Share

Bab 65

"Siapa? Teman kamu?" tanya Mas Pram.

"Iya, teman sekolah dulu, namanya Silmi," jawabku.

"Oh, pantesan kampungan," jawabnya membuatku seketika membuka mata dengan lebar.

Deg!

Suara debaran jantungku sangat cepat, kecewa campur kesal beradu menjadi satu. Sungguh aku tidak menyangka dengan kata yang barusan dilontarkan Mas Pram.

Aku menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya. Ini satu hal yang tidak pernah aku dengar dari mulut seorang laki-laki yang kukagumi. Namun, sekali dia menyebutkan kata-kata itu, sudah sangat meruntuhkan hatiku padanya.

"Oh ya, kampungan," sahutku sambil mengangguk.

"Bukan kamu maksudku, Inggit!" Mas Pram menepuk keningnya. "Oke, aku minta maaf."

Mas Pram masih mencoba merayuku. Namun aku hanya melengos dan coba membuang muka ke arah yang berlawanan.

Mas Pram membuka kaca mobilnya, selalu meminta maaf pada Silmi. Dikarenakan aku mengenal wanita yang barusan mendobrak kaca mobil Mas Pram, akhirnya aku turun dan menemuinya.

"Hai, Silmi," ucapku sambil menyodo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status