Share

Bab 85

Jingga diam saja, dia tidak menyahuti apa-apa. Sungguh aku benar-benar berada di satu posisi yang sangat sulit.

Mas Pram gantian mengedipkan matanya kepadaku. Namun, aku hanya mengangguk dan berusaha mengerti isyarat yang suamiku berikan. Ya, aku paham bahwa dia akan urus semuanya.

Di sela-sela sikap Jingga yang aneh, ponselku berdering. Ada telepon masuk dari ibuku. Aku pun manfaatkan hal ini. Panggilan masuk langsung aku jawab di depan mereka yang tengah menyantap makanan.

"Halo, Bu. Ada apa?" tanyaku padanya.

"Kamu udah makan? Perdana makan malam ibu sendirian nih," ucapnya padaku.

"Hm, Ibu mau aku temani, aku ke sana sekarang ya," jawabku.

"Nggak usah, kamu udah berumah tangga, harus berada di tengah-tengah keluarga kamu yang baru," jawab ibu.

"Iya, tapi aku nggak tega sama Ibu sendirian," timpalku.

"Ibu mau izin sama Pram, kalau Bu Dewi tinggal di sini boleh nggak ya? Soalnya dia cerita ke Ibu, katanya malu tinggal satu atap dengan menantunya," ungkap ibu.

Aku terdiam, Mama Dewi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status