Share

Bab 45

"Pak, cepat ya. Kita harus buru-buru bawa Jingga ke rumah sakit."

Mas Pram begitu panik ketika mendengar anak semata wayangnya ternyata kembali menurun kondisinya.

Aku berusaha menenangkannya, di mana saat aku emosi pun Mas Pram yang berusaha membuatku tenang.

Aku berinisiatif menghubungi Ibu, supaya membantu bibi untuk menemani Jingga. Khawatir terjadi sesuatu bibi panik dan akhirnya tidak bisa menjaga Jingga dengan baik.

Setelah menghubungi Ibu, dan ibuku setuju untuk ke rumah Mas Pram dengan menggunakan ojek. "Aku sudah menyuruh ibu untuk ke rumah, jadi nggak perlu panik, kita doakan Jingga yang terbaik aja," ucapku.

"Terima kasih, Inggit, kamu sudah menganggap anakku seperti anak kandungmu sendiri." Mas Pram menumpuk jari jemarinya di atas telapak tangan.

Sepanjang perjalanan aku lihat kekalutan yang terpancar di mata Mas Pram, dia lebih banyak diam sambil menggigit jari. Beberapa kali calon Suamiku itu terlihat gusar dan sangat cemas pada Jingga.

"Yakin kalau penyakit itu dari A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mq243550Tini
nh lagi 1 kebodohan yang hakiki,di cerita ini Pram orang kaya , masa iya di kabari anak sakit bukan langsung telpon ambulance minimal telpon dokter untuk datang terlebih dahulu ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status