Share

SUPER CHEF WHO LOVES ME
SUPER CHEF WHO LOVES ME
Author: Citra Rahayu Bening

JEBAKAN VIAGRA

“Sial! Sepertinya ada yang telah berusaha menjebakku”

Dylan merasa ada yang tidak beres di dalam tubuhnya. Ia mulai merasa tubuhnya panas dingin dan sangat sulit untuk melawan desakan hebat di bagian bawah tubuhnya. Dylan layaknya membawa sebuah bom yang siap meledak. Pria ini kelimpungan untuk mengatasi rasa tidak nyaman tersebut.

Semua ini bermula karena dirinya diundang untuk turut hadir dalam acara kenaikan jabatan salah satu staf-nya. Meskipun awalnya ia sempat ingin menolak, tetapi karena tidak enak hati akhirnya Dylan turut hadir dalam acara yang diadakan di salah satu bar di kawasan Jakarta Selatan ini.

Di sisi lain, Vira yang adalah asisten sous chef– tiba-tiba datang dan mulai memegang tangan Dylan.

“Chef, Anda tidak apa-apa? Sepertinya Anda terlihat butuh bantuan,” ucapnya dengan nada genit. Vira tampak cantik dan seksi dengan pakaian berwarna hitam. Bagian depan memiliki potongan rendah, hingga belahan dada tertampang jelas. Apalagi Vira dengan sengaja menunduk saat berhadapan.

"Penampilan aku kurang seksi? Chef nggak suka?" Vira bertanya dengan berbisik di telinga Dylan. Hawa hangat dari embusan napas si wanita menerpa telinga dan leher Dylan. Pria ini sekuat tenaga menahan hasrat yang telah meletup-letup sedari tadi, apalagi sekarang semakin dikacaukan oleh kehadiran Vira.

Mendengar itu, Dylan mulai menyadari siapa orang yang telah menjebaknya ini. Tentu saja, ia semakin tidak rela jika harus kalah dan terjebak dalam permainan Vira.

Dylan segera melepaskan tangan Vira dengan paksa. Gadis itu memang cukup cantik, akan tetapi sikapnya yang genit dan tidak sopan membuat Dylan enggan menanggapinya. Apalagi dirinya sadar bahwa Vira memang selalu berusaha untuk mendekatinya, hanya saja ia selalu mengabaikan apa pun bentuk perhatian yang dilakukan oleh gadis itu untuk menarik hatinya. Dylan tidak mau terjebak oleh perilaku genit Vira.

Dylan hanya berusaha untuk menjaga sikap profesional dalam bekerja. Vira yang melihat ekspresi wajah Dylan, semakin berusaha mendekatkan tubuhnya pada Dylan. Dirinya tidak boleh gagal malam ini! Dirinya bahkan sudah merencanakan matang-matang untuk membayar barista memasukan obat ke gelas minuman Dylan. Bahkan gadis ini telah membooking sebuah kamar hotel untuk menemani Dylan malam ini.

Vira sudah menyukai Dylan sejak lama. Bagi Vira, Dylan terlihat begitu tampan dan seksi terutama saat sedang memasak, kepintarannya bahkan sudah diakui secara internasional dan ia juga sangat kaya. Sehingga Dylan sungguh menjadi tipe pria idaman Vira yang harus segera didapatkan. Dengan menjadi pasangan Dylan, otomatis status sosial dan juga materi yang didapat akan meningkat. Bibir merah Vira tersenyum penuh arti.

Dylan mendengus kesal sambil bertahan dengan gejolak dalam tubuh. Hingga ketika kulitnya mulai bersentuhan dengan Vira, ia segera buru-buru berdiri sambil membetulkan bagian celana yang sesak. Dylan berharap tidak ada yang menyadari perubahan bagian depan celananya.

"Maaf semuanya, saya pulang lebih dahulu karena ada urusan penting. Silakan kalian lanjutkan makan- makannya," pamit Dylan yang berjalan cepat meninggalkan meja. Kemudian segera disusul oleh Vira.

Hanya saja saat berlari menyusul, Vira justru ketumpahan jus Umaya - Salah satu staff Dylan juga. Karena hal itu, Vira akhirnya kehilangan jejak Dylan yang sudah mengendarai mobilnya menjauh dari lokasi bar.

"Arghh, sial!” Vira berteriak frustasi. Rencananya malam ini untuk mendapatkan Dylan kembali gagal.

***

Oleh karena mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Dylan akhirnya sampai di rumah hanya dalam waktu 15 menit. Ia sudah berencana untuk merendam tubuhnya di air dingin untuk menghilangkan sensasi dalam tubuhnya yang terasa tidak nyaman.

Sayangnya ketika ia berjalan melewati kamar mamanya, Dylan justru melihat Adisti - perawat mamanya yang sedang menidurkan sang mama. Sudut bibir Dylan terangkat sebelah. Kenapa perawat mamanya ini terlihat semakin manis di matanya malam ini?

"Astaga!" jerit Adista yang terlonjak kaget karena baru menyadari kehadirannya.

"Saya bukan hantu, Adis." Katanya dengan nada suara sedikit parau karena hormon testosteron yang terpacu lebih kencang karena obat.

"Tuan Dylan datang tiba-tiba seperti hantu. Saya jadi kaget!" bibir ranumnya mencebik tidak terima. Itu membuat gejolak dalam darah Dylan semakin mendidih. Dylan geleng-geleng kepala untuk lenyapkan pikiran sesat sesaat.

"Dylan yang melihat bibir gadis itu semakin tidak bisa menahan hasrat. Seketika ada yang membakar alam bawah sadarnya. Sehingga akhirnya Dylan dalam keadaan melayang sudah tidak bisa menguasai diri mulai membawa Adisti menuju kamarnya.

Gadis itu pun dibuat kebingungan dengan perilaku tidak biasa dari Dylan.

"To-tolong saya!"pinta Dylan dengan terbata-bata. Sungguh ia sudah tak sanggup lagi menahannya. Efek obat tersebut sungguh luar biasa.

"Sial!" Dylan mengumpat keras ketika miliknya semakin ngilu luar biasa. Ia benar-benar butuh pelepasan apalagi setelah melihat bibir dan leher putih mulus milik Adista yang sangat menantang.

Belum sempat melawan, tubuh Adista akhirnya didekap erat dari belakang oleh Dylan.

"Maafkan aku! Aku berjanji apa pun akan aku berikan untukmu Adista" bisik Dylan di telinga gadis itu. Sebelum keduanya akhirnya terlarut dalam kegiatan yang akan mengubah hubungan mereka di masa depan.

Keesokan paginya, Dylan terbangun dengan beberapa bagian tubuh yang terasa pegal. Namun anehnya, kepala serta otaknya terasa lebih fresh. Ia merasa sangat bersemangat seperti baru saja dapat injeksi vitamin B kompleks dan C.

Shit! Jam berapa ini? Rutuk Dylan dalam hati.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status