimana, panggilan suara itu terputus membuat Viona semakin kebingungan.“Haduh, dasar orang dewasa merepotkan!” gerutu Viona karena kesal dengan Kai yang selalu mabuk hingga tidak sadarkan diri.“Ayah, saya keluar rumah dulu sebentar, harus menjemput Kai yang sedang mabuk berat di klub malam,” pamit Viona kepada sang ayah yang sedang menonton TV.Dengan pakaian seadanya Viona menaiki bus untuk mencapai klub malam, suara mobil yang menggerus jalan seolah menemani kekesalannya.Sesampainya di klub malam asap rokok dan bau a

    Huling Na-update : 2022-06-24
  • CEO PENAKLUK CINTA   Bayangan Menghantui

    Emil baru saja tiba di apartemennya pada pukul 3 pagi, Lee sebagai sekretarisnya tidak bisa tidur semalaman suntuk karena memikirkan bosnya yang baru pertama kali naik bus umum.“Selamat pagi, pak!” sapa Lee yang masih memakai piyama berwarna abu-abu dengan garis putih di lengannya.Lee memang terkadang tinggal di apartemen Emil, entah karena pekerjaan atau karena dirinya malas sendirian di apartemennya.“Haduh, berbicara biasa saja ini bukan kantor!” seru Emil sambil membuka sepatunya.Melihat wajah bosnya cerah dan bahagia membuat ke khawatiran Lee terhapus.“Apakah kamu merasa senang?”“Ya!”“Apa yang membuat dirimu senang dengan naik bus sendirian?” tanya Lee dengan penasaran.Emil yang saat langsung menuju ke dapur untuk membuat segelas teh hangat berusaha menjelaskan perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.“Ada hal baru yang saya temukan di sana! Saya minta atur jadwal setiap minggu untuk naik bus sendirian!” perintah Emil kini sudah duduk di sebelah Lee.Ia langsung m

    Huling Na-update : 2022-06-24
  • CEO PENAKLUK CINTA   Proyek Yang Tertunda

    “Pak, sore ini ada pertemuan dengan investor dari Jepang,” ucap Lee sambil menyodorkan tablet hitam yang berisi proyek kerja untuk dibicarakan nanti.Emil memang sedang menggaet investor asal Jepang dan mengharapankan kerja sama yang baik untuk memuluskan bisnisnya. Ada beberapa list proyek kerja salah satunya adalah Emil ingin membuat produk makanan cepat saji yang bertemakan makanan dari berbagai provinsi di Indonesia untuk diproduksi di Jepang.Mobil Mercedes S class hitam pekat sudah siap di lobby, Lee sengaja mempertemukan bosnya dan investor asal Jepang itu ke salah satu restoran makanan Indonesia di daerah Jakarta Selatan meskipun tidak mewah tetapi cita rasa yang ditawarkan dari restoran ini sangat kental akan cita rasa tradisionalnya.“Nice to meet you,” ucap Emil sambil menjabat tangankan tangan kanannya kepada investor tersebut.Senyum merekah sudah terlihat di antara ke duanya, Emil sambil berharap cemas akan keputusan akhir dari perbincangannya. Pintu restoran sudah dibu

    Huling Na-update : 2022-07-01
  • CEO PENAKLUK CINTA   Kemarahan

    Mobil Mercedes S class hitam sudah terparkir dengan rapih di parkiran VIP apartemen Pacific Place, terlihat dari kaca spion depan raut wajah Emil yang kesal karena perjanjian kontraknya dengan investor besar dari Jepang tertunda hanya karena masalah sepele.“Sial!”Lee menundukan kepalanya, pasrah. Jika Emil sudah marah tidak ada satupun yang berani untuk menjawab perkataannya sekalipun Lee orang paling dekat dengannya di kantor.“Chef sialan itu. Arrgghh,,,” ucapnya geram sambil mengepalkan tangannya erat-erat.Emil masih bergeming di posisinya, Lee langsung menekan lantai 27 untuk segera membawa bosnya ini ke dalam kamarnya. Otaknya berputar memikirkan cara untuk meredam amarah Emil, satu-satunya cara ampuh adalah membuatkan black coffe racikannya sendiri.Suara denting menandakan lift sudah sampai pada unit apartemen mewah Emil. Lee langsung segera menekan kode pada gagang pintu, mempercepat gerakan jarinya karena Emil semakin tidak bisa terkendali.“Saya mau besok sudah bertemu de

    Huling Na-update : 2022-07-01
  • CEO PENAKLUK CINTA   Kopi

    Marina mendorong pintu kaca ruangan Emil, kemudian masuk lalu menghempaskan tubuhnya dan belanjaan miliknya pada kursi coklat empuk yang ada di depan meja kerja adiknya.Hari ini Marina melipir sebentar ke kantor adiknya karena baru saja berbelanja menghamburkan uang suaminya, membeli sesuatu yang sebenarnya tidak benar-benar dibutuhkan.“Apa kabar kamu? Semenjak kejadian terakhir saat makan malam tidak ada kabar sama sekali.”Marina membuka obrolan basa-basi tanpa mengetahui sang adik sedang diselimuti oleh amarahnya sejak kemarin, sambil menyodorkan satu pack strawberry manis dan tentu saja mahal karena strawberry ini berasal dari Korea.“Kabar baik. Hanya sedikit pusing.”“Mengapa?”“Proyek kerja tertunda dengan investor Jepang. Gossip tentang proyek baru yang gagal sudah menjalar ke telinga para investor membuat mereka menarik sahamnya dari perusahaan,” jelas Emil sambil mengunyah strawberry.“Kau tau karena apa?”Marina menatap mata Emil dengan penuh rasa penasaran.“Tanda tangan

    Huling Na-update : 2022-07-04
  • CEO PENAKLUK CINTA   Pertemuan Kesekian

    “Saya mau tanya di mana supervisior anda?” ucap Emil dengan tegas kepada kasir di kedai coffe Bene.Kasir yang berjaga saat itu langsung gemetar terlebih saat pelanggannya menunjukan kartu nama yang merupakan CEO dari perusahaan cepat saji yang berada di seberang kedai.Tak sampai dua menit supervisior sudah berdiri di antara Emil dan Marina serta beberapa ajudan yang ia bawa ke kedai tersebut.“Di mana baristanya?”Ini memang masalah kecil tetapi untuk Emil yang sejak kemarin sedang diselimuti oleh amarahnya membuat emosinya mudah naik. Salah satu sifat Emil yang membuat orang lain tidak suka dengannya termasuk Lee dan kakaknya.Marina berusaha untuk memegang lengan kanan adiknya, mengusap dengan lembut agar amarahnya mereda karena sangat memalukan jika orang lain menilai CEO dari perusahaan SeaFood pemarah dan sangat arogan.Tidak lama kemudian Kevin datang dengan gagahnya berusaha untuk mengakui kesalahannya di depan sang CEO dan supervisiornya.“Kamu itu kerja yang benar! Pekerja

    Huling Na-update : 2022-07-14
  • CEO PENAKLUK CINTA   Ruang VIP

    Tangan kanan Emil yang besar masih menarik tangan Viona dengan keras, ia menuntunnya segera ke halte bus terdekat dengan langkah kaki yang cepat karena jika ada karyawannya yang melihat bosnya menaiki angkutan umum akan menjadi gosip yang tak berkesudahan.Viona dengan sepatu pantofelnya berjalan mengikuti langkah kaki laki-laki itu dengan terengah-engah, bagian belakang kakinya sudah lecet membuat dirinya kesakitan.“Sakit.” Viona akhirnya berbicara ketika genggaman CEO ini sudah terlalu keras dan lecet di kakinya semakin melebar.CEO itu menoleh melihat tatapan nanar yang terpancar dari mata hitam Viona, tangan kokoh itu langsung menghentikan tarikan dengan pelan.“Kamu perempuan yang menabrak saya di lobby ‘kan? Dan yang saat itu tengah malam menunggu bus di halte?”Viona bergeming tak kala CEO ini menyadari wajahnya serta pertemuannya beberapa kali dengan dirinya, ia langsung menyingkapi wajahnya dengan rambut seadanya. Sungguh ia kira laki-laki ini tidak akan ingat kejadian apapu

    Huling Na-update : 2022-07-15
  • CEO PENAKLUK CINTA   Gagal

    “Ini,” ucap Lee sambil menyodorkan segelas hot espresso yang baru ia pesan melalui aplikasi online. Aroma kopi yang menguar membuat sedikit otak mereka rileks karena sejak siang tadi mereka masih berkutik dengan laptop dan tumpukan kertas, membicarakan solusi mengenai keuangan yang berantakan.Semua staff keuangan sudah pulang hanya tinggal mereka berdua yang masih berkutik karena Emil meminta laporan hasil rapat besok pagi. “Haduh,,, hari ini lembur lagi.” Kai menarik nafas panjang karena dari lubuk hatinya yang paling dalam ia sangat malas sekali lembur.Lee mereganggkan badan dan melirik jam tangan berwarna silver beberapa kali, saat badannya ia renggangkan terlihat otot dadanya yang begitu gagah membuat kemeja putihnya sesak. Mata Kai langsung segar ketika melihat otot yang berada di sekretaris itu.“Sial! Kalau seperti ini aku akan ingin lembur terus!” Kai menggelengkan kepalanya, mengusir bayangan tentang bagaimana jika laki-laki di depannya ini sedang tidak memakai pakaian s

    Huling Na-update : 2022-07-16

Pinakabagong kabanata

  • CEO PENAKLUK CINTA   Pernikahan Minggu Depan

    Viona baru saja tiba di studio masak yang di sewa oleh perusahaan milik Emil. Terlihat dari kejauhan kitchen set dengan gaya minimalis yang didominasi dengan sentuhan warna hitam dan putih, alat dapur yang mahal membuat hati Viona bergetar.“Astaga. Aku harus sesempurna mungkin untuk tampil hari ini,” gumam Viona.Kakinya melangkah lebih dalam lagi untuk melihat situasi yang ada di sana, terlihat belum begitu banyak orang yang akan menontonya hari ini.“Dengan chef Viona?”Viona menganggukan kepalanya pelan dengan penuh kebingungan.“Mari ikut saya, sebelum tampil chef di minta untuk memakai make-up terlebih dahulu.”Seorang make-up artis sudah memoleskan foundation ke wajah mungil milik Viona, dilanjutkan dengan alis serta lipstik yang sedikit mencolok tidak lupa di belakangnya ada hairstylist yang juga merapihkan rambutnya.Hampir satu jam Viona di dalam ruangan make-up membuat dirinya sudah kelelahan, beberapa kali ia menghembuskan nafasnya karena belum memasak tetapi energinya sud

  • CEO PENAKLUK CINTA   Pernikahan

    Semua mata tertuju pada sosok perempuan yang berada di sisi kanan Emil, dress berwarna putih tulang melekat dengan cantik di tubuh Viona. Telinganya dihiasi dengan anting dan jari mungilnya juga dihiasi dengan cincin berwarna perak.“Selamat malam,” sapa Emil kepada seluruh anggota keluarganya dengan menggenggam erat tangan kiri Viona.Meja makan dengan material berlapis emas dipadu padankan dengan warna burgundy membuat nuansa glamor di rumah ini semakin terasa, lampu kristal yang menjuntai tepat di tengah-tengah meja semakin mempercantik ruangan.“Mari duduk, honey,” ucap Emil, tangannya sibuk menarik bangku untuk mempersilahkan Viona duduk.Mata Viona melirik ke arah laki-laki tua yang berada di ujung meja makan, kerutan di wajahnya menandakan bahwa sedikit ada kekecewaan. Mungkin kesal karena rencana perjodohannya gagal lagi?“Perkenalkan ini Viona,” ucap Emil dengan senyuman yang lebar tanpa ada rasa canggung.Di sisi lain, ada Viona yang masih kebingungan harus bersikap seperti

  • CEO PENAKLUK CINTA   Kekasih Dadakan

    Setelah kecanggungan terjadi di dalam ruang kerjanya, Emil berusaha untuk mengembalikan suasana cair dengan membicarakan kontrak kerja karena mengingat tinggal satu hari lagi sang investor Jepang akan terbang kembali ke Jakarta untuk menemui Viona.Viona dengan gugup dan hati yang masih berdebar tidak karuan berusaha menjawab semua pertanyaan Emil dengan lantang.“Jadi apa yang akan kamu persiapkan untuk presentasi masak besok?”“Sudah siap semua, sesuai dengan arahan Bapak dan akan saya tambahkan beberapa menu untuk di presentasikan karena mengingat yang datang adalah tamu dari Jepang saya ingin memperkenalkan makanan Indonesia sebanyak mungkin,” jawab Viona padahal sebenarnya ia sama sekali belum mempersiapkan apapun termasuk makanan tambahan yang ia sebutkan tadi.Emil tersenyum bangga kepada chef sekaligus perempuan yang ia kagumi, untuk pertama kalinya ia tidak hanya sekadar senang karena proyek kerjanya lancar melainkan ada sosok lain yang membuat dirinya semakin semangat mendap

  • CEO PENAKLUK CINTA   Dua Tubuh Saling Berpelukan

    Viona sudah berada di dalam gedung megah di perusahaan SeaFood, setelah semalaman suntuk menanyakan pendapat Kai mengenai ponsel bosnya yang tertinggal di rumahnya hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengembalikan ponsel tersebut ke kantornya. Semalam, setelah Emil pergi dari rumahnya ia tidak bisa tidur dan langsung menelpon Kai menceritakan kegilaan bosnya terhadap dirinya hingga akhirnya terucap satu kata dari bibir Kai.“Mungkin ia menyukaimu?”Sepatu kanvas berwarna hijau yang sudah lusuh menginjak lantai yang terbuat dari marmer mahal dan coraknya yang indah. Mata Viona berusaha mencari di mana laki-laki yang mempunyai ponsel ini, beberapa kali dirinya di cegat oleh satpam karena melihat pakaiannya yang tidak mencerminkan bahwa ia adalah salah satu karyawan dari perusahaan ini.“Eh, apakah kamu chef yang di restoran itu?”Viona menoleh dengan cepat ketika mendengar suara laki-laki yang mengenalinya. Lee yang kala itu baru saja pulang dari rapat di luar bersama dengan client meny

  • CEO PENAKLUK CINTA   Menyusuri Malam

    Viona mengekor Emil dari belakang menuju lift meskipun hatinya tidak ingin pulang bersama dengan laki-laki ini, ia berusaha untuk menghargai tawarannya.Di dalam lift Viona berusaha untuk menjaga jarak dengan Emil ia benar-benar tidak ingin mempermalukan laki-laki ini jika mungkin saja bertemu dengan rekan kerjanya. Viona memilih berdiri di sudut lift dengan wajah yang ia tundukan, tiba-tiba saja pintu lift terbuka dan hampir 6 orang masuk secara bersamaan membuat tubuh Viona dan Emil berdekatan.Deg!Emil secara tidak sengaja memegang tangan Viona erat karena dorongan dari orang lain, lift hampir penuh dengan keringat yang semakin memunculkan buliran yang banyak Viona diam berusaha untuk tidak melakukan hal bodoh.Setelah lift berdenting mereka berdua keluar menuju lobby untuk meminta vallet membawakan mobil milik Emil. Setelah Emil menyebutkan nama, beberapa menit kemudian vallet langsung membawakan mobil milik Emil.Sebuah mobil sport berwarna hitam yang ramping dari luar saja suda

  • CEO PENAKLUK CINTA   Makan Malam Yang Indah

    Lampu kristal yang menjutai sesekali bergerak dengan pelan ketika pendingin ruangan berputar mengenai sisinya, aroma ruangan yang harum menyegarkan membuat Viona semakin merasa tidak layak berada di sini. Sesekali ia mengendus ketiaknya untuk memastikan parfum yang ia pakai masih tercium dengan segar.Matanya mencoba untuk mencari laki-laki yang mengundangnya ke sini, seorang pelayan menghampiri dirinya dengan ramah.“Selamat malam, ada yang bisa dibantu, Nona?”Seumur hidup Viona tidak pernah di perlakukan sebaik ini oleh pelayan, ia bergumam di dalah hatinya menjadi orang kaya memang selalu di pandang dan di hargai!“Table nomer 8?”Seorang pelayan laki-laki membantunya untuk mencari meja nomer 8, di tengah langkah kakinya jantungnya berdebar melihat arsitektur yang mahal dan juga tanda tangan kontrak yang akan ia lakukan malam ini.

  • CEO PENAKLUK CINTA   Kesepakatan

    Viona langsung mengangguk dengan cepat membuat bibir Emil tersenyum lebar, dipikirannya adalah ini kesempatan untuk dirinya bisa mengumpulkan uang lebih banyak lagi.Kedua tangan mereka sudah berjabat memikirkan keuntungan yang akan mereka dapatkan setelah perjanjian kerja ini. Emil menatap mata Viona dengan penuh harapan, tidak hanya soal pekerjaan tetapi harapan untuk bisa mengenalnya lebih dalam lagi.Hampir 15 menit mereka berbicara di depan restoran membuat Lee yang penasaran langsung menghampiri mereka.“Pak, apakah semua baik-baik saja?”Emil menganggukan kepalanya langsung memberikan kode untuk segera pergi dari restoran ini dan Viona masuk ke dalam restoran untuk melanjutkan pekerjaannya. Sungguh sebuah hari yang tidak pernah Viona bayangkan.“Jadi bagaimana, Pak?”Emil menjelaskan semuanya dengan tenang dan nada yang rendah serta senyum yang tidak hilang dari bibirnya membuat Lee mengerutkan dahinya mempertanyakan apa yang bisa membuat bosnya seperti ini.“Ada apa dengan mu?

  • CEO PENAKLUK CINTA   Permohonan

    Jika pertemuan dengan seseorang adalah campur tangan Tuhan, apakah perasaan yang muncul begitu saja adalah salah satu rencananya juga?Emil baru saja turun dari mobilnya tangan kanannya memperbaiki posisi dasinya dan jas yang sedikit kusut karena pergerakan tubuhnya yang sejak pagi sangat cepat. Laki-laki ini sudah berada di depan restoran Nusantara yang beberapa hari lalu ia datangi bersama dengan investor.Matanya sinis menatap restoran ini penuh dengan kemarahan, sesekali ia bergumam di dalam hatinya dengan penyesalan. Kakinya yang jenjang melangkah masuk ke dalam restoran, dua orang karyawan sudah siap membukakan pintu untuknya.“Selamat siang, Pak. Sudah reservasi atau belum?”Ucapan karyawan hanya di acuhkan oleh Emil ia langsung bergegas berjalan masuk ke dalam kasir untuk menanyakan sendiri ke beradaan chef yang sudah beberapa hari ia cari.“Saya ingin bertemu dengan semua chef yang ada di sini.”Mata sang kasir pun terbelalak, tidak menyangka dengan ucapan tersebut.Setelah s

  • CEO PENAKLUK CINTA   Ucapan Terima Kasih

    Kevin baru saja tiba di depan rumah Viona, ternyata setelah tutup kedai ia menanyakan kepada supervisiornya mengenai alamat rumah Viona karena ingin mengucapkan terima kasih telah membelanya di depan CEO yang sudah memarahinya.Dua buah wadah rotan yang berisi dimsum panas sudah berada di tangan Kevin. Setelah memarkirkan motor sportnya di depan halaman rumah Viona ia langsung mengetuk pintunya dengan pelan.“Malam. Ada yang bisa dibantu?”“Saya teman kerjanya Viona, Pak. Apakah Vionanya ada?”Laki-laki tua itu langsung memanggil nama anaknya dengan teriakan yang lumayan kencang karena sedari tadi Viona tidak keluar dari kamarnya.Setelah menunggu beberapa menit akhirnya ia melihat sosok perempuan yang ingin ia temui dengan baju piyama gambar Doraemon Viona menyapa Kevin dengan ramah, hampir saja pipinya memerah merona.“Masuk.” perintah Viona.“Tidak usah. Aku hanya ingin memberikan ini kepadamu, ucapan terima kasih karena sudah membela saya di depan customer tadi.”Mata hitam pekat

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status