Share

Bab 44

Aku terkesiap mendengarnya. Begitu juga dengan Mas Pram, namun tidak dengan Mas Dimas, dia langsung membantah ucapan Safitri.

"Hei, kamu nggak lagi mimpi kan? Tadi sudah meminta bukti hingga aku harus membersihkan aula sebesar ini. Jangan buatku naik pitam, kesabaran laki-laki itu ada batasnya," cetus Mas Dimas.

Mas Pram menarik pergelangan tanganku. Dia tidak menyukai aku jadi sorotan para tamu yang hadir di acara resepsi pernikahan Mas Dimas dan Safitri.

"Kita pulang, malu disorot seperti ini," ajak Mas Pram.

"Iya, Mas." Tanpa membantah aku ikuti perintah calon suamiku itu. Namun, ketika kaki ini melangkah, mantan mertuaku berteriak keras.

"Ini pasti hasutan Inggit, dia selalu aja iri dengan kebahagiaan Dimas, Inggit masih menginginkan Dimas jatuh ke pelukannya, makanya membuat hubungan kalian jadi retak!"

Aku menoleh sambil menelan ludah. Ada lagi ulahnya, aku yang menjadi sasaran empuk di hadapan umum lagi.

"Mama nggak usah bawa-bawa Inggit, Mas Dimas yang harus minta maaf, terse
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status