School Diary

School Diary

Oleh:  Fit  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
124 Peringkat
53Bab
11.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mengisahkan tentang Kana, seorang gadis yang selalu sial terutama dalam hal percintaan. Bahkan ia diberi julukan Miss Bad Luck oleh teman-temannya. Itu karena ia tak pernah merasakan genre Romance seperti semua teman sebayanya. Karena hal itu, Kana memutuskan untuk tak lagi peduli dengan dunia percintaannya. Tapi baru beberapa menit bertekad seperti itu, datang seorang cowok yang mengacaukan semuanya. Cowok itu muncul dengan sekotak martabak keju di tangannya. Ia tak mungkin bisa menolak pesona dari martabak tersebut. "Kalau lo ambil martabak ini ...," ujar laki-laki itu. Ia sedikit memberi jeda pada kalimatnya. "Kita pacaran."

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Grensss
ceritanya seru tpi aku blm tamat
2023-12-06 19:18:30
0
user avatar
Fit
INFO PENTING UNTUK PEMBACA SCHOOL DIARY! SEASON 2 SUDAH HADIR! CEK KOMEN
2023-05-28 00:09:00
2
user avatar
Fit
Halo semuanyaaaa~ Saya selaku author yang sudah menjanjikan season 2, ingin memberitahukan sesuatu. Saat ini School Diary season 2 sudah terbit di web ya, tapi belum ada di aplikasi. Kana kembali hadir dengan cerita berjudul "Diary : Cinta Segitiga" Silakan mampir ......
2022-12-14 21:14:24
1
default avatar
tomboybutcute
bagus sihh kisah2nya khas anak sma pada umumnya bgt,enggak yg melulu tentang anak2 orang tajir yg cowo kaya yg cewe kismin gitu,tp endingnya kurang ada conclutionnya sihh,ngambang aja
2022-10-08 00:05:14
1
user avatar
galih pramudya
katay bulan agustus season 2. blm yaa..
2022-09-04 16:13:36
1
user avatar
Carl Rubelz anders
nice story
2022-05-20 06:06:22
1
user avatar
Nananini Rehaya
Kok tamat kak? belum selesai iniiii. belum boleh tamat. lanjtkannn
2022-04-19 15:38:55
2
user avatar
Dewi Safitri
Ceritanya menggantung. tolong secepatnya season 2
2022-04-11 13:08:30
2
user avatar
Dewi Safitri
Kana jangan mau balikan sama gilang cowo beloon gitu
2021-11-12 19:19:52
1
user avatar
Nananini Rehaya
Keren ceritanya kak apdet sehari 5 bab kak
2021-09-27 20:12:48
1
user avatar
Fit
Mengapa aku sekarang jadi males nulis gaes :"( maafkan aku yang jarang update ya. Aku usahain supaya bisa update normal lagi sesuai jadwal.
2021-09-14 09:46:50
1
user avatar
Dhia Madona
aaarrrggghhh...gilang tetap pilihanku.........
2021-09-09 23:01:42
1
user avatar
Fit
Halo gaes, setelah cuti beberapa hari, aku datang kembali
2021-09-09 21:18:24
1
user avatar
Emah Copprion
Gampang banget ya buat gilang ketemu kana
2021-09-04 15:32:01
1
user avatar
Emah Copprion
Kayanya cerita ini di buat untuk kana sama gilang, sayang dari awal udah di buat ilfl sama kelakuan gilang dan di buat baper sama edo yg malah di hilangkan dari cerita ini
2021-09-01 17:28:33
2
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 9
53 Bab

1. Awalan yang sakit

Jakarta, 19 Desember 2018. Pagi ini Kana sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Wajahnya terasa berseri-seri karena hari ini ia akan dijemput oleh seseorang yang disukainya. Ia mengoleskan bedak bayi yang rutin digunakan sebelum pergi ke sekolah. Ia punya firasat baik dengan hari ini. Ia mengepalkan kedua tangannya, lalu memejamkan kedua matanya dengan senyum yang tak sedikit pun luntur dari bibirnya. "Hari Rabu yang baik. Semoga hari ini semuanya akan berjalan dengan lancar. Termasuk pernyataan cinta ku," gumam Kana sambil terkikik pelan. Kana menghentikan kegiatannya saat mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Ia segera menyambar tasnya yang ada di atas ranjang empuknya. Ia mendapati ibunya yang sedang mengamati ponselnya. Ia mencebikan bibirnya sebal. Ibunya selalu saja sibuk dengan ponselnya. Ia dengan cepat menyambar tangan kanan bebas ibunya, lalu menciumnya. "Kana berangkat sekarang, Bu," ujar Kana. Ibunya itu men
Baca selengkapnya

2. Martabak Keju

Pagi ini Kana tidak lagi terlambat. Ia memilih berangkat 1 jam lebih cepat dari biasanya agar tak terjebak macet lagi. Terlebih, ia sudah tidak menunggu siapapun untuk berangkat ke sekolah. Kana berjalan menyusuri lapangan yang cukup luas tersebut. Saat sedang berjalan, tiba-tiba pikiran Kana teringat pada amplop merah muda yang berisi pengakuan cintanya. Kana berlari menuju perpustakaan untuk mencari amplop tersebut. Suasana sekolah saat itu masih sepi. Kemungkinannya dapat menemukan amplop itu masih besar. Kana terus menundukan kepalanya untuk mencari amplop tersebut. Namun seperti di telan bumi, ia bahkan tak menemukan sehelai rambut pun di lantai. Dari kejauhan datang cowok berseragam batik sama sepertinya. Cowok itu membawa keranjang sampah di tangan kanan dan sapu di tangan kirinya. Cowok itu berjalan menghampiri Kana yang terus menatapnya. "Mencari sesuatu?" tanya cowok itu sambil tersenyum tipis.  Kana menganggukan kepalan
Baca selengkapnya

3. Sadar diri

"Lo tau alasan gue nolak Kana?" Tanya Edo pada ketiga temannya. Edo terus saja meracau dengan bangga tentang dirinya yang sudah menoleh Kana. Ketiga temannya yang kebetulan sedang mengerjakan tugas kelompok di rumah Edo pun mau tak mau mendengarkannya. Namun ketiga temannya sama sekali tak merespon. Mereka nampak menunggu Edo melanjutkan kalimatnya. Edo tersenyum miring lalu mendengus pelan. "Sebenarnya menurut gue, dia cuma cewek biasa yang selalu sial. Wajahnya biasa aja." Lanjut Edo. Salah satu temannya yang bernama Kevin menatap Edo dengan jengah. "Terus?" Edo tersenyum miring. "Gue cuma mau dia merasakan sakit hati." Temannya yang sedari tadi sibuk mengerjakan tugas pun mulai terganggu dengan ocehan Edo. Ia segera bangkit dan menghampiri Edo dengan sebuah buku di tangannya. Temannya itu segera meraih tangan Edo dan meletakan buku itu di telapak tangannya.
Baca selengkapnya

4. Sogokan maut

Pagi ini Kana sudah berada di lapangan sekolah. Ia berdiri dengan tegak di tengah lapangan. Rambutnya yang semula panjang sepinggang itu sudah berubah menjadi pendek sebahu. Ia menganggap potong rambut itu bisa menjadi satu-satunya cara untuk buang sial. Tapi ... mengapa Kana masih berada di tengah lapangan saat ini? Keningnya sudah penuh dengan keringat. Ia menyeka keningnya itu dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanan nya masih berusaha bertahan pada posisi hormat. Kana menarik nafasnya yang sudah mulai terasa sukar. Terserang terik matahari seakan membuat jantungnya memompa begitu cepat. Kana menyesal dalam hati tentang dirinya yang memaksa pergi pukul 10 malam hanya untuk memotong rambutnya. Kana berhasil menemukan salon yang masih buka, tapi berjarak sangat jauh dari rumahnya. Alhasil ia kelelahan dan bangun terlalu siang. "Kana, posisi tanganmu!" tegur guru pengawas berjanggut 10 cm yang ada di pinggir lapangan. Kana kembali membenarkan
Baca selengkapnya

5. Senin terindah

Hari Senin menjadi hari pertama sejak Kana menyetujui negosiasinya dengan Gilang. Ia harus siap menerima apapun yang akan terjadi padanya hari ini. Ia duduk di pinggir lapangan saat suasana sekolah masih sangat sepi. Ia tidak ingin dihukum pada hari pertamanya menjadi pacar tameng Gilang. Ia mengakui bahwa cowok itu memang sangat populer. Kepopuleran Gilang bukan hanya di SMA Permata Putri yang menjadi tempatnya bersekolah saat ini. Tapi menjamah sampai ke luar kota Jakarta. Mungkin itu terjadi karena Gilang seorang kapten tim basket yang pernah menjadi Juara Nasional. Kana menoleh ke arah parkiran yang terletak di luar gerbang. Ia melihat Mirna dan Gilang yang baru saja tiba. Mirna nampak sangat bahagia, begitu juga dengan Gilang. Kana menarik kedua sudut bibirnya dengan paksa. "Apa Mirna sudah tau hal ini ya?" gumam Kana. Betul juga. Apa Mirna sudah mengetahuinya? Sahabatnya adalah pacar sungguhan Gilang. Bagaimana jika ternyata cowok itu belum
Baca selengkapnya

6. "Gue ga baik-baik aja."

Kana berlari tergopoh-gopoh menuju gerbang sekolah yang berjarak sekitar 1 KM lagi. Ia merasa sedang mengikuti lomba lari jarak pendek. Namun ia berlomba dengan jarum detik yang terus berjalan enggan berhenti sejenak. Ia mempercepat langkahnya saat jarum detik sudah berada di angka 10. Beberapa detik lagi waktu akan menunjukan pukul 7 pagi. Ia sama sekali tak berniat untuk berdiri di tengah lapangan lagi. Bertepatan dengan jarum detik di angka 12, Kana berhasil tiba di gerbang tersebut. Nampak sosok Pak Agus sedang menggeleng-gelengkan kepala sambil menatapnya. Ia melihat Ilham dan Fahri yang sedang menyapu lapangan. Kana pun bergegas menghampiri kedua temannya tersebut.  "Lo kenapa nyapu lapangan pagi-pagi gini?" tanya Kana. Ilham mengedikan dagu nya ke arah Pak Agus yang sedang duduk mengamati mereka. "Suami lo lagi PMS. Kita cuma ke toilet di bilang mau bolos." Kana bergidik saat mendengar kata suami. "Suami lo kali!" "Gue masi
Baca selengkapnya

7. Hari pertama

Kana mengenakan seragam olahraganya secepat kilat. Ia bahkan tak sempat mandi, hanya membersihkan wajahnya saja. Itu semua karena sebuah pesan singkat yang muncul saat dirinya masih terlelap. Kana mendengar suara klakson motor yang berada di depan rumahnya. Kana menghambur keluar dari rumahnya dengan penampilan yang masih acak-acakan. Kana melihat Gilang yang duduk di atas motornya sambil tertawa. "Lo mau jadi gembel?" tanya Gilang. Kana terkekeh lalu kembali masuk ke dalam rumahnya. Ia berjalan mengambil sepatu yang ada di belakang pintu. Lalu segera mengenakannya dengan asal. Kana segera naik ke atas motor Honda Sonic orange milik Gilang. Walau agak kesulitan, Kana akhirnya dapat duduk di atas motor tersebut. "Lo ga pakai helm?" tanya Gilang. Kana mengerjapkan kedua matanya. "Lo ga bawa helm lagi?" Gilang menggelengkan kepalanya. "Gue cuma mau ngajak lo berangkat bareng. Masalah helm tanggung sendiri." Kana me
Baca selengkapnya

8. Pilihan yang rumit

Kana berjalan terlebih dahulu menuju kantin meninggalkan teman-temannya. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ia berjalan ke sudut kantin sambil menundukan kepalanya. Saat tiba di kursi, ia segera duduk tanpa menoleh kemana pun. Lalu ada sebuah tangan yang merangkul bahunya. Kana reflek menoleh saat melihat ada sebuah tangan di bahunya. Ia memejamkan matanya dengan frustasi saat melihat sosok Gilang dengan cengiran menyebalkannya. Kana segera melepaskan dirinya dari rangkulan cowok itu. Tapi sepertinya semua orang yang ada di kantin sudah terlanjur melihatnya. Semua mata pun menatap Kana dengan tatapan super tak suka. "Genit banget sih jadi cewek!" celetuk seoeang gadis yang duduk di meja sebelahnya. "Ga dapat Kak Edo langsung deketin temannya," sahut teman yang satunya. Kana menghela nafasnya, lalu ia menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangan. Ia merasakan sebuah tangan berada di puncak kepalanya. Kana mendelik, segera mengangkat kep
Baca selengkapnya

9. 'Mas Ganteng'

Kana tiba di rumahnya saat matahari sudah hampir terbenam. Hari masih belum berganti, ia sudah terasa sangat lelah. Kana membuka pintu kamarnya lalu merebahkan tubuhnya di kasur. Ia tersenyum tipis sambil mengepalkan kedua tangannya. Seolah ia terus nemberikan semangat pada dirinya sendiri. Tanpa terasa kedua mata nya mulai terpejam. Kana mulai terbawa ke alam bawah sadarnya. Namun baru sebentar tertidur, pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang. "Na?" Kana dapat mendengar suara ibu nya yang memanggilnya. Kana pun dengan malas membuka kedua matanya lagi. Lalu ia mulai beranjak dari kasurnya menuju pintu yang sebenarnya tak terkunci. Kana membuka pintu itu, lalu ibunya segera memeluknya dengan erat. Kana yang melihat ibunya seperti itu pun sangat kaget. "Ada apa, Bu?" tanya Kana. "Ibu hamil, Na," ujar ibu nya. Setelah mengatakan itu, ibunya menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Kana. Akhirnya Kana pun menarik ibunya masuk ke
Baca selengkapnya

10. Pilihan Ibu Vs Pilihan Kana

'Pulang sekolah gue ke rumah lo.' Kana mengusap wajahnya dengan kasar. Ia baru saja bangun tidur, lalu mendapati pesan seperti itu dari Gilang. Padahal ia sudah bersikeras melarang Gilang datang ke rumahnya. Kana melihat jam yang ada di sudut tengah atas ponselnya. Waktu sudah menunjukan pukul 15.30. Sekolah mulai bubar pada jam 15.15. Itu artinya Gilang akan datang 5 menit lagi karena jarak tempuhnya 20 menit. Kana segera bangun dari kasurnya dan menghambur ke kamar mandi. Ia punya waktu 5 menit untuk mengubah penampilannya. Ia tak ingin Gilang melihat penampilannya yang seperti gembel lagi. Kana keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah baru. Wajahnya juga sudah di poles sebisanya. Kana melirik jam di dinding kamarnya, masih kurang 1 menit lagi sampai Gilang datang ke rumahnya. Kana segera keluar dari kamarnya dan duduk di ruang tamu. Tak lama kemudian, bel rumahnya berbunyi. Kana segera menarik nafas dan menghembuskannya. Kemudian ia mengatur senyu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status