Share

Bab 68

"Siapa pelakunya, Mas?" tanyaku penasaran.

"Dimas dan ibunya, dia yang berulah," jawab Mas Pram.

Aku terkejut mendengarnya. Mas Dimas senekat itu? Apa dia sudah gila?

"Sudah dibawa pihak kepolisian?" tanyaku padanya.

"Sudah diamankan, tapi kelihatannya mereka sudah kehilangan akal, Inggit," tutur Mas Pram lagi-lagi membuatku melongo. Lidah ini terasa kaku untuk sekadar hanya menelan ludah saja.

"Mas Dimas tampak seperti orang gila maksudnya, Mas? Apa pura-pura gila karena ada polisi?" cecarku tidak percaya.

"Intinya mereka yang melakukan, setelah diusir oleh Safitri, mereka beranggapan semua gara-gara aku dan kamu," timpal Mas Pram.

Aku menelan ludah dengan susah payah. Seharusnya dia terima kenyataan ini. Sebab, apa yang terjadi sekarang tentu buah dari perbuatannya di masa lalu. Kenapa malah menyalahkan orang lain, terlebih yang disalahkan adalah aku, orang yang pernah didzalimi olehnya.

"Inggit, kamu masih dengar saya bicara?" tanya Mas Pram ketika aku terdiam sejenak.

"Ya, Mas. Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status