Share

Bab 79

Kenyataan harus tetap dijalani. Mas Dimas harus menerima konsekuensi perbuatannya dulu terhadapku. Meskipun ini demi Safitri, bukan demi aku, tapi aku percaya bahwa ini adalah buah dari perbuatan yang telah dia lakukan terhadapku. Mungkin melalui istri barunya lah Tuhan menyadarkan Mas Dimas.

Mama pamit dari tempat duduk, dia ingin istirahat di kamar. Sementara aku pun memutuskan untuk menghubungi Mas Pram. Ya, aku ingin tahu kabarnya dengan sang papa setelah mamanya meninggal dunia.

"Sebelum mamanya Mas Pram meninggal, kan papanya pamit ke luar negeri untuk menghadiri pernikahan anaknya, kira-kira Pak Satria jadi nggak, ya?" Aku bertanya sendiri sambil mengusap layar ponsel dan mencari kontak Mas Pram. Setelah itu aku tempelkan benda pipih yang aku pegang tadi ke telinga ini.

"Halo, Inggit, bagaimana?" tanya Mas Pram.

Mungkin dia pikir aku ingin melaporkan tentang Mas Dimas padanya.

"Oh Mas Dimas baik-baik aja, dia masih menyelesaikan tugasnya bersama mamanya. Aku telepon kamu bukan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status