Setelah insiden baku hantam didepan pintu rumah keluarga Mahendra, kini diadakan pertemuan keluarga di ruang tamu yang tempatnya masih di kediaman mahendra.
Setelah hening selama beberapa menit, akhirnya Putra selaku papah dari arya memulai pembicaraan.
" Begini, sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya kepada Pak Surya atas kesalahan anak saya arya, saya tau jika kesalahan anak saya tidak bisa di tolerir lagi. Tapi akan saya pastikan jika anak saya akan bertanggung jawab untuk menikahi putri pak surya "
Surya masih diam, dengan mata yang masih menyorot tajam arya yang sedang memandang rania.
" Apa kalian bisa menjamin kebahagiaan anak saya? "
" Saya ga bisa janji buat bahagiain anak om, tapi saya akan berusaha untuk membahagiakan rania sepenuh hati saya om "
" Jika kamu menyakiti putri saya, saya pastikan kamu tidak akan saya ijinkan bertemu dengan anak dan cucu saya meskipun kamu memohon "
" Saya pastikan saya tidak akan menyakiti rania om dan akan menjaga anak kami "
" Pegang omongan kamu, saya tidak suka dengan lelaki yang melanggar omongannya "
" Saya usahakan om "
" Pak putra, silahkan panggilkan penghulu dan juga dua saksi. Saya mau mereka dinikahkan hari ini juga."
Rania yang sedari tadi diam menggeleng tak percaya, secepat inikah?
" Ayah tapi.. "
" Tidak ada tapi tapian, perutmu akan membesar seiring berjalannya waktu. Lebih cepat lebih baik."
......
" Saya terima nikah dan kawinnya Rania Surya Mahendra Binti Surya Mahendra dengan mas kawin Emas 15kg dan seperangkat alat sholat dibayar tunai "
" Bagaimana para saksi? "
" SAH "
" SAH "Rania mencium tangannya arya yang sekarang sudah resmi menjadi suaminya dan arya dengan gerakan slowmonya mencium kening rania.
" Selamat ya nak, kalian berdua sudah resmi menjadi sepasang suami istri "
Pernikahan mereka diadakan tertutup dengan dihadiri keluarga besar dari arya dan juga rania.
" Selamat ya arya, tante ga nyangka kamu bakal nikah secepet ini. Ranianya dijaga ya inget kandungannya masih rentan " Felly menyalimi keduanya.
Yap, felly datang keacara pernikahan ponakannya. Awalanya dia memang kaget mendengar arya yang akan menikah, mengingat arya masih kelas 12 sma. Tapi dia ingat akan kesalahan yang dibuat ponakannya.
" Makasih tante, arya bakal jaga rania sama anak arya ko "
" Bagus, itu udah kewajiban kamu "
....
Setelah pernikahan sederhana itu berlangsung mereka kembali berkumpul di ruang tamu, untuk membicarakan tempat yang akan ditinggali pengantin baru tersebut.
" Jadi rania mau tinggal dimana nak? " faradillah mamah arya mengawali percakapan kali ini.
" Hah? Emang gabisa tinggal disini aja ya mah? "
" Arya sama dia bakal tinggal di apart mah, pah, yah."
" Apa kamu yakin?, anak saya sedang hamil muda. Apa tidak terlalu beresiko? Dan lagi apa kamu bisa 24 jam berada di sisi anak saya? " Surya sedikit tak rela melepas putrinya.
" Arya yakin yah, arya usahain untuk terus berada disisi rania "
" Yasudah, ayo sayang mamah bantu kamu beres beres dulu nanti keburu malem pindahnya. "
Rania mengangguk dan beranjak dari duduknya diikuti faradillah yang akan membantunya mengemas barang.
Dan kini tinggalan ketiga pria yang masih saling diam.
" Ayah titip rania sama kamu "
Surya menatap arya penuh harap, bisa dilihat dari matanya jika surya merasa sedih." Arya bakal jaga rania yah, ayah jangan khawatir "
" Ayah ga main main soal ucapan ayah jika kamu menyakiti anak ayah "
" Arya usahain untuk selalu membahagiakan rania tanpa menyakitinya yah "
" Kamu harus ya, papah akan terus pantau kamu "
Suara derap langkah yang berirama mengalihkan atensi mereka, disana terlihat rania yang sudah siap dengan dua koper dan faradillah dengan satu totebag nya.
" Mau berangkat kapan? "
" Sekarang mah."
" Maaf, ayah gabisa ikut anter kamu ke apart ayah harus meeting dengan klien. " Surya berkata dengan raut wajah sendunya.
" Ngga apa apa ko yah, nia pamit ya. Ayah jaga kesehatan. nia bakal kangen sama ayah, nia bakal usahain buat sering sering kesini jenguk ayah, nia janji"
" Jaga diri kamu sama cucu ayah ya, maafin ayah belum bisa jadi ayah yang baik buat kamu " surya mengecup dahi putrinya dan langsung membawa putri kesayangannya untuk didekap.
Putri kecil nya sekarang sudah dewasa, bahkan sedang mengandung cucunya. Raisa pasti senang melihat putrinya yang tumbuh dengan cantik dan lembut sepertinya.
" Jaga nia ya, ayah percaya sama kamu "
" Kita pamit yah, Assalamualaikum "
" Saya dan istri saya juga pamit pak surya, semoga kita bisa menjadi besan yang baik "
" Tentu Pak Putra "
" Assalamualaikum "
" Waalaikumsalam "
......
Mereka sudah sampai didepan pintu apart yang akan arya dan rania tempati. Rania memejamkan matanya sejenak mengatur nafanya yang tiba tiba terasa sesak. Karena setiap menginjakan kaki di apart rania selalu terbayang dimana kehormatan nya di renggut paksa.
" Masuk "
Rania tersadar dari lamunannya ketika suara arya mengintrupsikan dirinya untuk memasuki pintu yang sudah terbuka.Rania memasuki apart dengan langkah pelan, ini sudah ketiga kalinya dia menginjakan kakinya ditempat ini. Rania menelisik setiap sudut ruangan, baru kali ini dia bisa memperhatikan ruangan demi ruangan secara detail, karena kemarin dia memang tidak terlalu peduli dengan tempat ini. Tapi sekarang tempat ini yang akan menjadi tempatnya pulang.
Apartemen arya terdapat di lantai 15, nomor 345. Didalamnya terdapat dua kamar yang sudah dilengkapi kamar mandi didalamnya, sisi kirinya terdapat daput yang cukup luas dan juga ruang tamu disisi kanan. Tak terlalu besar memang tapi nyaman. Ruangan ini mendominasikan warna putih dan abu sedangkan setiap kamar bernuansa gelap.
" Susun baju lo di lemari sebelah kanan, sebelah kiri buat baju gue "
Rania mengerjapkan matanya, dan mencoba mengartikan perkataan suaminya.
" Em kita tidur sekamar? "Arya mengangkat alisnya " Menurut lo? "" Gatau "Rania menggeleng dengan muka polosnya
Arya berdecak, dengan tidak sabaran dia menarik dua koper rania dan langsung membuka resletinya. Tak menunggu lama arya langsung memasukan baju baju itu kedalam lemarinya.
Ketika arya akan membuka koper kedua, tangan rania mencegahnya.
" Jangan "
Arya menaikan satu alisnya seakan bertanya ' ada apa? '
" Emm bi-biar gue aja "
Arya tidak mendengarkan rania, dia malah membuka mini koper milik rania dan blushh
Wajahnya memerah sampai ke daun telinganya. Bagaimana tidak? Ketika dia membuka mini koper itu dia langsung melihat benda keramat perempuan, Cd dan Bra milik rania.Rania yang melihat itu membelalakan matanya denga mulut yang terbuka, dia langsung mengambil alih mini koper yang berada di tangan arya, wajahnya memerah karena malu.
" Biar gue aja "
" O-oke, gue keluar "
Arya langsung beranjak keluar kamar, dan meninggalkan rania yang menunduk menahan malu......
Sedari tadi rania tidak melihay arya, padahal rania ingin meminta bantuan suaminya untuk mengantarkannya ke supermarket depan untuk membeli kebutuhan dapur. Rania mengelus perutnya yang sudah menunjukan perubahan, sedikit buncit." Laper "
" Nih "
Rania terlonjak kaget melihat tangan yang menyodorkan plastik putih berisi makanan kepadanya, dia mengelus dadanya yang berdetak lebih cepat." Aryaa, gue kaget anjir"
" Sorry "
" Dari mana? "
" Beli makan sama cemilan buat lo, takut laper tengah malem. Oiya gue udah Stock susu hamil di dapur. Sebelum tidur jangan lupa minum "
" Iyah, makasih "
Rania membawa makanan itu kedepan televisi, disusul arya yang membawakan piring beserta minum untuk istrinya." Thank's "
Arya tidak menjawab, dia malah terfokus ke perut rania yang sudah sedikit terlihat. Apalagi sekarang rania hanya memakai dress tidur terusan selutut.Tangan arya mengelus lembut perut rania, rania yang tengah makanpun mematung. Dia merasakan adanya geleyar aneh saat arya menyentuh perutnya. Dan jangan lupakan perasaan bahagia yang sedang menyelimuti hatinya.
" Hallo jagoan daddy "
Arya berkata tepat didepan perut rania, tak hanya itu dia juga menciumnya.Pipi rania memerah menahan malu, tapi tak berlangsung lama karena,
" Heh ko daddy si, papih lah. Jangan daddy "
" Gue mau dipanggil daddy "
" Iss pokonya lo harus di panggil papih "
" Daddy atau ngga sama sekali " ucap arya final tak mau dibantah.
Rania diam tak bersuara, mendengar nada arya yang mulai berbeda rania paham arya tidak akan mau mengalah.
Hari sudah larut tapi baik rania maupun arya belum ada yang memejamkan matanya. Arya menolehkan kepalanya ke nakas, melihat jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Dia menghela nafasnya melihat rania yang tak kunjung memejamkan matanya. " Tidur " " Belum ngantuk " Arya mendekati rania yang sedang menatap atap kamar mereka, tanpa kata arya mendekap rania dengan tangannya yang melingkar dipinggang ramping itu. Bisa arya rasakan jika rania menegangkan tubuhnya. " Ya lepasin, gue ganyaman "Rania berusaha melepaskan tangan arya yang melingkar dipinggangnya. " Stt biar lo cepet tidur " " Tap.. " " Tidur nia " arya mempererat pelukannya, seraya mengelus pungguh gadisnya agar mengantuk. Ok, fiks. Rania menyerah. Dia sudah tidak memberontak karena merasakan rasa yang begitu nyaman ketika arya mengelus punggungnya. Perlahan matanya terpejam dengan nafas yang mulai teratur. Arya merasakan sapu
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian diparkiran, sekarang tidak ada yang berani mengganggu raina karena memang tidak ada yang mau berurusan dengan anak dari pemilik sekolah, yap siapa lagi jika bukan arya. Jangankan muridnya guru saja sudah lelah memarahi nya tapi yang namanya arya tidak akan pernah kapok membuat ulah. Saat ini apartemen arya yang biasa sunyi kini terdengar ramai, itu semua karena anggota laknatnya yang bertamu sejak sore sampai malam dengan alasan Belajar bersama, karena memang besok adalah hari pertama Ujian kelulusan. " Pulang dah lo pada, pusing gue liatnya. Belajar ngga, rusuh iya. " " Iss pak bos nantilah, masih juga jam 8 biasanya juga kita pulang apa ngga lo ga perduli " revi menjawab dengan mata yang masih terfokus menonton serial boboiboy, tak hanya revi tanpi ardan, kavi dan raka pun sama. Arya memutar matanya malas, dia memejamkan matanya guna menetralisir rasa kesal yang mendera melihat respon temannya, apa
Hari ini rania memutuskan untuk tidak datang ke sekolah, bukan tanpa alasan dia enggan untuk datang. Pasalnya kelas Xii memang dibebaskan pasca ujian maka dari itu dia memilih untuk tidak datang kesekolah. Rania juga mengabari aurel karena memang semalam mereka melakukan vidio call. Rania tersenyum mengingat kejadian semalam. Flashback on. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi rania belum bisa memejamkan matanya padahal rasanya sangat lelah. Karena bosan dia memainkan sosmednya yang memang jarang sekali dibuka, tiba tiba arya datang dengan membawa susu hamil untuknya dan jangan lupakan tangan kiri nya yang juga terdapat laptop. " Nih minum dulu " arya menyodorkan segelas susu yang dibuatnya dan langsung di sambut oleh rania. " Makasih " Setelah nya mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing, sampai pada arya yang mengalihkan tatapannya dari laptop ke rania. " Gue mau ngomong " " Apa? "
Sore sudah berganti malam, Rania sekarang sedang mencak mencak tidak jelas diruang tamu. Bagaimana bisa arya belum pulang sampai sekarang. Setelah membeli sate untuk rania, arya pamit pergi lagi, karena sedang ada urusan, katanya. Rania hanya mengangguk sebagai ucapan, karena menurutnya dia tidak berhak mengatur arya. Tapi sekarang, bolehkah dia menyesal karena tidak minta arya untuk membawanya. Sungguh, dia bosan sekarang. Rania menghembuskan nafasnya berkali kali, mendudukan diri diatas sofa dengan kaki yang diangkat keatas, tak lupa bibirnya yang manyun dengan mata yang berkaca. " Iss dimana si, ko ga pulang pulang " " Udah tau istri lagi hamil, malah ditinggal sendirian " Rania mengelus perutnya yang berbunyi, dia kembali melanjutkan ocehannya. " Kamu laper ya sayang, sabar ya kita tunggu daddy " " Hikss daddy lama sayang, mamah laper huaa hiks hiks " rania menangis seperti anak kecil ketika pertunya
Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. " Iss ngagetin tau ga " " Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. " Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak " " Gamau " " Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. " Coba ulangin " " Apanya? " " Iss tadi kamu bilang apa? " " Apa nya? " Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. " Kamu mau godain aku ya? " "
Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya. "Apa gue bisa rebut lo dari Arya?" "Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo." "Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya.
Arya mengacak rambutnya asal, saat ini dia dkk sudah berada di apart tempat dia dan rania tinggal. Sayangnya apart nya kosong, tidak ada rania didalamnya. Istrinya yang dia fikir sudah pulang ternyata salah, istrinya tidak berada di apartnya. " Bangsat, ini semua gara gara lo rev. Kalo aja gue ga ngikutin saran lo, mungkin rania ga akan salah faham kaya gini." Arya menarik kerah baju yang revi kenakan sedikit lagi tangannya akan mengenai pipi mulus temannya jika ardan tak menghalangi niatnya. " Lepas ya." Ardan berusaha melepas cekalan tangan arya pada kerah revi yang lumayan kuat sehingga membuat revi terbatuk karenanya. " Uhuk uhuk, lee paash uhuk yaa." " LEPAS BANGSAT." " Apa hah? Ini semua juga salah kalian. Kalo aja kalian ga nahan gue buat ngejar rania, mungkin sekarang dia udah ada di apart sama gue." " Lo juga salah ya, kalo aja lo ngikutin alur rencananya rania ga akan salah faham. Lo sendiri yang mau ngobrol sama karina
"Raniaaaa"Suara itu menggema di ruang tamu, mengagetkan penghuni rumah terutama para maid yg sedang bekerja, mereka berbaris menyambut tuan rumah yang rupanya sedang menahan amarah, terlihat dari wajahnya yg merah padam." Mana Rania " Tanya surya kepada salah satu Art yang berjejer diruang tamu tersebut." Non Rania dari tadi di kamar tuan, dari tadi belum turun, bibi suruh makan siang juga gamau"Jawab asih dengan suara gemetar, melihat tuannya sedang menahan amarah dia sedang menerka nerka tentang kejadian apa yg menimpa putri majikannya sampai sampai rela pulang di jam kantor seperti sekarang.Suryana dengan langkah lebar menapaki setiap tangga menuju kamar putrinya. DanBRAKKKK" Raniaa, Bangun. Ayah bilang BANGUN "Suara suryana kembali menggema, bahkan maid yg berada di kantai bawah pun turut mendengar suaranya.Rania masih enggan membuka suara, dia menahan mati matian air matanya yg sudah berada di pelupuk matanya
Arya mengacak rambutnya asal, saat ini dia dkk sudah berada di apart tempat dia dan rania tinggal. Sayangnya apart nya kosong, tidak ada rania didalamnya. Istrinya yang dia fikir sudah pulang ternyata salah, istrinya tidak berada di apartnya. " Bangsat, ini semua gara gara lo rev. Kalo aja gue ga ngikutin saran lo, mungkin rania ga akan salah faham kaya gini." Arya menarik kerah baju yang revi kenakan sedikit lagi tangannya akan mengenai pipi mulus temannya jika ardan tak menghalangi niatnya. " Lepas ya." Ardan berusaha melepas cekalan tangan arya pada kerah revi yang lumayan kuat sehingga membuat revi terbatuk karenanya. " Uhuk uhuk, lee paash uhuk yaa." " LEPAS BANGSAT." " Apa hah? Ini semua juga salah kalian. Kalo aja kalian ga nahan gue buat ngejar rania, mungkin sekarang dia udah ada di apart sama gue." " Lo juga salah ya, kalo aja lo ngikutin alur rencananya rania ga akan salah faham. Lo sendiri yang mau ngobrol sama karina
Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya. "Apa gue bisa rebut lo dari Arya?" "Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo." "Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya.
Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. " Iss ngagetin tau ga " " Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. " Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak " " Gamau " " Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. " Coba ulangin " " Apanya? " " Iss tadi kamu bilang apa? " " Apa nya? " Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. " Kamu mau godain aku ya? " "
Sore sudah berganti malam, Rania sekarang sedang mencak mencak tidak jelas diruang tamu. Bagaimana bisa arya belum pulang sampai sekarang. Setelah membeli sate untuk rania, arya pamit pergi lagi, karena sedang ada urusan, katanya. Rania hanya mengangguk sebagai ucapan, karena menurutnya dia tidak berhak mengatur arya. Tapi sekarang, bolehkah dia menyesal karena tidak minta arya untuk membawanya. Sungguh, dia bosan sekarang. Rania menghembuskan nafasnya berkali kali, mendudukan diri diatas sofa dengan kaki yang diangkat keatas, tak lupa bibirnya yang manyun dengan mata yang berkaca. " Iss dimana si, ko ga pulang pulang " " Udah tau istri lagi hamil, malah ditinggal sendirian " Rania mengelus perutnya yang berbunyi, dia kembali melanjutkan ocehannya. " Kamu laper ya sayang, sabar ya kita tunggu daddy " " Hikss daddy lama sayang, mamah laper huaa hiks hiks " rania menangis seperti anak kecil ketika pertunya
Hari ini rania memutuskan untuk tidak datang ke sekolah, bukan tanpa alasan dia enggan untuk datang. Pasalnya kelas Xii memang dibebaskan pasca ujian maka dari itu dia memilih untuk tidak datang kesekolah. Rania juga mengabari aurel karena memang semalam mereka melakukan vidio call. Rania tersenyum mengingat kejadian semalam. Flashback on. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi rania belum bisa memejamkan matanya padahal rasanya sangat lelah. Karena bosan dia memainkan sosmednya yang memang jarang sekali dibuka, tiba tiba arya datang dengan membawa susu hamil untuknya dan jangan lupakan tangan kiri nya yang juga terdapat laptop. " Nih minum dulu " arya menyodorkan segelas susu yang dibuatnya dan langsung di sambut oleh rania. " Makasih " Setelah nya mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing, sampai pada arya yang mengalihkan tatapannya dari laptop ke rania. " Gue mau ngomong " " Apa? "
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian diparkiran, sekarang tidak ada yang berani mengganggu raina karena memang tidak ada yang mau berurusan dengan anak dari pemilik sekolah, yap siapa lagi jika bukan arya. Jangankan muridnya guru saja sudah lelah memarahi nya tapi yang namanya arya tidak akan pernah kapok membuat ulah. Saat ini apartemen arya yang biasa sunyi kini terdengar ramai, itu semua karena anggota laknatnya yang bertamu sejak sore sampai malam dengan alasan Belajar bersama, karena memang besok adalah hari pertama Ujian kelulusan. " Pulang dah lo pada, pusing gue liatnya. Belajar ngga, rusuh iya. " " Iss pak bos nantilah, masih juga jam 8 biasanya juga kita pulang apa ngga lo ga perduli " revi menjawab dengan mata yang masih terfokus menonton serial boboiboy, tak hanya revi tanpi ardan, kavi dan raka pun sama. Arya memutar matanya malas, dia memejamkan matanya guna menetralisir rasa kesal yang mendera melihat respon temannya, apa
Hari sudah larut tapi baik rania maupun arya belum ada yang memejamkan matanya. Arya menolehkan kepalanya ke nakas, melihat jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Dia menghela nafasnya melihat rania yang tak kunjung memejamkan matanya. " Tidur " " Belum ngantuk " Arya mendekati rania yang sedang menatap atap kamar mereka, tanpa kata arya mendekap rania dengan tangannya yang melingkar dipinggang ramping itu. Bisa arya rasakan jika rania menegangkan tubuhnya. " Ya lepasin, gue ganyaman "Rania berusaha melepaskan tangan arya yang melingkar dipinggangnya. " Stt biar lo cepet tidur " " Tap.. " " Tidur nia " arya mempererat pelukannya, seraya mengelus pungguh gadisnya agar mengantuk. Ok, fiks. Rania menyerah. Dia sudah tidak memberontak karena merasakan rasa yang begitu nyaman ketika arya mengelus punggungnya. Perlahan matanya terpejam dengan nafas yang mulai teratur. Arya merasakan sapu
Setelah insiden baku hantam didepan pintu rumah keluarga Mahendra, kini diadakan pertemuan keluarga di ruang tamu yang tempatnya masih di kediaman mahendra. Setelah hening selama beberapa menit, akhirnya Putra selaku papah dari arya memulai pembicaraan. " Begini, sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya kepada Pak Surya atas kesalahan anak saya arya, saya tau jika kesalahan anak saya tidak bisa di tolerir lagi. Tapi akan saya pastikan jika anak saya akan bertanggung jawab untuk menikahi putri pak surya " Surya masih diam, dengan mata yang masih menyorot tajam arya yang sedang memandang rania. " Apa kalian bisa menjamin kebahagiaan anak saya? " " Saya ga bisa janji buat bahagiain anak om, tapi saya akan berusaha untuk membahagiakan rania sepenuh hati saya om " " Jika kamu menyakiti putri saya, saya pastikan kamu tidak akan saya ijinkan bertemu dengan anak dan cucu saya meskipun kamu memohon " " Saya pastikan
HoekkkHoekkHoekkkHuh huh rania memijat keningnya yang terasa pusing, tubuhnya juga lemas. Rania memandang dirinya dicermin, satu kata yang bisa menggambarkan dirinya saat ini Pucar macem zombi. Rania menghela nafasnya pelan, sudah seminggu belakangan ini rania selalu mengalami Morning Sicknes, jangan lupakan pola makannya yang berantakan. Dia mengghela nafas pelan, dia sadar ini semua adalah gejala dari kehamilannya. Tapi yang rania tak habis fikir adalah keinginannya untuk selalu berada didekat arya. Hampir setiap malam arya mengantarkannya makanan sehat untuknya, dan sialnya bayi dikandungannya selalu ingin berdekatan dengan papihnya. Tapi rania tidak pernah mengatakan keinginannya karena malu. Tapi untuk hari ini, rania tidak bisa menahan keinginnya lagi. Rasanya dia ingin menangis hanya karena ingin berangkat sekolah bersama dengan arya. Dengan ragu dia menelvon arya. " Halo, kenapa? " Mendengar suara dia sebrang sana