Share

31. Alasan kepergiannya

Rasa hangat menyusup ke dalam dada begitu aku mendengar penuturan Pak Abdurrahim. Lalu aku menuntun tangan ke pipi, mencubitnya sebagai bentuk untuk meyakinkan diri bahwa ini bukan hanya mimpi. Sakit. Ya, ini nyata bukan mimpi.

Aku bangkit dari tempat duduk. Rasa ingin bertemu kian melambung.

"Tidak sekarang, Nak." Pak Abdurrahim kembali bersuara, seraya mencekal pergelangan tangan sehingga membuatku urung melangkahkan kaki menuju pesantren yang tertutup rapat itu.

Aku menoleh kembali ke arah Pak Abdurrahim, kali ini aku menatapnya tajam, untuk apa mencegahku. Amarah mulai menyusup di dalam sini. Siapa dia? Berani mencegahku?

Aku menghempaskan tangan Pak Abdurrahim sedikit kasar. "Apa-apaan, Pak? Saya mau ketemu istri saya," sentakku kemudian melangkah meninggalkan Pak Abdurrahim.

"Sayangnya dia menganggap bahwa dia bukan lagi istrimu, Nak." Seketika, kakiku yang baru beberapa langkah, terhenti. Ucapan Pak Abdurrahim membuat hatiku yang sempat menghangat berubah membeku dalam hitun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sukaesih
semoga cepet bersatu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status