Share

Bab 47

Kemudian, dengan cepat aku membalas pesannya.

[Anda siapa? Ini intimidasi atau hanya nakutin?]

Lama aku menunggu balasan darinya, namun tak kunjung juga ia membalasnya.

Aku coba menghubunginya, tapi orang yang mengirim pesan tersebut tidak mengangkat panggilan dariku. Hingga akhirnya Mas Pram muncul dari arah kasir.

Aku segera menghampirinya sambil mengantongi ponsel, sebab aku harus terus menjelaskan bahwa aku tidak tahu menahu masalah roti tersebut.

"Mas, udah diurus?" tanyaku.

"Udah, kamu pulang aja gih, biar aku aja yang nungguin Jingga, kamu sama Bu Anis pulang aja ke rumah," ketusnya.

Astaga, Mas Pram benar-benar marah padaku. Dia tidak percaya dengan ucapanku. Penjelasan yang tadi aku jabarkan rasanya percuma, sebab aku tidak memiliki bukti untuk membantah tuduhan itu.

Aku menggigit bibir sambil menatapnya nanar, jari jemariku mulai meraih pergelangan tangannya. Namun Mas Pram menolak bahkan menepis genggaman tanganku.

"Lebih baik kamu pulang, aku ingin fokus pada Jingga. Perni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status