Share

Bab 69

"Jingga, tenang, Sayang," ucapku sambil mendekap dia erat-erat. Aku yakin, Jingga masih trauma atas kejadian tadi. Dia masih kecil, mudah sekali merekam kejadian, dan saat ketakutan melanda, lalu tidak ada orang yang menyayanginya di samping dia, pasti akan merasa takut.

"Ma, Jingga takut, pengen sama Papa," rengek Jingga.

Akhirnya aku pun meraih ponsel genggam dan menghubungi Mas Pram untuk segera datang ke rumah. Jingga sangat membutuhkan dirinya ketimbang Mas Dimas yang menjadi sumber masalah.

Mas Pram langsung mengindahkan permintaanku. Tak lama kemudian, Mas Pram datang menghampiri dengan raut wajah masih kelihatan suntuk.

"Jingga baik-baik aja kan?" tanya Mas Pram.

"Pah___" Jingga melebarkan tangannya dan memeluk sang papa.

Aku terharu menyaksikannya. Meskipun aku sudah sangat peduli dengan Jingga, dia tetap membutuhkan sosok ayah kandungnya, walau bagaimanapun, darah yang mengalir di tubuh Jingga hanya ada Mas Pram seorang, sementara aku, hanya orang lain yang ikut menyayangi J
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status