Share

Bab 71

Aku hanya terdiam, tapi kaki ini langsung beranjak mencari keberadaan Jingga. Namun, bentakan Mas Pram masih terngiang-ngiang di pikiranku ini.

"Jingga, jangan jauh-jauh dari Mama ya!" teriakku ketika melihat Jingga sudah berada di dalam dan bertemu teman-teman sebayanya.

"Ma, sini!" Jingga melambaikan tangannya ke arahku.

Kemudian, aku menghampirinya, setelah itu terlihat Mas Pram menghampiri kami berdua. Dia duduk tepat di sebelahku.

"Lain kali, jangan sampai ninggalin Jingga ya," pesan Mas Pram.

Lagi-lagi aku merasa terbawa perasaan. Sebab, Mas Pram memesan ini padaku seperti terhadap bibi. Sungguh aku merasa diperlakukan bagai pembantu.

Aku mengelus dada sambil bangkit dan pamit untuk ke toilet sebentar.

Langkah kaki ini begitu cepat untuk segera ke depan kaca toilet sekadar berkaca diri.

"Ini hanya perasaanku aja atau memang Mas Pram menganggapku sebagai pembantu? Sama aja dong Mas Pram dengan Mas Dimas? Nggak ada bedanya." Aku mengutuk mereka di depan kaca, tapi bicara sendiria
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status