Share

Bab 40

"Titip Jingga ya, saya mau beli kado buat dia." Aku langsung menurunkan bahu, sebab gaya bicaranya seperti orang berada dalam kondisi terhimpit. Namun ternyata tidak terjadi sesuatu.

Aku keluar sebentar supaya Jingga tidak dengar lagi obrolan kami. Aku menutup pintu kamarnya rapat-rapat, sebab pasti Pak Pram juga ingin beri kejutan untuk anaknya besok.

"Emang Pak Pram mau ngadoin apa? Terus tadi kenapa suaranya tersengal-sengal, bikin cemas aja," celetukku.

Pak Pram terdengar menertawakanku. "Kamu mencemaskan saya ya?" tanyanya.

"Pak, kalau ditanya jangan balik tanya, tadi suara Pak Pram itu kan kayak orang panik, itu kenapa bisa gitu?" cecarku.

"Saya sengaja melakukan itu, pengen tahu aja respon kamu seperti apa," jawab Pak Pram.

"Hm, gitu ya, Pak. Tapi bercandanya nggak lucu, bikin orang lain jantungan tahu nggak?" Aku sengaja sedikit berani padanya.

"Kan kamu bukan orang lain, kamu itu calon istri saya. Jangan bilang kemarin lagi ya," pesan Pak Pram. "Orang tua saya nggak bisa ke J
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status