Satu tahun setelah kepergian Afkar, ayahnya menikahkan Sahara dengan seorang laki-laki yang sudah beristri. Menjadi istri untuk seorang Keith adalah mimpi terburuk yang menjadi nyata, terlebih mengenai fakta bahwa Keith dan Kayla adalah pasangan yang saling mencintai meskipun Kayla tidak mampu untuk mengandung anaknya. Ketika Sahara melangkahkan kakinya ke dalam rumah besar itu, dia tahu bahwa inilah sangkar barunya, apalagi saat Keith mengaku bahwa dia hanya membutuhkan Sahara untuk melahirkan anak darinya. Hingga pada suatu hari, Keith berbaring di pangkuannya, menatap matanya, dan menggenggam tangannya sambil bertanya, “Jika aku memperlakukanmu seperti Afkar, maukah kamu menyayangiku juga?” Sahara tertegun, menatapnya ragu-ragu, “Lalu bagaimana dengan Kayla?”
View MoreJam digital di atas meja sudah menunjukkan pukul 12 malam, Sahara tidak bisa tertidur bahkan ketika matanya telah lelah terpejam.Kamar yang dia tempati masih bisa menembus segala sesuatu yang terjadi di luar. Melalui denting gelas dan gelas, juga bincang yang disertai tawa.Kedua mata Sahara terbuka menatap langit-langit dalam keremangan, dia mulai jarang keluar setelah seminggu sejak kedatangan Farhan.Sahara masih terlalu takut untuk bertemu langsung dengan Keith, setelah apa yang laki-laki itu lakukan. Keningnya akan otomatis mengernyit dengan bibir yang digigit saat kilas balik tentang hari itu kembali terbayang.Tidak bisa dia enyahkan rasa jijik juga takut dari telapak tangan Keith yang membelainya di sembarang tempat, panas suhu tubuhnya, gigitan yang menyisakan memar di perpotongan lehernya, akan lebih baik jika Sahara bisa mengikis tempat yang terkena.Denting gelas yang samar-samar terdengar menyadarkan Sahara, jika di luar sana Keith tidak sedang sendiri. Entah siapa yang
“Sudah dua minggu Keith tidak pulang, dan kalian berdua sepertinya juga berhenti saling berhubungan. Kayla, apakah kamu sedang bertengkar dengannya?”Uap dari secangkir teh chamomile panas tampak mengepul mengeluarkan asap, Kayla tidak jadi meraih gelas itu tatkata suara Raina menggema di belakangnya.Kayla menoleh tanpa tersenyum pada ibu mertuanya tersebut, dengan santai menjawab, “Tidak. Hubungan kami baik-baik saja, sama seperti biasa.”“Begitukah? Baguslah.”“Kenapa Ibu bertanya? Tidak sabar ingin melihat aku dan Keith berpisah?” Rambut kuning keeamasannya sedikit bergoyang saat dia membenahi duduk, kini menghadap ke arah Raina yang berdiri di meja pantri dengan wajah masam.Kekeh menghina diiringi senyum merendahkan tersemat di bibir yang lebih tua, Raina sudah lama tidak suka dengan cara Kayla yang selalu bersikap berani dan kurang sopan padanya.Mengingat dulu bagaimana dia sendiri yang memberi restu kepada Keith yang ingin menikahi wanita keturunan Inggris-Asia tersebut, seka
Kemarahan Farhan memuncak saat ia menghadapi Keith, kata-katanya penuh dengan ketidakpercayaan terhadap situasi tersebut, tidak bisa membayangkan bagaimana Keith bisa menyiksa Sahara sampai seperti ini.Keith melangkah maju dengan raut wajah kaku dan berkata dengan dingin, “Sahara adalah istriku, orang luar seharusnya tahu tempat dan tidak ikut campur dalam keluarga kami.”Farhan berusaha menahan amarah yang sudah berkumpul di ubun-ubun, dan tatapannya tajam menghunus langsung ke arah Keith dengan sorot penuh peringatan. “Apakah sebagai seorang suami, kamu harus menyiksa Sahara hingga seperti ini?! Kamu pikir aku tidak punya keberanian dan akan duduk diam melihat adikku menderita di tanganmu?!”Sahara menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri sendiri meskipun gemetar oleh ketegangan yang tersebar di sekitarnya. Dia tidak ingin konflik di antara kakaknya dan Keith semakin diperbesar.Mengingat betapa banyak kekayaan dan seberapa besar kekuasaan yang dimiliki Keith, bukan tid
Suara dingin Keith menembus gemerisik kain di bawah tubuh mereka saat pria itu berkata, "Menidurimu? Tentu saja akan kulakukan." Mengatakan kalimat tersebut, Keith menghilangkan seringainya dan hanya memperlihatkan raut wajah kaku tanpa ekspresi.Jika beberapa waktu yang lalu dia masih punya akal untuk menghentikan semua perlakuannya terhadap Sahara, mengingatkan diri agar tidak memaksa, saat ini Keith melemparkan semua hal itu ke belakang kepala."Sia-sia aku menikahimu dengan uang 15 miliar jika aku tidak melakukan apa-apa," lanjutnya.Sahara bernapas nyaris satu-satu, semua rambut di tubuhnya berdiri tegak menghadapi kengerian yang akan terjadi."Apakah Afkar tidak pernah menyentuhmu seperti ini?"Sahara sontak menahan napas dalam setiap kata yang diucapkan, tubuhnya tegang dengan antisipasi atas apa yang akan terjadi. Nama Afkar yang disebut kontan membuat bulu kuduknya merinding, iris matanya bergetar dengan campuran rasa takut dan juga sakit.“Keith, tolong ….” suaranya hampir
Sahara menangis hingga suaranya berubah serak, sementara Keith menyaksikan semua itu dengan ketidakpedulian. Meskipun Sahara sudah berjuang melepaskan diri dengan sekuat tenaga, tapi berhadapan langsung dengan kekuatan Keith yang luar biasa, tentu saja perjuangannya hanya berakhir sia-sia.Seluruh tubuh Sahara basah oleh keringat dingin yang mengalir deras, dia sangat ketakutan hingga detak jantungnya terasa nyeri.Tempat di mana telapak tangan Keith jatuh, seolah-olah ada ular berbisa yang sedang merayap di atasnya, membuat Sahara tanpa sadar menahan napas, sementara air matanya terus mengalir tanpa bisa ditahan."Jangan, tolong, jangan perlakukan aku seperti ini, Keith. Kumohon ... jangan seperti ini." Sahara merintih, menangis dengan sedih.Keith terlanjur dikuasai emosi dan juga nafsu yang membumbung tinggi. Kulit yang dia sentuh terasa panas dan dingin di saat yang bersamaan, begitu halus di bawah telapak tangannya yang kasar, begitu mudah meninggalkan jejak merah yang samar.“A
“Namun, aku tetap tidak akan pernah menyerah begitu saja. Ayah ada dipihakku, tak mungkin kulepaskan kesempatan itu begitu saja,” lanjut Nathan.Keith menatap ke arah saudaranya dengan tatapan tajam menusuk, ada juga sekelumit perasaan menghina. Kedua tangan tergenggam erat, memendam niat membunuh yang tidak berusaha disembunyikan.Di sisi lain, Sahara terjepit di antara pertarungan mereka, napasnya tersengal dengan cemas memikirkan cara untuk menjauh dari sana.Seolah Keith mampu mendengar apa yang terbesit dalam benaknya, lengannya sekali lagi dicengkeram, tubuhnya ditarik agar berdiri lebih dekat tanpa tempat untuk melarikan diri, sementara atensinya masih terarah pada sosok Nathan.“Kamu menganggap ayah akan selalu berada di sisimu, Nathan? Kamu pikir hal itu tidak akan membuatmu terkalahkan?” ujar Keith dengan nada yang penuh kebencian.Dia mengencangkan rahangnya dengan kedua alis bertaut saat dia melanjutkan dengan geram, “Kamu han
Sahara ingat jaraknya dengan sofa yang terletak di tengah ruang tamu tidak sedekat ini sebelumnya. Namun, dia terus melangkah mundur saat Keith berusaha mendekatinya.Wanita yang baru saja keluar dari rumah sakit tersebut tampak semakin pucat saat jarak keduanya semakin dekat.Sahara terkepung dalam situasi yang mencekam, merasa denyut panik memenuhi setiap serat tubuhnya ketika berhadapan dengan niat Keith yang semakin jelas.Raut wajahnya tegang saat dia mengangkat tangan dan menahan tubuh besar Keith yang terus mengimpitnya demi pertahanan diri.“Jangan dekati aku, Keith!” teriak Sahara dengan suara yang gemetar. Dia ketakutan setengah mati.Naina selalu menghilang di saat-saat seperti ini, entah gadis itu sengaja bersembunyi. Tuhan tahu betapa kalutnya jantung Sahara kini berdetak dengan keringat yang mengalir di dahinya.Namun, se
“Halo, Sahara, bukan?” Pria itu menjulurkan tangannya, tersenyum dengan kecerobohan yang jelas terdengar dalam nada suaranya. Dia bahkan terkekeh ringan usai menyebut nama Sahara dengan pelafalan yang tepat.“Aku Nathan, kakak laki-laki Keith,” lanjutnya.Sahara sejenak tertegun, tidak tahu bagaimana harus menanggapi. Satu hal yang pasti, dia mengabaikan uluran tangan Nathan dan tetap berdiri di sana tanpa bergerak.Tidak terlihat kecanggungan saat Nathan menarik kembali tangannya dan kini dimasukkan ke dalam saku.“Aku mengerti,” ucap Nathan di antara suasana yang tidak pasti. Matanya melirik ke arah Naina sekilas, tapi segera berpusat kembali pada Sahara.“Maaf, kamu tidak ingin bersentuhan denganku pasti karena khawatir membuat Keith marah,” sambung Nathan masih dengan tawa kecil di ujung kalimatnya. “Aku tahu dia ada
“Aku benar-benar tidak terkejut saat mengetahui jika kamu akhirnya berakhir di tempat ini.”Raina mencibir dengan sudut bibir terangkat. Kedua alisnya naik saat menatap wanita yang duduk di atas ranjang rumah sakit dengan sorot ketidakpedulian.Sementara Sahara terduduk kaku dengan raut wajah yang menegang.“Sahara, tampaknya aku terlalu meremehkanmu saat berpikir kamu dapat setuju dan dengan patuh akan memberiku cucu tanpa menciptakan masalah yang tidak perlu,” lanjut Raina dengan mata menyipit tidak suka ke arah Sahara.“Dan kamu pasti juga meremehkanku, tidak tahu bahwa aku dapat melakukan sesuatu yang membuatmu tetap tunduk dan rela melakukan segala yang kuperintahkan.” Dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada, Raina berbalik dan pergi ke arah sofa, mendudukkan dirinya di sana. Meskipun ruangan tempat Sahara dirawat merupakan ruang khusus VIP, tapi Raina masih mengerutkan hidungnya dengan jijik. Bagaimanapun bersihnya, bau disinfektan tetap tidak bisa dipisahkan dengan te
“Kalian anggap apa aku ini?! Siapa yang menyetujui pernikahan itu? Siapa itu Keith? Tidakkah kalian semua tahu?!”“Sahara—”“Kenapa?! Kenapa aku tidak bisa memutuskan apa yang terbaik untuk hidupku sendiri? Kenapa kalian selalu melakukan ini padaku?”Ruang tamu itu hening sejenak, lalu kembali terdengar isak tangis Sahara yang berlari ke kamarnya sebelum membanting pintu hingga tertutup. Dia benar-benar mengabaikan ayahnya yang kini terduduk sambil memegang dada. Jantungnya berdegup kencang, pandangannya nyaris gelap beserta pendengaran yang berdengung tak karuan. • • • Pintu kamar didorong terbuka bertepatan dengan Sahara yang baru saja keluar dari kamar mandi, wanita itu sedikit bersuka cita dan berseru, “Kakak! Aku—”“Sudah lama menungguku pulang, Sahara?” “Keith?!” Sahara refleks berlari dan ingin mendorong pintu kamarnya agar kembali tertutup. Seluruh rambut ditubuhnya berdiri karena waspada. Bukan kakak laki-lakinya yang datang, tapi Keith?! “Untuk apa kamu datang?!” Selur...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments