Share

Bab 75

"Pram, Papa minta maaf, kita selesaikan nanti ya jika sudah terurus semua," bujuk Pak Satria.

"Betul, Mas. Kita urus Mama kamu dulu," susulku.

Mas Pram sempat merenung, tapi setelah itu dia langsung meraih ponsel dan menghubungi orang suruhannya. Aku tidak jadi menghubungi Safitri untuk membantuku urus semuanya. Namun, aku tetap memberikan kabar padanya bahwa ada berita buruk yang menimpa keluarga Mas Pram.

Pernikahan semakin dekat, tapi musibah tiba-tiba datang. Mas Pram harus menerima pil pahit atas apa yang terjadi.

Orang suruhan Mas Pram sudah datang, kami pun telah urus kepulangan mama dari rumah sakit.

Pak Satria terlihat sudah lebih tenang, begitu juga dengan Mas Pram. Namun, aku terus mengawasinya, sebab tidak ingin melihatnya sedih dan sulit mengendalikan dirinya.

"Orang rumah udah kamu kasih tahu?" tanya Mas Pram ketika naik ambulance. Ya, dia memerintahkan aku untuk ikut bersamanya satu mobil dengan jenazah.

"U-udah, Mas," jawabku gugup. Agak sedikit takut berada di mobi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status