Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya.
Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka.
" Iss ngagetin tau ga "
" Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban.
" Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak "
" Gamau "
" Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang.
" Coba ulangin "
" Apanya? "
" Iss tadi kamu bilang apa? "
" Apa nya? "
Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas.
" Kamu mau godain aku ya? "
" Hah? "
" Baju kamu " Arya dengan sengaja menaikkan tangannya yang tadinya diperut sekarang tepat dibawah gunung kembar yang terlihat jelas. Pasal nya Rania hanya memakai kemeja oversize putih milik arya.
" Isss dasar mesum " Rania memukul pelan lengan Arya.
" Sana mandi, siap siap kita kesekolah "
" Ngapain? "
" Aurel chatt aku semalem, katanya bakal ada info buat acara perpisahan kelas kita besok malem."
" Aku mandi dulu ya sayang " Arya mengecup kilat bibir rania sebelum memasuki kamar untuk melaksanakan ritual mandinya.
" Morning kiss "
.....
Arya dan Rania sudah tiba disekolah yang sudah cukup ramai, tapi bedanya banyak pasang mata memperhatikannya. Rania menjadi sedikit risih, apalagi melihat tatapan merendahkan yang orang orang tunjukkan padanya.
Arya yang menyadari jika gadisnya risihpun berinisiatif untuk menggenggam dan mengelus pelan tangan rania guna menetralisir rasa gelisah yang dirasakan istrinya. Arya menelisik siswa siswi yang masih memperhatikan gadisnya, ada apa? Bukankah mereka sudah tau jika dia dan rania berpacaran. Lalu, kenapa mereka seakan akan baru mengetahuinya.
" Ngapain lo liatin cewe gue? " Arya berkata sarkastik dengan menatap tajam setiap mata yang masih setia memandang istrinya. Mereka yang ditatap hanya bisa memalingkan wajahnya.
" Gapapa, lo aman. Ada gue " Arya berjalan seraya menggandeng tangan rania, tapi diperjalanan menuju kelasnya banyak orang orang yang berbisik mengenai mereka.
" Pantesan Arya mau sama Rania orang udah dipake "
" Sayang banget anjir cantik cantik rusak wk"
" Kira kira semalem kena berapa ya "
" Kalo gini, mending si karina ga si? "
" Arya mauan ya pacaran sama jalang "
" Cantik cantik jalang "
" Kalo gue si malu, Katanya kaya ko jual diri "
" Semalem gue kasih sejuta mau ga ya? "
Tanpa mereka sadari tangan Arya mengepal mendengar kalimat yang tidak mengenakan yang tertuju untuk istrinya. Arya membalikkan badan ke arah orang yang mencap istrinya sebagai jalang, dia sungguh tidak terima atas apa yang sudah mereka katakan.
" Bangsat "
Bugh bugh bugh
Arya memukuli siswa tersebut, tidak ada yang berani membantunya karena jika ada yang membantu bisa dipastikan akan berakhir sama.
" Atas dasar apa lo ngatain cewe gue jalang? "
Bugh bugh bugh
Arya terus memukuli orang tersebut sampai ada tangan mungil yang memegang kepalan tangannya, dia Rania.
" Cukup ya, dia bisa mati "
" Dia pantes dapetin itu, dia udah hina lo " Arya berkata dengan nada yang menggebu, nafasnya masih naik turun karena emosi.
" Aku gapapa, percaya sama aku ya "
Arya tak menggubris ucapan rania, dia kembali menghadap orang orang yang telah menggunjing istrinya.
" Bilang sama gue, siapa yang nyebar gosip tentang cewe gue?" Hening, tidak ada yang mengeluarkan suaranya.
" Jawab bangsat, atau lo semua mau gue keluarin dari sekolah? "
" Liat mading aja ka, jawabannya ada disana? " Arya mengerutkan keningnya mendengar ucapan dari adik kelasnya. Arya menghembuskan nafasnya, melihat kearah Rania yang sedang menunduk seraya memilin jarinya, dia tau istrinya sedang ketakutan setelah melihatnya menghajar orang dengan membabi buta tadi.
" Kita ke mading." Arya melangkahkan kakinya membawa serta Rania untuk melihat apa yang ada di mading sekolahnya, namun belum sempat pergi arya sudah mendapatkan bogem mentah.
Bugh
" Bajingan." Kavi menahan Riko yang akan menerjang Arya kembali.
" Bangsat, kenapa lo pukul gue." Arya menatap tajam Riko yang juga sedang menatapnya tak kalah tajam.
" Lo yang bangsat, lo bajingan. Kalo lo mau rusak cewe yang lain aja anjing jangan dia." Riko berkata dengan mata yang tertuju kepada rania.
" Maksud lo?"
" Lo gausah pura pura gatau ya anjing lo Kan-"
" Ke rooftop, malu jadi pusat perhatian." mendengar ucapan Ardan mereka mengedarkan pandangannya kesekeliling dan benar saja sekarang mereka telah menjadi pusat perhatian siswa/i yang sedang berada di koridor.
Ardan meninggalkan kerumunan tersebut dan langsung diikuti oleh yang lainnya, mereka menuju rooftop untuk membicarakan sesuatu yang memang harus dijelaskan.
Disepanjang perjalanan menuju rooftop Rania masih menjadi sorotan para siswa bahkan bisikan demi bisikan juga masih terdengar seiring kakinya melangkah, dia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan air mata yang sudah mengumpul di pelupuk matanya sungguh perkataan mereka begitu menyakiti hatinya.
Sesampainya di rooftop semuanya masih terdiam, menunggu isyarat ardan untuk memulai pembicaraan sampai akhirnya ardan membuka suaranya.
" Kalo lo bingung kenapa warga sekolah mandang rendah Rania, semuanya karena ini Ya." Ardan mengeluarkan beberapa foto dari sakunya dan langsung menyerahkannya kepada Arya.
" Bangsatt."
" Jadi bener Ya, Rania jalang lo?"
" Anjing."
Bugh
Revi tersungkur ke lantai setelah Arya memberikan bogem mentahnya. Arya beranjak dari tempatnya dan langsung mencengkram kerah seragam milik Revi dengan tangan kanan yang mengepal dan mata yang menyorot tajam arya berkata dengan nada sarkastiknya.
" Sekali lagi lo ngomong gitu, mati lo anjing."
Arya menghempaskan Revi ke lantai dan kembali duduk ditempatny, menghela nafas kecil guna menetralisir emosinya arya menatap Rania yang sudah menangis tanpa suara.
" Gue sama Rania udah nikah, Rania hamil anak gue-"
PLAKK
" Bajingan, lo apain sahabat gue hiks hiks kenapa harus sahabag gue Aryastama hiks." Aurel menampar Arya yang hanya terdiam di tempatnya, sebenarnya dia bisa saja membalas Aurel tapi Arya tau jika Ardan tak akan tinggal diam jika dia untuk membalas Aurel.
" Kenapa lo ga cerita ran, lo anggep gue apa hah hiks kenapa lo diem aja." Aurel mengguncang bahu rania, rania tidak bisa menjawab dia hanya menangis tanpa suara.
" Jelasin ya."
Arya menjelaskan semuanya, mulai dari dia dan Rania yang terjebak One night stand di apartnya, sampai Rania hamil anaknya dan mereka menikah.
"Terus yang nyebarin foto ini siapa?"
"Dan, gue yakin lo bisa."
Tanpa dijelaskan pun ardan sudah mengerti jika Arya mempercayainya untuk mencari pelaku ya g menyebarkan foto nya. Ardan hanya berdehem sebagai jawaban dia sibuk memperhatikan dua perempuan yang masih saling berpelukan dengan mata yang sama sembabnya.
Tanpa kata Ardan memisahkan Aurel yang memeluk erat Rania, dan mendekapnya pelan.
"Nangis di gue aja."
"Ardan bangsat, sempet sempet nya lo ngambil kesempatan dalam kesempitan."
"Dahlah inima, Rania sama Arya, Ardan sama Aurel. Kita mah apa atuh." Raka berkata dengan dramatis.
"Mukalo gapantes melas gitu anjing lo kan buaya, cewe lo dimana mana, yakali fakboi galau."
"Bacot, minta maaf rev." Ardan berkata tanpa melihat mereka fokusnya masih ke Aurel yang masih terisak kecil.
"Maafin gue bos, gue udah nonjok lo hehe." Revi meminta maaf dengan gaya khasnya cengengesan dengan tangan yang membentuk pis:v
"Minta maaf sama istri gue."
"Ran, maafin gue ya. Ucapan gue jangan lo masukin ke hati. Gue kaya gitu karena gue sayang sama lo-"
Awss
"Anjing Rania istri gue."
"Ya Allah bos, gue belum selesai ngomong lo main toyor aje. Ketularan Raka lo bos. Maksud gue tuh gue sayang sama Rania karena gue udah nganggep dia sodara, dia baik banget sama gue bos."
"Gapapa Revi, aku udah maafin."
"Makasih bu boss."
"Gue harap kalian mau bantu gue buat cari pelakunya."
"Kita pasti bantu bos."
"Bu bos jangan banyak fikiran, kasian decilnya nanti sedih."
"Decil apaan lagi si rev, pusing gue denger bahasa lo."
"Decil itu Dede Bocil, norak banget si lo rak:/"
"Ehm aku ke kelas dulu ya, takut ada pengumuman buat baju yang harus dipake buat besok malem."
"Sini aja, nanti gue yang cari tau infonya." Arya menarik Rania kepangkuannya dan itu sukses membuat para jomblo yang berada disana mengumpat. Bagaimana tidak? Saat ini mereka tengah menyaksikan adegan uwu live, Rania dengan Arya dan Aurel dengan Ardan. Raka, Revi dan Kavi hanya bisa mengelus dadanya sabar.
Gini banget nasib jomblo batin ketiganya.
Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya. "Apa gue bisa rebut lo dari Arya?" "Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo." "Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya.
Arya mengacak rambutnya asal, saat ini dia dkk sudah berada di apart tempat dia dan rania tinggal. Sayangnya apart nya kosong, tidak ada rania didalamnya. Istrinya yang dia fikir sudah pulang ternyata salah, istrinya tidak berada di apartnya. " Bangsat, ini semua gara gara lo rev. Kalo aja gue ga ngikutin saran lo, mungkin rania ga akan salah faham kaya gini." Arya menarik kerah baju yang revi kenakan sedikit lagi tangannya akan mengenai pipi mulus temannya jika ardan tak menghalangi niatnya. " Lepas ya." Ardan berusaha melepas cekalan tangan arya pada kerah revi yang lumayan kuat sehingga membuat revi terbatuk karenanya. " Uhuk uhuk, lee paash uhuk yaa." " LEPAS BANGSAT." " Apa hah? Ini semua juga salah kalian. Kalo aja kalian ga nahan gue buat ngejar rania, mungkin sekarang dia udah ada di apart sama gue." " Lo juga salah ya, kalo aja lo ngikutin alur rencananya rania ga akan salah faham. Lo sendiri yang mau ngobrol sama karina
"Raniaaaa"Suara itu menggema di ruang tamu, mengagetkan penghuni rumah terutama para maid yg sedang bekerja, mereka berbaris menyambut tuan rumah yang rupanya sedang menahan amarah, terlihat dari wajahnya yg merah padam." Mana Rania " Tanya surya kepada salah satu Art yang berjejer diruang tamu tersebut." Non Rania dari tadi di kamar tuan, dari tadi belum turun, bibi suruh makan siang juga gamau"Jawab asih dengan suara gemetar, melihat tuannya sedang menahan amarah dia sedang menerka nerka tentang kejadian apa yg menimpa putri majikannya sampai sampai rela pulang di jam kantor seperti sekarang.Suryana dengan langkah lebar menapaki setiap tangga menuju kamar putrinya. DanBRAKKKK" Raniaa, Bangun. Ayah bilang BANGUN "Suara suryana kembali menggema, bahkan maid yg berada di kantai bawah pun turut mendengar suaranya.Rania masih enggan membuka suara, dia menahan mati matian air matanya yg sudah berada di pelupuk matanya
○Dikamar bernuansa navy itu terdapat sesosok perempuan cantik yang sedang bergelut dengan selimutnya, cahaya matahari yang menembus gordeng bahkan tak mampu membangunkan tidur nya, Jam wekker yang menunjukan Pukul 06.30 berbunyi dengan nyaringnya, namun tetap tidak ada tanda tanda akan bangunnya perempuan tersebut. Sampai gedoran pintu mengusik tidur cantiknya.Tokkk, tokkk, tokkk" Non raniaa, non, non raniaa"" Non Rania, bangun non udah pagi nanti non kesiangan, ceper bangun ya non nanti tuan marah kalo liat non belum bangun"Rania mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahayaa yang memasuki retina matanya, mendengar nama tuan yang disebutkan bi Asih, Artnya. Rania segera bangun dan berlari memasuki kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya, tak lupa berteriak nyaring kepada bi asih yang masih setia mengetuk pintunya." Rania udah bangun ko bi, rania mau mandi"Bi asih tersenyum disela ketukannya, anak majikannya itu sungg
Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, tapi tidak ada tanda tanda bahwa rania akan beranjak dari tempat duduknya. Aurel yang sedari tadi menunggu rania mengerjakan tugas dari guru inggrisnya mendengus, aurel lapar." Ran ayo ke kantin " Ajak aurel untuk yang kesekian kalinya." Lo duluan aja rel, gue mau selesain PR inggris dulu, nangung "" Heh, dimana mana yang namanya PR itu buat dikerjain dirumahh jamall lo kerajinan banget ya anjirr ngerjain disekolah. Mentang mentang pinter, rajin gue yang masih suka nyontek sama lo bisa apa ran " Aurel terus mengoceh tanpa henti dan itu mengganggu konsentrasi Rania." Oke ayo ke kantin, percuma juga gue nugas disini, lo bawel "" Aaaaaa ayoo rann gue udah laper banget, dari tadi kek lo ngajak gue ngantin "Rania tak menanggapi, karena jika ditanggapi tidak akan ada habisnya.Suasana kantin sangat ramai, mejanya sudah penuh dan aurel tidak m
Jam sudah menunjukan pukul 21.30, di bangunan yang luas dan minimalis itu terdapat banyak sekali remaja laki laki. Mereka adalah geng Lexa, sedari tadi mereka hanya menghabiskan waktu disana dengan mengobrol, ngegame dan juga bermain catur. Tiba tiba semua di kejutkan dengan kondisi kavi yang sudah babak belur, setau mereka kavi izin keluar untuk membeli makanan." Eh anjing ngapa lo? "" Gue di keroyok geng sebelah, anggota lexo ngeroyok gue anjing "Fyi, geng Lexo adalah musuh dari geng Lexa. Geng Lexo diketuai oleh Zeko, mereka bersekolah di moonscholl sekolah yang selalu menjadi lawan dari sekolah arya, awalnya mereka berteman tapi semenjak Starschool menjuarai turnamen basket selama 2 tahun berturut turut, zeko tidak terima dan mengibarkan bendera permusuhan." Oh iya ya, Riko bilang besok pas pulang sekolah zeko sama anggota Lexo mau nyerang sekolah "" Besok pastiin gada satu siswapun yang lewat gerbang depan, arahin semua
Rania mengerjapkan matanya, setelah pulang sekolah tadi dia memutuskan untuk tidur, dan sekarang sudah menunjukan pukul 7 malam. Rania membersihkan diri dan turun kelantai bawah untuk mengecek apakah ayahnya sudah pulang.Sampainya dilantai bawah rania tidak menemukan ayahnya hanya ada bi asih dan beberapa maid yang masih membereskan rumahnya." Bi, nia mau ke supermarket depan bentar ya "" Mau dianter supir non?"" Gausah bi, nia mau jalan kaki aja, lagian cuma kedepan "" Yaudah non hati hati ya "Rania berjalan kedepan dengan bersenandung ria, sesampainya di supermarket dia mengambil berbagai macam cemilan rencananya dia akan begadang untuk menonton drama thailand.Diperjalanan pulang terdapat beberapa remaja yang sedang berkumpul disamping trotoar, mereka memperhatikan rania dari atas sampai bawah dan itu membuat rania risih.Kenapa harus ada mereka si padahal tadi ngga ada  
Pagi hari ini suasana meja makan dikediaman Adi putra terasa berbeda, jika biasanya arya enggan sarapan lain hal nya dengan sekarang. Pagi ini dia dibangunkan seperti anak pada umumnya oleh faradillah mamahnya, disiapkan sarapan dan lagi keadaan meja makan yang lengkap dengan keberadaan papahnya. Sudah lama dia menginginkan hal ini terjadi, dan sekarang semua sudah terwujudkan. " Mamah mau berusaha jadi ibu yang baik buat kamu "faradillah menghampiri arya seraya mengelus kepala anaknya, dia menyesal karena tidak mengikuti tumbuh kembang anaknya, dan sekarang lihat lah anaknya sudah sebesar ini. " Papah juga, papah akan berusaha untuk menjadi papah yang baik buat kamu dan menomor duakan pekerjaan " Arya hanya diam saja, dia masih tidak bisa mencerna semuanya yang terasa tiba tiba, tapi tidak bisa dipungkiri dia terseyum bahagia kepada orang tuanya. ........ Disisi lain rania sedang sibuk menyiapkan Bekal makanan untuk
Arya mengacak rambutnya asal, saat ini dia dkk sudah berada di apart tempat dia dan rania tinggal. Sayangnya apart nya kosong, tidak ada rania didalamnya. Istrinya yang dia fikir sudah pulang ternyata salah, istrinya tidak berada di apartnya. " Bangsat, ini semua gara gara lo rev. Kalo aja gue ga ngikutin saran lo, mungkin rania ga akan salah faham kaya gini." Arya menarik kerah baju yang revi kenakan sedikit lagi tangannya akan mengenai pipi mulus temannya jika ardan tak menghalangi niatnya. " Lepas ya." Ardan berusaha melepas cekalan tangan arya pada kerah revi yang lumayan kuat sehingga membuat revi terbatuk karenanya. " Uhuk uhuk, lee paash uhuk yaa." " LEPAS BANGSAT." " Apa hah? Ini semua juga salah kalian. Kalo aja kalian ga nahan gue buat ngejar rania, mungkin sekarang dia udah ada di apart sama gue." " Lo juga salah ya, kalo aja lo ngikutin alur rencananya rania ga akan salah faham. Lo sendiri yang mau ngobrol sama karina
Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya. "Apa gue bisa rebut lo dari Arya?" "Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo." "Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya.
Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. " Iss ngagetin tau ga " " Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. " Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak " " Gamau " " Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. " Coba ulangin " " Apanya? " " Iss tadi kamu bilang apa? " " Apa nya? " Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. " Kamu mau godain aku ya? " "
Sore sudah berganti malam, Rania sekarang sedang mencak mencak tidak jelas diruang tamu. Bagaimana bisa arya belum pulang sampai sekarang. Setelah membeli sate untuk rania, arya pamit pergi lagi, karena sedang ada urusan, katanya. Rania hanya mengangguk sebagai ucapan, karena menurutnya dia tidak berhak mengatur arya. Tapi sekarang, bolehkah dia menyesal karena tidak minta arya untuk membawanya. Sungguh, dia bosan sekarang. Rania menghembuskan nafasnya berkali kali, mendudukan diri diatas sofa dengan kaki yang diangkat keatas, tak lupa bibirnya yang manyun dengan mata yang berkaca. " Iss dimana si, ko ga pulang pulang " " Udah tau istri lagi hamil, malah ditinggal sendirian " Rania mengelus perutnya yang berbunyi, dia kembali melanjutkan ocehannya. " Kamu laper ya sayang, sabar ya kita tunggu daddy " " Hikss daddy lama sayang, mamah laper huaa hiks hiks " rania menangis seperti anak kecil ketika pertunya
Hari ini rania memutuskan untuk tidak datang ke sekolah, bukan tanpa alasan dia enggan untuk datang. Pasalnya kelas Xii memang dibebaskan pasca ujian maka dari itu dia memilih untuk tidak datang kesekolah. Rania juga mengabari aurel karena memang semalam mereka melakukan vidio call. Rania tersenyum mengingat kejadian semalam. Flashback on. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi rania belum bisa memejamkan matanya padahal rasanya sangat lelah. Karena bosan dia memainkan sosmednya yang memang jarang sekali dibuka, tiba tiba arya datang dengan membawa susu hamil untuknya dan jangan lupakan tangan kiri nya yang juga terdapat laptop. " Nih minum dulu " arya menyodorkan segelas susu yang dibuatnya dan langsung di sambut oleh rania. " Makasih " Setelah nya mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing, sampai pada arya yang mengalihkan tatapannya dari laptop ke rania. " Gue mau ngomong " " Apa? "
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian diparkiran, sekarang tidak ada yang berani mengganggu raina karena memang tidak ada yang mau berurusan dengan anak dari pemilik sekolah, yap siapa lagi jika bukan arya. Jangankan muridnya guru saja sudah lelah memarahi nya tapi yang namanya arya tidak akan pernah kapok membuat ulah. Saat ini apartemen arya yang biasa sunyi kini terdengar ramai, itu semua karena anggota laknatnya yang bertamu sejak sore sampai malam dengan alasan Belajar bersama, karena memang besok adalah hari pertama Ujian kelulusan. " Pulang dah lo pada, pusing gue liatnya. Belajar ngga, rusuh iya. " " Iss pak bos nantilah, masih juga jam 8 biasanya juga kita pulang apa ngga lo ga perduli " revi menjawab dengan mata yang masih terfokus menonton serial boboiboy, tak hanya revi tanpi ardan, kavi dan raka pun sama. Arya memutar matanya malas, dia memejamkan matanya guna menetralisir rasa kesal yang mendera melihat respon temannya, apa
Hari sudah larut tapi baik rania maupun arya belum ada yang memejamkan matanya. Arya menolehkan kepalanya ke nakas, melihat jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Dia menghela nafasnya melihat rania yang tak kunjung memejamkan matanya. " Tidur " " Belum ngantuk " Arya mendekati rania yang sedang menatap atap kamar mereka, tanpa kata arya mendekap rania dengan tangannya yang melingkar dipinggang ramping itu. Bisa arya rasakan jika rania menegangkan tubuhnya. " Ya lepasin, gue ganyaman "Rania berusaha melepaskan tangan arya yang melingkar dipinggangnya. " Stt biar lo cepet tidur " " Tap.. " " Tidur nia " arya mempererat pelukannya, seraya mengelus pungguh gadisnya agar mengantuk. Ok, fiks. Rania menyerah. Dia sudah tidak memberontak karena merasakan rasa yang begitu nyaman ketika arya mengelus punggungnya. Perlahan matanya terpejam dengan nafas yang mulai teratur. Arya merasakan sapu
Setelah insiden baku hantam didepan pintu rumah keluarga Mahendra, kini diadakan pertemuan keluarga di ruang tamu yang tempatnya masih di kediaman mahendra. Setelah hening selama beberapa menit, akhirnya Putra selaku papah dari arya memulai pembicaraan. " Begini, sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya kepada Pak Surya atas kesalahan anak saya arya, saya tau jika kesalahan anak saya tidak bisa di tolerir lagi. Tapi akan saya pastikan jika anak saya akan bertanggung jawab untuk menikahi putri pak surya " Surya masih diam, dengan mata yang masih menyorot tajam arya yang sedang memandang rania. " Apa kalian bisa menjamin kebahagiaan anak saya? " " Saya ga bisa janji buat bahagiain anak om, tapi saya akan berusaha untuk membahagiakan rania sepenuh hati saya om " " Jika kamu menyakiti putri saya, saya pastikan kamu tidak akan saya ijinkan bertemu dengan anak dan cucu saya meskipun kamu memohon " " Saya pastikan
HoekkkHoekkHoekkkHuh huh rania memijat keningnya yang terasa pusing, tubuhnya juga lemas. Rania memandang dirinya dicermin, satu kata yang bisa menggambarkan dirinya saat ini Pucar macem zombi. Rania menghela nafasnya pelan, sudah seminggu belakangan ini rania selalu mengalami Morning Sicknes, jangan lupakan pola makannya yang berantakan. Dia mengghela nafas pelan, dia sadar ini semua adalah gejala dari kehamilannya. Tapi yang rania tak habis fikir adalah keinginannya untuk selalu berada didekat arya. Hampir setiap malam arya mengantarkannya makanan sehat untuknya, dan sialnya bayi dikandungannya selalu ingin berdekatan dengan papihnya. Tapi rania tidak pernah mengatakan keinginannya karena malu. Tapi untuk hari ini, rania tidak bisa menahan keinginnya lagi. Rasanya dia ingin menangis hanya karena ingin berangkat sekolah bersama dengan arya. Dengan ragu dia menelvon arya. " Halo, kenapa? " Mendengar suara dia sebrang sana