Home / Rumah Tangga / CEO PENAKLUK CINTA / Pertemuan Tidak Sengaja

Share

CEO PENAKLUK CINTA
CEO PENAKLUK CINTA
Author: Hikma2011

Pertemuan Tidak Sengaja

Author: Hikma2011
last update Last Updated: 2022-06-24 13:11:23

Terdengar suara tubuh saling bertabrakan di lobby perusahaan makanan cepat saji, memecah konsentrasi resepsionis yang sedang menerima panggilan masuk. Terlihat sosok perempuan dengan hoodie coklat serta celana jeans lusuh dan sepatu slip on putih yang sudah bolong serta tangannya yang sibuk memeluk erat tumpukan kertas.

Viona yang kala itu tidak mengetahui bahwa dirinya ditabrak oleh seorang CEO dari perusahaan tersebut langsung memakinya dengan kasar karena telah menabrak dirinya.

“Dasar laki-laki menyebalkan! Apakah matamu buta?” teriak Viona saat sang CEO berjalan begitu saja meninggalkan dirinya dan kertas yang berserakan.

Mendengar teriakan itu Emillio atau yang sering dipanggil Emil langsung membalikan badannya yang gagah, menghampiri Viona yang sedang sibuk merapihkan kertas yang terjatuh.

Sepatu pantofel berwarna hitam mengkilat dengan sengaja menginjak kertas yang ada di lantai membuat Viona menghentikan gerakan tangannya.

“Apa yang kamu bilang? Coba ulangi sekali lagi?” ujar Emil seraya membungkukan badannya agar ucapannya terdengar oleh perempuan yang baru saja memaki dirinya.

Viona yang kesal langsung berdiri mencondongkan tubuhnya ke arah laki-laki yang sudah menabraknya dan menatap lawan bicaranya lekat-lekat.

“Mata kakimu buta? Apakah pelafalan saya kurang jelas? Atau suara saya yang kurang kencang?” kini Viona semakin menaikan suaranya.

Suara getaran telepon yang berasal dari saku kanan Emil memecah konsentrasinya untuk memaki balik perempuan ini dan menjadi akhir dari perdebatan mereka. Terlihat nama Lee di layar ponselnya yang merupakan sekretarisnya tengah menelponnya.

“Hallo, pak Emil rapat akan segera dimulai. Semua pegawai dari divisi penelitian 1 sudah siap, hanya menunggu bapak,” ujar Lee melalui panggilan telepon.

Emil langsung meninggalkan perempuan yang baru saja bertabrakan dengan dirinya, tanpa ada permintaan mohon maaf ataupun ucapan perpisahan.

* * *

“Dasar laki-laki aneh. Haduh, mengapa tumpukan kertas ini sangat berat sekali!” gerutu Viona di depan lift untuk segera ke ruangan Kai sahabatnya yang bekerja di perusahaan tersebut.

Suara denting menandakan pintu lift akan terbuka lebar, tidak lama kemudian terlihat perempuan dengan blezer hitam serta kemeja pink di dalamnya dan heels 5 cm langsung keluar dari lift dan menyapa Viona dengan penuh gembira.

“Terima kasih! Terima kasih!”

“Wajahmu terlihat cantik sekali hari ini. Apakah kamu ingin aku traktir makan?” ucap Kai memuji sahabatnya dengan berlebihan.

“Aku sudah kenyang pagi ini…,” Viona memegang perutnya “traktir nanti saat makan malam saja,” pinta Viona karena sebelum mengantarkan berkas dirinya sudah makan terlebih dahulu.

Kai langsung menganggukan kepalanya setuju dengan permintaan Viona karena hari ini ia rencana akan pulang cepat.

Setelah selesai bertemu dengan Kai dan memberikan berkas yang tertinggal Viona langsung memutuskan untuk pulang tetapi saat ia hendak menaiki bus dan merogoh koceknya tidak mendapatkan kartu cashbee yang merupakan alat pembayaran di bus, beberapa kali ia memeriksa tas dan kantong lainnya tetapi tidak ditemukan juga. Akhirnya dengan terpaksa Viona harus pulang dengan berjalan kaki.

* * *

Emil baru saja selesai rapat siang ini terlihat di dalam ruangannya sudah ada laki-laki tua yang duduk di sofa kulit berwarna coklat muda. Tarikan nafas panjang yang berasal dari sela-sela hidung mancung Emil terdengar diiringi dengan dengusan kekesalan.

“Ada apa ayah harus ke kantor di siang terik seperti ini?”

“Ayah hanya ingin mengecek perkembangan produk baru yang masuk dalam tahap penelitian dan ingin menanyakan kabar anak ayah tercinta,” jawab pak Kim santai.

“Baik, yah.”

“Omong-omong apakah kamu sudah mempunyai pacar?”

Pak Kim langsung menjurus pada pertanyaan yang sudah lebih dahulu diterka oleh anaknya, dirinya dan istrinya memang sudah lama mendambakan menantu dan tentu saja cucu yang menggemaskan dari anak laki satu-satunya.

Mendengar pertanyaan itu Emil tidak menjawab apapun karena itu adalah pertanyaan wajib kedua orang tuanya jika bertemu dengan dirinya. Melihat anaknya tidak menjawab pertanyaannya pak Kim langsung dengan cepat menyodorkan beberapa foto wanita muda yang memang sudah ia siapkan untuk anaknya.

“Coba lihat perempuan ini, apakah ada yang menarik pandanganmu? Jika iya, kabarkan ayah agar disiapkan kencan buta pada akhir pekan ini,” ucap pak Kim lagi dengan sangat percaya diri bahwa anaknya akan menyetujui ucapannya.

Emil langsung berdiri dengan tegak tepat di depan sang ayah dengan pandangannya yang sangat seram karena ia sudah kehabisan kata untuk menolak tawaran ayahnya tentang kencan buta.

“Apakah ada rapat lagi setelah ini?” tanya Emil kepada sekretarisnya.

“Ada pak, sekitar jam 1 siang di hotel The Westin Josun,” jelas pak Lee yang sedang bermain mata dengan Emil karena mengetahui bahwa atasannya itu sedang berada di suasana yang sangat menyeramkan.

“Oke baik! Saya mungkin mengganggu jadwal anak saya hari ini, besok atau lusa saya akan kembali lagi dengan penawaran yang lebih baik!” ucap pak Kim yang langsung memperbaiki posisi dasinya serta jas hitamnya.

Emil dan Lee langsung membungkukan badannya untuk menghormati pak Kim, meskipun mengetahui bahwa hati ayahnya kecewa tetapi Emil mempunyai pendiriannya untuk tidak dicarikan pasangan hidup karena merasa bisa mencari sendiri.

Lee tiba-tiba saja mendekatkan badannya ke arah atasannya itu dan langsung menatap matanya dengan heran.

“Pak Emil apakah kamu mempunyai cashbee?” tanya Lee yang melihat ada sebuah kartu yang jatuh dari jas atasannya.

Emil yang bingung dengan pertanyaan sekretarisnya langsung menyeringitkan dahinya menandakan bahwa dirinya tidak mengerti dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh sekretarisnya.

“Maksudmu?”

“Ini pak, kartu bus ini jatuh dari jasmu,” jelas Lee seraya mengambil kartu yang masih berada di lantai lalu menunjukan kepada Emil.

Kartu itu dipegang oleh tangan kokoh Emil ia berpikir keras mengapa ada kartu pembayaran bus di dalam jasnya, karena sejak dirinya kecil ia tidak pernah menaiki transportasi umum.

Lee juga sedikit berpikir mengapa ada kartu bus di dalam jas atasannya ini, sesekali mereka berdua berpandangan mata untuk mencari jawaban dengan kebingungan.

Seketika Emil memegang kepalanya mengingat kejadian yang menimpanya tadi pagi, menabrak perempuan yang sedang membawa setumpuk berkas dan berucap tidak sopan kepadanya.

“Apakah kartu ini milik perempuan itu?” gumam Emil sedikit kencang hingga membuat  Lee menanyakan apa yang sedang ia katakan.

“Ada apa pak?”

“Oh,,, tidak saya hanya sedikit haus dan ingin minum black coffe,” ucapnya mengalihkan pembicaraan.

Pada malam harinya Emil memikirkan kartu bus yang berada di jasnya tetapi perasaanya selalu mengarah kepada wanita yang ia tabrak tadi pagi. Meskipun bayangan wajahnya tidak terlalu jelas tetapi ia sangat mengingat wangi manis segar yang berasal dari tubuh wanita itu dan tentu saja wajahnya yang seram.

Seketika ia mengingat sebelum dirinya bertabrakan dengan wanita itu ia sempat memasukan kartu namanya ke dalam jas yang ia kenakan karena akan bertemu dengan client selanjutnya.

“Apakah kartu namaku terbawa oleh wanita itu?” pikir Emil.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Gadilamba Kramatjati
Haduhhhhhh tabrakan membawa pelatakaa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • CEO PENAKLUK CINTA   Pernikahan

    “Selamat atas pernikahannya!” ucap Viona sambil berjabat tangan kepada teman kuliahnya yang hari ini menggelar acara pernikahan dengan sangat meriah dan mewah di gedung yang mahal.Dress hitam polos melekat pada tubuh Viona, tas kecil yang ia selempangkan pada pundaknya serta sepatu penny loafers berwarna hitam semakin mempermanis penampilannya. Rambutnya yang sengaja ia ikat setengah juga semakin mempercantik dirinya.Saat itu Viona hanya datang sendirian karena sahabatnya Kai ada rapat mendadak.Suara kerucukan perut terdengar menandakan dirinya kelaparan karena sejak pulang kerja ia belum mengunyah makanan sedikitpun, saat ia hendak mengambil makanan pundaknya terasa ditepuk dari belakang.“Oooh,,, Yuri?!” sapa Viona karena mendapati Yuri dengan suami dan anaknya yang berada di stroller berwarna biru tua.Viona sebenarnya malas bertemu dengan Yuri karena beberapa kali dirinya bertemu pertanyaannya tidak jauh dari soal pernikahan.Umur Viona sekarang memang sudah menginjak 30 tahun

    Last Updated : 2022-06-24
  • CEO PENAKLUK CINTA   Kembali Ke Masa Lalu

    Viona baru saja keluar dari restoran Nusantara tempat ia bekerja. Sesekali ia memutarkan lehernya karena sangat pegal memasak pesanan demi pesanan di restoran. Kartu cahsbeenya yang hilang juga menambah daftar kelelahannya hari ini karena ia harus membeli di pusat yang sangat jauh jaraknya.Hari ini ia tidak pulang bersama dengan Kai karena sahabatnya sedang asyik melakukan kencan buta bersama pria yang ia temukan di aplikasi kencan.Sesekali Viona merapihkan rambutnya yang terkena angin, malam ini angin sangat kencang hingga menusuk ke dalam tulangnya. Viona memutuskan untuk melipir ke mini market pinggir jalan untuk membeli kopi susu berharap bisa menghangatkan tubuhnya.Saat menunggu barista meracik kopinya ia mendengar dari kejauhan ada suara orang yang sedang bertengkar.“Dasar suami istri tidak tahu aturan, selalu bertengkar di depan toko kita,” gerutu kasir toko mini market dengan kesal karena sepertinya sepasang suami istri itu sering bertengkar di depan tokonya.“Jadi berapa

    Last Updated : 2022-06-24
  • CEO PENAKLUK CINTA   Halte Bus

    Viona baru saja keluar dari klub malam karena harus membawa Kai pulang ke apartemennya. Pekerjaannya yang banyak dan tenggang waktu yang sedikit adalah alasan utama Kai mabuk hingga tidak sadarkan diri.Dering telepon masuk ke dalam ponsel Viona, terlihat nama Kai pada layar kacanya.“Tolong jemput aku di klub--,” pinta Kai dengan suara yang tidak jelas dan berisik membuat Viona harus menaikan suaranya hingga 3 oktaf.Belum sempat Kai memberi informasi keberadaannya dimana, panggilan suara itu terputus membuat Viona semakin kebingungan.“Haduh, dasar orang dewasa merepotkan!” gerutu Viona karena kesal dengan Kai yang selalu mabuk hingga tidak sadarkan diri.“Ayah, saya keluar rumah dulu sebentar, harus menjemput Kai yang sedang mabuk berat di klub malam,” pamit Viona kepada sang ayah yang sedang menonton TV.Dengan pakaian seadanya Viona menaiki bus untuk mencapai klub malam, suara mobil yang menggerus jalan seolah menemani kekesalannya.Sesampainya di klub malam asap rokok dan bau a

    Last Updated : 2022-06-24
  • CEO PENAKLUK CINTA   Bayangan Menghantui

    Emil baru saja tiba di apartemennya pada pukul 3 pagi, Lee sebagai sekretarisnya tidak bisa tidur semalaman suntuk karena memikirkan bosnya yang baru pertama kali naik bus umum.“Selamat pagi, pak!” sapa Lee yang masih memakai piyama berwarna abu-abu dengan garis putih di lengannya.Lee memang terkadang tinggal di apartemen Emil, entah karena pekerjaan atau karena dirinya malas sendirian di apartemennya.“Haduh, berbicara biasa saja ini bukan kantor!” seru Emil sambil membuka sepatunya.Melihat wajah bosnya cerah dan bahagia membuat ke khawatiran Lee terhapus.“Apakah kamu merasa senang?”“Ya!”“Apa yang membuat dirimu senang dengan naik bus sendirian?” tanya Lee dengan penasaran.Emil yang saat langsung menuju ke dapur untuk membuat segelas teh hangat berusaha menjelaskan perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.“Ada hal baru yang saya temukan di sana! Saya minta atur jadwal setiap minggu untuk naik bus sendirian!” perintah Emil kini sudah duduk di sebelah Lee.Ia langsung m

    Last Updated : 2022-06-24
  • CEO PENAKLUK CINTA   Proyek Yang Tertunda

    “Pak, sore ini ada pertemuan dengan investor dari Jepang,” ucap Lee sambil menyodorkan tablet hitam yang berisi proyek kerja untuk dibicarakan nanti.Emil memang sedang menggaet investor asal Jepang dan mengharapankan kerja sama yang baik untuk memuluskan bisnisnya. Ada beberapa list proyek kerja salah satunya adalah Emil ingin membuat produk makanan cepat saji yang bertemakan makanan dari berbagai provinsi di Indonesia untuk diproduksi di Jepang.Mobil Mercedes S class hitam pekat sudah siap di lobby, Lee sengaja mempertemukan bosnya dan investor asal Jepang itu ke salah satu restoran makanan Indonesia di daerah Jakarta Selatan meskipun tidak mewah tetapi cita rasa yang ditawarkan dari restoran ini sangat kental akan cita rasa tradisionalnya.“Nice to meet you,” ucap Emil sambil menjabat tangankan tangan kanannya kepada investor tersebut.Senyum merekah sudah terlihat di antara ke duanya, Emil sambil berharap cemas akan keputusan akhir dari perbincangannya. Pintu restoran sudah dibu

    Last Updated : 2022-07-01
  • CEO PENAKLUK CINTA   Kemarahan

    Mobil Mercedes S class hitam sudah terparkir dengan rapih di parkiran VIP apartemen Pacific Place, terlihat dari kaca spion depan raut wajah Emil yang kesal karena perjanjian kontraknya dengan investor besar dari Jepang tertunda hanya karena masalah sepele.“Sial!”Lee menundukan kepalanya, pasrah. Jika Emil sudah marah tidak ada satupun yang berani untuk menjawab perkataannya sekalipun Lee orang paling dekat dengannya di kantor.“Chef sialan itu. Arrgghh,,,” ucapnya geram sambil mengepalkan tangannya erat-erat.Emil masih bergeming di posisinya, Lee langsung menekan lantai 27 untuk segera membawa bosnya ini ke dalam kamarnya. Otaknya berputar memikirkan cara untuk meredam amarah Emil, satu-satunya cara ampuh adalah membuatkan black coffe racikannya sendiri.Suara denting menandakan lift sudah sampai pada unit apartemen mewah Emil. Lee langsung segera menekan kode pada gagang pintu, mempercepat gerakan jarinya karena Emil semakin tidak bisa terkendali.“Saya mau besok sudah bertemu de

    Last Updated : 2022-07-01
  • CEO PENAKLUK CINTA   Kopi

    Marina mendorong pintu kaca ruangan Emil, kemudian masuk lalu menghempaskan tubuhnya dan belanjaan miliknya pada kursi coklat empuk yang ada di depan meja kerja adiknya.Hari ini Marina melipir sebentar ke kantor adiknya karena baru saja berbelanja menghamburkan uang suaminya, membeli sesuatu yang sebenarnya tidak benar-benar dibutuhkan.“Apa kabar kamu? Semenjak kejadian terakhir saat makan malam tidak ada kabar sama sekali.”Marina membuka obrolan basa-basi tanpa mengetahui sang adik sedang diselimuti oleh amarahnya sejak kemarin, sambil menyodorkan satu pack strawberry manis dan tentu saja mahal karena strawberry ini berasal dari Korea.“Kabar baik. Hanya sedikit pusing.”“Mengapa?”“Proyek kerja tertunda dengan investor Jepang. Gossip tentang proyek baru yang gagal sudah menjalar ke telinga para investor membuat mereka menarik sahamnya dari perusahaan,” jelas Emil sambil mengunyah strawberry.“Kau tau karena apa?”Marina menatap mata Emil dengan penuh rasa penasaran.“Tanda tangan

    Last Updated : 2022-07-04
  • CEO PENAKLUK CINTA   Pertemuan Kesekian

    “Saya mau tanya di mana supervisior anda?” ucap Emil dengan tegas kepada kasir di kedai coffe Bene.Kasir yang berjaga saat itu langsung gemetar terlebih saat pelanggannya menunjukan kartu nama yang merupakan CEO dari perusahaan cepat saji yang berada di seberang kedai.Tak sampai dua menit supervisior sudah berdiri di antara Emil dan Marina serta beberapa ajudan yang ia bawa ke kedai tersebut.“Di mana baristanya?”Ini memang masalah kecil tetapi untuk Emil yang sejak kemarin sedang diselimuti oleh amarahnya membuat emosinya mudah naik. Salah satu sifat Emil yang membuat orang lain tidak suka dengannya termasuk Lee dan kakaknya.Marina berusaha untuk memegang lengan kanan adiknya, mengusap dengan lembut agar amarahnya mereda karena sangat memalukan jika orang lain menilai CEO dari perusahaan SeaFood pemarah dan sangat arogan.Tidak lama kemudian Kevin datang dengan gagahnya berusaha untuk mengakui kesalahannya di depan sang CEO dan supervisiornya.“Kamu itu kerja yang benar! Pekerja

    Last Updated : 2022-07-14

Latest chapter

  • CEO PENAKLUK CINTA   Pernikahan Minggu Depan

    Viona baru saja tiba di studio masak yang di sewa oleh perusahaan milik Emil. Terlihat dari kejauhan kitchen set dengan gaya minimalis yang didominasi dengan sentuhan warna hitam dan putih, alat dapur yang mahal membuat hati Viona bergetar.“Astaga. Aku harus sesempurna mungkin untuk tampil hari ini,” gumam Viona.Kakinya melangkah lebih dalam lagi untuk melihat situasi yang ada di sana, terlihat belum begitu banyak orang yang akan menontonya hari ini.“Dengan chef Viona?”Viona menganggukan kepalanya pelan dengan penuh kebingungan.“Mari ikut saya, sebelum tampil chef di minta untuk memakai make-up terlebih dahulu.”Seorang make-up artis sudah memoleskan foundation ke wajah mungil milik Viona, dilanjutkan dengan alis serta lipstik yang sedikit mencolok tidak lupa di belakangnya ada hairstylist yang juga merapihkan rambutnya.Hampir satu jam Viona di dalam ruangan make-up membuat dirinya sudah kelelahan, beberapa kali ia menghembuskan nafasnya karena belum memasak tetapi energinya sud

  • CEO PENAKLUK CINTA   Pernikahan

    Semua mata tertuju pada sosok perempuan yang berada di sisi kanan Emil, dress berwarna putih tulang melekat dengan cantik di tubuh Viona. Telinganya dihiasi dengan anting dan jari mungilnya juga dihiasi dengan cincin berwarna perak.“Selamat malam,” sapa Emil kepada seluruh anggota keluarganya dengan menggenggam erat tangan kiri Viona.Meja makan dengan material berlapis emas dipadu padankan dengan warna burgundy membuat nuansa glamor di rumah ini semakin terasa, lampu kristal yang menjuntai tepat di tengah-tengah meja semakin mempercantik ruangan.“Mari duduk, honey,” ucap Emil, tangannya sibuk menarik bangku untuk mempersilahkan Viona duduk.Mata Viona melirik ke arah laki-laki tua yang berada di ujung meja makan, kerutan di wajahnya menandakan bahwa sedikit ada kekecewaan. Mungkin kesal karena rencana perjodohannya gagal lagi?“Perkenalkan ini Viona,” ucap Emil dengan senyuman yang lebar tanpa ada rasa canggung.Di sisi lain, ada Viona yang masih kebingungan harus bersikap seperti

  • CEO PENAKLUK CINTA   Kekasih Dadakan

    Setelah kecanggungan terjadi di dalam ruang kerjanya, Emil berusaha untuk mengembalikan suasana cair dengan membicarakan kontrak kerja karena mengingat tinggal satu hari lagi sang investor Jepang akan terbang kembali ke Jakarta untuk menemui Viona.Viona dengan gugup dan hati yang masih berdebar tidak karuan berusaha menjawab semua pertanyaan Emil dengan lantang.“Jadi apa yang akan kamu persiapkan untuk presentasi masak besok?”“Sudah siap semua, sesuai dengan arahan Bapak dan akan saya tambahkan beberapa menu untuk di presentasikan karena mengingat yang datang adalah tamu dari Jepang saya ingin memperkenalkan makanan Indonesia sebanyak mungkin,” jawab Viona padahal sebenarnya ia sama sekali belum mempersiapkan apapun termasuk makanan tambahan yang ia sebutkan tadi.Emil tersenyum bangga kepada chef sekaligus perempuan yang ia kagumi, untuk pertama kalinya ia tidak hanya sekadar senang karena proyek kerjanya lancar melainkan ada sosok lain yang membuat dirinya semakin semangat mendap

  • CEO PENAKLUK CINTA   Dua Tubuh Saling Berpelukan

    Viona sudah berada di dalam gedung megah di perusahaan SeaFood, setelah semalaman suntuk menanyakan pendapat Kai mengenai ponsel bosnya yang tertinggal di rumahnya hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengembalikan ponsel tersebut ke kantornya. Semalam, setelah Emil pergi dari rumahnya ia tidak bisa tidur dan langsung menelpon Kai menceritakan kegilaan bosnya terhadap dirinya hingga akhirnya terucap satu kata dari bibir Kai.“Mungkin ia menyukaimu?”Sepatu kanvas berwarna hijau yang sudah lusuh menginjak lantai yang terbuat dari marmer mahal dan coraknya yang indah. Mata Viona berusaha mencari di mana laki-laki yang mempunyai ponsel ini, beberapa kali dirinya di cegat oleh satpam karena melihat pakaiannya yang tidak mencerminkan bahwa ia adalah salah satu karyawan dari perusahaan ini.“Eh, apakah kamu chef yang di restoran itu?”Viona menoleh dengan cepat ketika mendengar suara laki-laki yang mengenalinya. Lee yang kala itu baru saja pulang dari rapat di luar bersama dengan client meny

  • CEO PENAKLUK CINTA   Menyusuri Malam

    Viona mengekor Emil dari belakang menuju lift meskipun hatinya tidak ingin pulang bersama dengan laki-laki ini, ia berusaha untuk menghargai tawarannya.Di dalam lift Viona berusaha untuk menjaga jarak dengan Emil ia benar-benar tidak ingin mempermalukan laki-laki ini jika mungkin saja bertemu dengan rekan kerjanya. Viona memilih berdiri di sudut lift dengan wajah yang ia tundukan, tiba-tiba saja pintu lift terbuka dan hampir 6 orang masuk secara bersamaan membuat tubuh Viona dan Emil berdekatan.Deg!Emil secara tidak sengaja memegang tangan Viona erat karena dorongan dari orang lain, lift hampir penuh dengan keringat yang semakin memunculkan buliran yang banyak Viona diam berusaha untuk tidak melakukan hal bodoh.Setelah lift berdenting mereka berdua keluar menuju lobby untuk meminta vallet membawakan mobil milik Emil. Setelah Emil menyebutkan nama, beberapa menit kemudian vallet langsung membawakan mobil milik Emil.Sebuah mobil sport berwarna hitam yang ramping dari luar saja suda

  • CEO PENAKLUK CINTA   Makan Malam Yang Indah

    Lampu kristal yang menjutai sesekali bergerak dengan pelan ketika pendingin ruangan berputar mengenai sisinya, aroma ruangan yang harum menyegarkan membuat Viona semakin merasa tidak layak berada di sini. Sesekali ia mengendus ketiaknya untuk memastikan parfum yang ia pakai masih tercium dengan segar.Matanya mencoba untuk mencari laki-laki yang mengundangnya ke sini, seorang pelayan menghampiri dirinya dengan ramah.“Selamat malam, ada yang bisa dibantu, Nona?”Seumur hidup Viona tidak pernah di perlakukan sebaik ini oleh pelayan, ia bergumam di dalah hatinya menjadi orang kaya memang selalu di pandang dan di hargai!“Table nomer 8?”Seorang pelayan laki-laki membantunya untuk mencari meja nomer 8, di tengah langkah kakinya jantungnya berdebar melihat arsitektur yang mahal dan juga tanda tangan kontrak yang akan ia lakukan malam ini.

  • CEO PENAKLUK CINTA   Kesepakatan

    Viona langsung mengangguk dengan cepat membuat bibir Emil tersenyum lebar, dipikirannya adalah ini kesempatan untuk dirinya bisa mengumpulkan uang lebih banyak lagi.Kedua tangan mereka sudah berjabat memikirkan keuntungan yang akan mereka dapatkan setelah perjanjian kerja ini. Emil menatap mata Viona dengan penuh harapan, tidak hanya soal pekerjaan tetapi harapan untuk bisa mengenalnya lebih dalam lagi.Hampir 15 menit mereka berbicara di depan restoran membuat Lee yang penasaran langsung menghampiri mereka.“Pak, apakah semua baik-baik saja?”Emil menganggukan kepalanya langsung memberikan kode untuk segera pergi dari restoran ini dan Viona masuk ke dalam restoran untuk melanjutkan pekerjaannya. Sungguh sebuah hari yang tidak pernah Viona bayangkan.“Jadi bagaimana, Pak?”Emil menjelaskan semuanya dengan tenang dan nada yang rendah serta senyum yang tidak hilang dari bibirnya membuat Lee mengerutkan dahinya mempertanyakan apa yang bisa membuat bosnya seperti ini.“Ada apa dengan mu?

  • CEO PENAKLUK CINTA   Permohonan

    Jika pertemuan dengan seseorang adalah campur tangan Tuhan, apakah perasaan yang muncul begitu saja adalah salah satu rencananya juga?Emil baru saja turun dari mobilnya tangan kanannya memperbaiki posisi dasinya dan jas yang sedikit kusut karena pergerakan tubuhnya yang sejak pagi sangat cepat. Laki-laki ini sudah berada di depan restoran Nusantara yang beberapa hari lalu ia datangi bersama dengan investor.Matanya sinis menatap restoran ini penuh dengan kemarahan, sesekali ia bergumam di dalam hatinya dengan penyesalan. Kakinya yang jenjang melangkah masuk ke dalam restoran, dua orang karyawan sudah siap membukakan pintu untuknya.“Selamat siang, Pak. Sudah reservasi atau belum?”Ucapan karyawan hanya di acuhkan oleh Emil ia langsung bergegas berjalan masuk ke dalam kasir untuk menanyakan sendiri ke beradaan chef yang sudah beberapa hari ia cari.“Saya ingin bertemu dengan semua chef yang ada di sini.”Mata sang kasir pun terbelalak, tidak menyangka dengan ucapan tersebut.Setelah s

  • CEO PENAKLUK CINTA   Ucapan Terima Kasih

    Kevin baru saja tiba di depan rumah Viona, ternyata setelah tutup kedai ia menanyakan kepada supervisiornya mengenai alamat rumah Viona karena ingin mengucapkan terima kasih telah membelanya di depan CEO yang sudah memarahinya.Dua buah wadah rotan yang berisi dimsum panas sudah berada di tangan Kevin. Setelah memarkirkan motor sportnya di depan halaman rumah Viona ia langsung mengetuk pintunya dengan pelan.“Malam. Ada yang bisa dibantu?”“Saya teman kerjanya Viona, Pak. Apakah Vionanya ada?”Laki-laki tua itu langsung memanggil nama anaknya dengan teriakan yang lumayan kencang karena sedari tadi Viona tidak keluar dari kamarnya.Setelah menunggu beberapa menit akhirnya ia melihat sosok perempuan yang ingin ia temui dengan baju piyama gambar Doraemon Viona menyapa Kevin dengan ramah, hampir saja pipinya memerah merona.“Masuk.” perintah Viona.“Tidak usah. Aku hanya ingin memberikan ini kepadamu, ucapan terima kasih karena sudah membela saya di depan customer tadi.”Mata hitam pekat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status