Share

Bab 72

"Mama sudah mengetahui tentang Papa, Nggit," terang Mas Pram. Aku terkejut, tapi tetap jaga sikap, sebab ada Jingga di sebelah kami, aku tidak ingin dia ikut penasaran dengan apa yang terjadi.

"Papa kenapa tegang?" Anak itu sangat cerdas, dia mampu membaca dari raut wajah papanya

"Hm, nggak, nanti kamu ikut Bu Anis ya, Bibi juga masih di sana!" perintah Mas Pram.

Jingga pun mengangguk, sementara aku terdiam sambil terus membaca gelagat Mas Pram. Dalam hati kecilku ini, tidak ingin terjadi sesuatu dengan mamanya Mas Pram, sebab sebentar lagi kami akan melangsungkan pernikahan.

Sesekali aku menatap wajah Mas Pram yang benar-benar sudah kelihatan panik. Dia bahkan mengucurkan keringatnya.

Aku coba ambilkan tisu untuknya, berharap Mas Pram bisa tenang meskipun aku sendiri belum tahu duduk masalahnya.

"Mas," sapaku seolah-olah khawatir dengannya.

Dia hanya memejamkan mata sambil mencoba mengusap telapak tanganku ini. Rasanya aku ingin cepat sampai ke rumah, sebab aku sudah diselimuti ra
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status