Selingkuhannya Pengasuh Anakku

Selingkuhannya Pengasuh Anakku

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-31
Oleh:  Mentari  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
98Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hati Sekar hancur sehancur-hancurnya, disaat tahu suaminya selingkuh dengan orang yang sangat dekat dengannya. Seorang wanita yang ia perhatikan dan perdulikan karena merasa dia sangat berjasa dengan keluarga nya. Namun dengan mudahnya sang suami bilang khilaf dan meminta maaf atas segala kesalahannya yang sudah menduakan sang istri dengan wanita lain. Yang sangat gila nya ... selingkuhan itu punya suami yang masih menafkahi dia! mau tahu kelanjutannya??

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Pengakuan

"Maaf Mbak, dengan berat hati ... Mbak resign saja dulu." Seru Sekar dengan tatapan yang kecewa."Lho kenapa begitu? kalau saya berhenti gimana dengan anak-anak, siapa yang mau mengurus mereka berdua?" Fitri seolah tidak menerima kalau dirinya di pecat."Maaf Mbak saya sudah tidak kuat dengan omongan tetangga yang bilang kalau Mbak itu dekat dengan suami saya! sementara kalian berdua tidak mau mengakuinya! saya jadi stres." Jelas Sekar kepada Fitri. " Dan Mbak tidak perlu memikirkan anak-anak! karena mereka urusan saya!"Dengan kecewa. Fitri pun pergi, hari ini gak jadi mengasuh kedua buah hati Sekar dan Zulfan.Hati Sekar kian hancur mendengar omongan kalau suaminya telah berselingkuh dengan orang yang selama ini sudah ia gaji dan diperhatikan layaknya keluarga sendiri.Hatinya terasa perih bagai teriris sembilu, dada terasa sesak menyiksa diri. Air mata sering jatuh berderai mengungkapkan luka di dalam dada karena ulah orang yang selama ini Sekar percayai."Kanan kiri depan belakang

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Widi.P
Mantep kak. Recomend.....
2024-02-05 15:39:26
0
user avatar
CitraAurora
seru bgt, lanjut kak
2023-11-08 17:56:29
1
user avatar
Tinta Hitam
Buku Yang sangat menarik. Semngt up kak
2023-11-02 22:47:38
1
98 Bab

Pengakuan

"Maaf Mbak, dengan berat hati ... Mbak resign saja dulu." Seru Sekar dengan tatapan yang kecewa."Lho kenapa begitu? kalau saya berhenti gimana dengan anak-anak, siapa yang mau mengurus mereka berdua?" Fitri seolah tidak menerima kalau dirinya di pecat."Maaf Mbak saya sudah tidak kuat dengan omongan tetangga yang bilang kalau Mbak itu dekat dengan suami saya! sementara kalian berdua tidak mau mengakuinya! saya jadi stres." Jelas Sekar kepada Fitri. " Dan Mbak tidak perlu memikirkan anak-anak! karena mereka urusan saya!"Dengan kecewa. Fitri pun pergi, hari ini gak jadi mengasuh kedua buah hati Sekar dan Zulfan.Hati Sekar kian hancur mendengar omongan kalau suaminya telah berselingkuh dengan orang yang selama ini sudah ia gaji dan diperhatikan layaknya keluarga sendiri.Hatinya terasa perih bagai teriris sembilu, dada terasa sesak menyiksa diri. Air mata sering jatuh berderai mengungkapkan luka di dalam dada karena ulah orang yang selama ini Sekar percayai."Kanan kiri depan belakang
Baca selengkapnya

Kita pisah ranjang

"Ridho!" kaget Sekar dan Zulfan bersamaan, saat-saat melihat putra pertama mereka yang sudah mulai mengerti.Ridho mendekat ke arah kedua orang tuanya dengan mata yang berkaca-kaca. Dadanya terasa begitu sesak saat mendengar ucapan Sekar dan Zulfan membahas perpisahan."Mama, Papa. Abang tidak mau kalian berpisah! Abang mau kalian berdua itu akur, Abang tidak rela, kalau sampai kalian berdua berpisah! jika sampai itu terjadi, lihat saja Abang akan berbuat sesuatu yang membuat kalian marah. Karena perbuatan kalian juga!" ucapnya kembali dengan terdengar penuh ancaman.Sekar tertegun mendengar perkataan dari putranya itu, hatinya dibuat semakin hancur. Anak sebesar dia sudah bisa mengancam orang tua nya."Abang tidak ingin kalian berpisah, lalu Abang tinggal sama siapa kalau kalian bercerai? jangan salahkan Abang bila suatu hari nanti menjadi anak yang Badung. Nackal dan aku bisa melakukan lebih banyak lagi agar kalian berdua puas." Sambung Rido dengan tatapan yang berkaca-kaca.Sekar m
Baca selengkapnya

Ngerem mendadak

Cekiiiit ....Mobil yang dikemudikan oleh Sekar ngerem mendadak. Sekar dibuat spot jantung dan shock. Matanya melotot ke depan, kalau saja tidak cepat-cepat ngerem mendadak. Mungkin dia sudah menabrak orang pejalan kaki dan orang itu pun tampak melongok dan melihat ke arah mobil Sekar yang juga bengong terkaget-kaget."Astagfirullah ... hampir saja aku mencelakai orang, gara-gara aku melamun!" gumam Sekar sembari membuka jendela mobil dan menimbulkan kepalanya keluar memandangi seorang bapak-bapak yang tengah berjalan belanjaan. Sepertinya dia pun shock dan kaget."Maaf, Pak. Maaf banget, aku tidak sengaja. Bapak tidak apa-apa 'kan, Pak?" dengan perasaan yang tidak menentu, berdebar begitu hebat masih beruntung Sekar keburu sadar, hingga tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.Sambil bengong, si bapak berkata. "Tidak, saya tidak kenapa-napa, makanya hati-hati kalau membawa mobil. Emangnya ini mobil nenek moyang kamu sehingga melaju dengan seenak mu," terdengar sedikit menggerutu.
Baca selengkapnya

Khilaf katamu

"Oke, saya akan terima lamaran kalian. Dengan satu syarat ... jangan pernah kamu menyakiti anak saya mau fisik maupun hati, karena jika itu terjadi. Saya tidak ada ampun dan tiada maaf," ucap papa setelah duduk di hadapan ketiga tamunya.Ucapan dari Papa membuat hati Sekar merasa lega, begitupun dengan Zulfan. Keduanya saling pandang nan mesra, dengan sorot mata yang berbinar bahagia."Kalian pasti masih ingat apa yang Papa katakan dulu kalau kamu Zulfan, menyakiti hati maupun fisik anak saya! saya tidak ada maaf untuk kamu, dan saya sekarang sangat kecewa karena kamu sudah menyakiti hati putri saya. Kamu nggak nyadar kehidupan kamu sekarang mapan ini karena siapa? kalau bukan karena Sekar, tapi dengan teganya kamu selingkuh dengan pengasuh anak mu sendiri. Apa kau sudah gila, ha?" bentakan suara papa membuat Sekar sadar dari lamunannya."Maaf saya khilaf!"Dugh.Bogem mentah bersarang tepat di perutnya Zulfan. Membuat Sekar terhenyak kaget dan menoleh ke arah sumber suara! sambil men
Baca selengkapnya

Mengakui

Pria itu melorot ke lantai, hatinya sungguh menciut dan tidak pernah terbayangkan olehnya bila berpisah dengan istri dan anaknya. Dia sangat mencintai Sekar dang juga anak-anak, dia tidak mau ada perceraian di antara mereka berdua. Dia sangat mengakui kesalahannya sangat sadar kalau dia sudah tergoda dengan wanita lain yang berstatusnya istri orang. Tapi di sisi lain dia pun sangat mencintai istrinya. Zulfan bersimpuh di kaki papa mertua. "Pah tolong, tolong maafkan aku, Pa! aku tidak pernah ada niat untuk menyakiti hati Sekar. Aku sangat mencintai Sekar dan jangan suruh aku dan Sekar berpisah--" Kedua orang tua Zulfan menatap putranya yang bersimpuh di kaki papa mertua, sesekali keduanya saling bertukar pandangan karena dalam hatinya ada rasa belum percaya kalau Zulfan tega pada istrinya, berselingkuh. "Apa, kamu cinta? cinta sama anak saya. Tidak salah! kalau kamu cinta ... tidak mungkin kamu berselingkuh, dengan wanita lain dan mengkhianati istrimu sendiri Kamu itu bicara pakai
Baca selengkapnya

Bukan khilaf

Sekar menatap tajam ke arah Zulfan dengan perasaan jijik yang menyelimuti hati. "Aku ingin kita berpisah, Mas!"Diibaratkan suara petir yang menyambar, membuat Zulfan terkesiap! merasa tidak percaya kalau sang istri dengan mudahnya meminta cerai. "Tidak sayang, aku tidak ingin menceraikan mu. Aku tidak ingin kita berpisah, kasihan anak-anak! mereka masih kecil!" Kepala Zulfan tampak menggeleng pelan."Terserah, Mas mau menceraikan aku atau tidak! yang jelas ... aku ingin kita berpisah, kalau Mas merasa kasihan sama dan anak-anak. Kenapa, Mas tidak berpikir dulu sebelum, Mas berbuat sesuatu!" timpal Sekar sambil terus menyeka air matanya."Mas, sudah bilang Mas khilaf--""Mas, khilaf itu sekali dua kali. Kalau berulang-ulang! itu bukan khilaf namanya, keenakan! apa sih kurangnya aku, Mas? Oke tidak perlu kamu jawab dan aku nggak butuh jawaban. Saat ini aku inginkan adalah kita berpisah! itu saja!" Sekar kembali terisak Rasanya apa yang diucapkan dan apa yang dia inginkan, berbeda dengan
Baca selengkapnya

Suka sama suka

"Mama, Papa mana? kok gak ada, sudah ku cari juga di mana-mana tidak ada!" suara Ridho sambil memegang tangan adiknya Shasa.Sekar buru-buru menyeka air matanya yang sedari tadi berjatuhan dan juga mengusap wajahnya mengeringkan dengan tisu. "Papa sudah tidak tinggal di sini lagi.""Kenapa, Mah? kenapa Papa tidak di sini lagi?" Ridho menatap heran dan melepaskan tangan Shasa yang berhambur ke pelukan mamanya."Sayang, suatu saat nanti Abang akan pahami. Mengerti kenapa Papa nggak tinggal lagi di sini!" Sekar pun bingung harus menjelaskan seperti apa dan bagaimana."Papa dan Mama berpisah ya? kan sudah Abang bilang, kalian tidak boleh berpisah--""Abang Sayang, sini duduk di sini sama Mama!" Sekar menepuk kasur yang berada di sampingnya sembari menggendong Shasa dam Ridho pun menuruti lantas duduk di samping sang Bunda. "Abang tolong dengarkan Mama, seiring berjalannya waktu ... Ridho akan mengerti kenapa semuanya terjadi, dan secara tidak langsung Mama yakin Ridho pun tahu kesalahan p
Baca selengkapnya

Bertolak

"Untuk sekarang ini, tolong berikan saya ruang. Untuk sendiri dulu, saya pusing dengan keadaan yang ada." Zulfan menyingkirkan tangan Fitri dari wajahnya."Terus gimana dong? Kita gimana Mas ..." Fitri tampak risau menatap wajah manisnya Zulfan yang bikin ia selalu rindu pada pria itu."Saya kan sudah bilang, berikan saya ruang dulu di saat masalah saya ini belum selesai." Zulfan pun beranjak dan lantas pergi meninggalkan Fitri yang tampak kebingungan."Mas, jangan pergi dulu!" panggil Fitri sambil hendak menyusul Zulfan yang kini sudah menaiki motornya. Hatinya merasa kesal, belum selesai bicara sudah pergi saja tuh orang.*****Sekar Andini, usia 28 tahun tengah duduk di atas sofa sambil menatapi foto pernikahannya dengan sang suami yang bernama Zulfan.Lalu dia beranjak dari duduknya, meraih tas kerja lalu berpamitan pada sang suami dan kedua buah hatinya yang sudah dia mandikan terlebih dahulu, agar pengasuh nya datang itu kedua buah hati sudah wangi dan rapi."Aku pergi dulu, Mas
Baca selengkapnya

Sebuah pesan

Sekar tidak mau memikirkan itu lebih lanjut, dia langsung tersenyum ke arah kedua buah hatinya, Shasa dan Ridho yang baru saja bangun tidur."Hei ... Shasa, Ridho ... baru bangun ya? Mama sudah ada di rumah nih ... jadi kalian bermain lagi sama Mama." Sekar mencium kening kedua buah hatinya bergantian."Mama-Mama aku laper!" kata Ridho sembari mengusap-usap wajahnya yang masih terasa ngantuk. Lalu menyentuh perutnya yang bersuara."Ridho laper? Nanti Mama masakin ya? dan sekarang kalian mandi dulu, biar wangi. Nanti malam kita jalan-jalan oke?" ucap Sekar sambil mengendong Shasa yang masih bermuka bantal."Ita, Ma ... jajan eskrim ya!" kata Ridho wajahnya berubah senang."Kalau begitu ... saya mau pulang dulu ya? Sekar. Lagian semua pakaian sudah beres kok," kata Mbak Fitri dari tempatnya."Oh iya, Mbak ... terima kasih ya? oh ya, untuk gajian bulan ini, em ... mau transfer atau cas aja?" tanya Sekar kepada Mbak Fitri karena kadang-kadang Mbak Fitri minta gajinya di transfer."Untuk se
Baca selengkapnya

Nongkrong doang

"Aku tuh ... cuman nongkrong doang, kaya orang apa aja!" Merepet kaya petasan." Zulfan menggeleng."Bagaimanapun kamu itu sudah menjadi Bapak dari dua anak, jadi harus berusaha dan belajar untuk merubah diri dari sesuatu yang tidak perlu itu dilakukan, ya kecuali bekerja atau sesuatu yang bermanfaat. Aku pun tidak akan melarang kok," tambahnya Sekar dengan nafas yang terengah."Aku itu udah berusaha mengurangi nongkrong, kan kalau lagi kerja apalagi kerjanya jauh! apa ada aku nongkrong? nggak ada, kalau lagi di sini dan itu pun tidak menganggu pekerjaan ku, kan," Zulfan membela diri."Aku tahu, memang aku tahu itu tapi. Bukankah di rumah menemani istri dan anak lebih penting dari pada nongkrong sama orang. Sudah jelas-jelas kalau siang anak-anak di asuh sama orang lain, kalau malam ya temani anak-anak sebelum mereka tidur gitu." Ucap Sekar kembali."Hah, sudahlah malas aku berdebat! mendingan tidur, capek!" kata Zulfan dengan nada males lalu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status