SUPER CHEF WHO LOVES ME

SUPER CHEF WHO LOVES ME

Oleh:  Citra Rahayu Bening  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
92Bab
515Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Vira menaruh obat khusus ke minuman Dylan. Obat pun beraksi ke tubuh, yang membuat Dylan kelimpungan dan ingin menuntaskan dengan seorang wanita. Vira menyodorkan diri ke Dylan. Pria ini tidak mau terjebak dengan perawat genit tersebut, akhirnya sekuat tenaga pulang. Sesampai di rumah, Dylan telah mengguyur kepala dengan air es, tetapi tidak berefek. Akhirnya, dia nekad menuntaskan itu kepada Adista (perawat mamanya). Pagi hari Adista menghilang. Dylan kebingungan mencari keberadaan Adista. Bagaimana nasib Adista?

Lihat lebih banyak
SUPER CHEF WHO LOVES ME Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
92 Bab

JEBAKAN VIAGRA

“Sial! Sepertinya ada yang telah berusaha menjebakku” Dylan merasa ada yang tidak beres di dalam tubuhnya. Ia mulai merasa tubuhnya panas dingin dan sangat sulit untuk melawan desakan hebat di bagian bawah tubuhnya. Dylan layaknya membawa sebuah bom yang siap meledak. Pria ini kelimpungan untuk mengatasi rasa tidak nyaman tersebut.Semua ini bermula karena dirinya diundang untuk turut hadir dalam acara kenaikan jabatan salah satu staf-nya. Meskipun awalnya ia sempat ingin menolak, tetapi karena tidak enak hati akhirnya Dylan turut hadir dalam acara yang diadakan di salah satu bar di kawasan Jakarta Selatan ini. Di sisi lain, Vira yang adalah asisten sous chef– tiba-tiba datang dan mulai memegang tangan Dylan. “Chef, Anda tidak apa-apa? Sepertinya Anda terlihat butuh bantuan,” ucapnya dengan nada genit. Vira tampak cantik dan seksi dengan pakaian berwarna hitam. Bagian depan memiliki potongan rendah, hingga belahan dada tertampang jelas. Apalagi Vira dengan sengaja menunduk saat ber
Baca selengkapnya

DYLAN TANPA PENGAMAN

Keesokan paginya, Dylan terbangun dengan beberapa bagian tubuh yang terasa pegal. Namun anehnya, kepala serta otaknya terasa lebih fresh. Ia merasa sangat bersemangat seperti baru saja dapat injeksi vitamin B kompleks dan C.Shit! Jam berapa ini? Rutuk Dylan dalam hati.Padahal pagi ini, Dylan harus melakukan plating jam 9 tepat. Selama ini dirinya adalah executive chef yang bertanggung jawab dengan tugas.Tampak pada jam dinding jarum panjang menunjuk angka delapan, sedangkan jarum pendek ke lurus ke arah angka enam.Dylan buru-buru turun dari ranjang dan seketika hatinya dibuat syok saat melihat tubuhnya tertutup selimut dalam keadaan polos. Pria berbadan kekar ini langsung duduk kembali dengan pikiran kacau. Otaknya langsung berputar keras lalu teringat tentang kejadian panas semalam bersama Adista. "Jangan, Tuan! To-toloong!" Suara Adista menghilang bersamaan dengan derai air mata. Jerit tangis Adista membuat imajinasi nakal Dylan semakin terpatik. Ekspresi ketakutan dan kesaki
Baca selengkapnya

HILANGNYA ADISTA

Dylan gegas menuju kamar Nyonya Kusumasari dan telah siap dengan jawaban masuk akal. Jika maminya merasa curiga dengan kepulangan Adista yang mendadak. Apalagi gaji terakhir Adista tidak diambil. Saat pulang Adista tidak membawa bekal uang yang cukup karena gaji bulan kemarin sebagian besar dikirim ke kampung. 'Tok tok tok!'"Selamat pagi, Momy!"Tidak ada sahutan. Dylan teringat jika maminya sedang tidur, selalu Adista yang berlari membuka pintu. Dylan mendorong pintu dan melihat kamar dalam keadaan kosong. Executif chef berhidung bangir ini segera beranjak ke ruang makan. Ada Bik Supi sedang mempersiapkan menu makan pagi."Selamat pagi, Tuan Muda. Bibik bikin nasi goreng sosis, lho.""Selamat pagi, Bik. Terima kasih telah dibikinkan menu favorit aku. Tahu Momy ke mana?""Bibik lihat tadi sedang menikmati makan pagi di beranda belakang sama Tuan Albert.""Bik Supi tahu Adista ke mana?""Non Adista, tadi jam 2 pagi pamit pulang kampung. Ada keluarga yang sakit.""Terima kasih atas in
Baca selengkapnya

PERJALANAN KE KAMPUNG

"Adista pergi saat saya masih tidur. Saya sudah mencari ke indekos dia dulu, tapi gak ada. Saya ingin mencari ke rumah orang tuanya,"jelas Dylan tatapan lurus ke pupil mata Umaya. Tatapannya membuat wanita ini jadi gugup. Sepertinya ada yang aneh dengan gesture tubuh Dylan. Pria itu bahkan berbicara tanpa menggunakan intonasi sama sekali, benar-benar datar."Maaf, Chef. Sebenarnya ada masalah apa dengan Adista?"tanya Umaya yang semakin penasaran."Ini soal pribadi antara saya dengan Adista. Nanti setelah Adista ketemu baru bisa saya jelaskan. Mana alamat Adista?"Masalah pribadi? Kenapa Adista minggat? Banyak tanya yang tersimpan dalam benak Umaya."Baik, Chef. Saya kasih alamat lengkap Adista saja. Sebentar!" Umaya membuka menu dalam ponsel lalu mencari catatan tentang alamat-alamat penting. "Saya langsung kirim ke nomor Tuan.""Silakan,"ucap Dylan sambil menatap layar ponsel dengan harap-harap cemas. Dalam hitungan detik, pesan pun sampai. Dylan segera membuka lalu membacanya. Pria
Baca selengkapnya

DILACAK POLISI

"Gimana?"tanya Dylan antusias."Alamat yang kamu kasih tadi, aku paham betul. Dulu aku sempat ada sekitar enam taon jadi Kapolsek di sana. Aku temani.""Wah, Kebetulan sekali. Oke, aku tunggu di rest area."*****Sementara itu, Adista yang pergi tanpa tujuan telah mendapat sebuah kamar untuk disewa sambil mencari kerja. Beruntung sekali tetangga kos Adista sangat baik dan ramah. Gadis ini tidak begitu kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan karena informasi dari para tetangga."Kebetulan aku kemarin tengok teman melahirkan. Ada lowongan kerja jadi asisten dokter di klinik sana. Coba kamu melamar kerja ke sana, Adista," ucap seorang wanita setengah baya yang menjadi tetangga kos Adista."Wah, kebetulan sekali. Terima kasih banyak informasinya, Bu," balas Adista dengan mata berbinar-binar."Buruan bikin surat lamaran kerja. Biar gak keduluan yang lain.""Baik, Bu. Saya permisi dulu mau persiapkan berkas-berkas."Itu tadi pembicaraan Adista dengan salah satu tetangganya semalam. Pagi ini,
Baca selengkapnya

ADISTA INTERVIEW

"Terima kasih banyak atas jamuannya. Kami permisi dulu. Selamat sore ""Terima kasih kembali. Selamat sore dan selamat bekerja,"balas Dylan, sesaat sebelum dua petugas patroli meninggalkan tempat. Setelah mobil patroli beranjak pergi, Dylan dan Bara pun melanjutkan perjalanan.Sepanjang perjalanan dua orang yang bersahabat dengan profesi berbeda tersebut tidak banyak bicara. Dylan masih asyik dengan pikirannya sendiri dan Bara paham bahwa sang sahabat sedang ada masalah besar. Perwira polisi tersebut memilih menikmati musik dari tape mobil."Bara, nanti bantu aku jika keluarga kudatangi bersikap bar-bar." Akhirnya Dylan membuka mulut juga."Memang kamu bikin ulah apaan?"tanya Bara sambil mengernyitkan dahi."Hal memalukan. Ini akibat ulah Vira.""Vira yang sekongkol dengan polisi patroli? Cerita ke aku, kalo gak keberatan."Akhirnya Dylan menceritakan semua, dari saat acara makan bersama lalu reaksi obat yang diberikan oleh Vira membuat Dylan kelimpungan. Adista yang jadi korban pelam
Baca selengkapnya

TAMU ISTIMEWA BUAT ADISTA

Drrrt! Drrrt!Akhirnya, ponsel Adista berdering. Dia yang sedang ada di dapur gegas berlari ke kamar. Dia sudah tidak sabar akan bercerita banyak dengan teman karibnya tersebut. Namun, ....Ini nomor kontak Tuan Dylan? Kedua mata Adista langsung melotot dan seketika timbul rasa jengkel terhadap Umaya. Pengkhianat!Adista tersenyum miris. Akhirnya dengan tetesan air mata dia blokir nomor Dylan dan juga Umaya. Dirinya merasa jadi wanita paling sial oleh sikap lugu selama ini. Sungguh Adista tidak menyangka jika Umaya telah akrab dengan Dylan.Dia tidak menyangka bahwa persahabatan mereka tidak ada artinya bagi Umaya. Padahal saat dirinya berpamitan lewat telepon sedikit banyak dia jelaskan kepada Umaya bahwa Dylan telah bersikap kurang ajar."Kurang ajar gimana, Adis? Yang aku tahu, Chef Dylan itu sopan dan baik. Ada apa sebenarnya? Cerita, dong!""Habis ini aku malu ketemu semua. Aku gak mampu jaga diri. Dia serigala berbulu domba. Gara-gara dia, aku malu bertemu keluarga. Aku telah me
Baca selengkapnya

SEBUAH PERTOLONGAN

Dokter Pamela keluar dari mobil lalu mendekat ke arah pintu. Wanita ini bisa memastikan bahwa Adista ada dalam kamarnya. Itu pasti ada sesuatu yang membuatnya harus sembunyi dari Tuan Dylan. Jiwa keibuannya telah mendominasi suasana hatinya. Ada yang istimewa dengan pegawai barunya itu dan hal itu telah dirasakan sejak mereka bertatap muka.Tok! Tok! Tok!"Nona Adista! Saya tahu, kamu ada di dalam,"ucap Dokter Pamela dengan menempelkan mulut pada lubang kunci. Wanita pemilik klinik tersebut berdiri menunggu reaksi dari dalam. Namun, hingga beberapa menit belum juga ada respon."Nona Adista! Saya mau menolong."Tak berapa lama, pintu dibuka dari dalam dan Adista membuka sedikit daun pintu."Dokter Pamela, maaf,"ucap Adista dengan terbata-bata."Buruan beresin barang-barang kamu. Ikut saya sekarang!"pinta Dokter Pamela dengan tatapan mata serius.Adista sudah tidak mampu menolak lagi karena dalam otaknya kini memang harus segera pergi dari tempat yang telah terendus oleh Dylan. Dia tida
Baca selengkapnya

TRAUMA BIKIN PINGSAN

"Den, jangan naik kasur! Kusut lagi, kan!" Suara omelan seorang wanita menimpali jeritan Rendi pun tidak kalah heboh. Dokter Pamela yang mendengar suara mereka, seketika tertawa terpingkal-pingkal. "Itu pasti si Rendi liat kupu-kupu." "Kupu-kupu, Nyonya?"tanya Adista sambil mengernyitkan dahi. Perawat muda ini ikut vibe bahagia yang ditularkan oleh Dokter Pamela. Dia yang tidak pernah senyum sejak peristiwa tragis yang dialaminya, baru saja bisa tersenyum meski tipis. Adista merasakan bahwa atmosfer dalam lingkungan Dokter Pamela sangat menyenangkan. Rasa takut, marah, khawatir yang semula membelenggu dirinya sedikit-sedikit mulai terlepas. "Ayo, lihat Rendi!"ajak Dokter Pamela sambil berjalan cepat ke arah kamar. Mau tidak mau, Adista jadi menyusul langkahnya. Saat mereka sampai di ambang pintu, tampak Rendi dengan wajah pucat pasi duduk menekuk lutut sambil memandangi kupu-kupu yang terbang mengitari ranjang. Binatang bersayap cantik tersebut seperti sengaja menggoda pria tamp
Baca selengkapnya

PENGINGAT MASA LALU

"Ada apa dengan Adista, Mbok?"tanya Dokter Pamela dengan ekspresi cemas mendekati ranjang. Rendi mengikuti ke ranjang lalu meminta aroma terapi dari Mbok Darmi. Pria ini memijat kaki Adista dengan minyak tersebut."Saya tadi bercerita soal kecelakaan pesawat. Nona Adista tiba-tiba pingsan,"jelas Mbok Darmi."Kecelakaan pesawat?"tanya Dokter Pamela bingung."Maaf, Nyonya. Soal Tuan dan Nona Alena. Maaf,"balas Mbok Darmi merasa bersalah. Wanita tua ini berkata dengan menundukkan kepala.Dokter Pamela merenung sejenak seusai Mbok Darmi berkata. Wanita ini merasa ada sesuatu pada Adista. Sejak mereka bertemu pertama kali saat interview, Dokter Pamela merasakan sebuah chemistry unik di antara dirinya dengan perawat tersebut."Apa mungkin dia punya pengalaman tak mengenakan dengan pesawat terbang?"tanya Dokter Pamela sembari merapikan anak rambut yang menutupi wajah Adista. Tiba-tiba pandangan Dokter Pamela tercengang pada saat melihat ada luka bekas jahitan di kening Adista sebelah kanan.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status