Hoekkk
HoekkHoekkkHuh huh rania memijat keningnya yang terasa pusing, tubuhnya juga lemas. Rania memandang dirinya dicermin, satu kata yang bisa menggambarkan dirinya saat ini Pucar macem zombi. Rania menghela nafasnya pelan, sudah seminggu belakangan ini rania selalu mengalami Morning Sicknes, jangan lupakan pola makannya yang berantakan. Dia mengghela nafas pelan, dia sadar ini semua adalah gejala dari kehamilannya. Tapi yang rania tak habis fikir adalah keinginannya untuk selalu berada didekat arya.Hampir setiap malam arya mengantarkannya makanan sehat untuknya, dan sialnya bayi dikandungannya selalu ingin berdekatan dengan papihnya. Tapi rania tidak pernah mengatakan keinginannya karena malu.
Tapi untuk hari ini, rania tidak bisa menahan keinginnya lagi. Rasanya dia ingin menangis hanya karena ingin berangkat sekolah bersama dengan arya. Dengan ragu dia menelvon arya.
" Halo, kenapa? "
Mendengar suara dia sebrang sana membuat jantungnya berdegub 2x lebih kencang, lidahnya kelu.
" Lo gapapa kan? "
Rania menarik nafasnya panjang sebelum mengatakan keinginannya, sungguh ini memalukan.
" Ehm gue, gue pengen berangkat bareng sama lo "
Rania memejamkan matanya ketika tidak ada sautan lagi dari sana, dia fikir arya keberatan mengenai permintaannya.
" Kalo gabisa gapapa gue bisa berangkat bareng..."
" Gue kesana sekarang, jangan kemana mana "
Setelah menunggu beberapa menit, arya ternyata sudah sampai dirumahnya.
" Udah minum susu? "
" Hah? "
Arya berdecak pelan " ck lo udah minum susu hamil belum hari ini? "
Rania menggaruk tengkuknya yang tak gatal " Oh hehe belum "" Bikin sana, minum. Gue tunggu "
" Tapi.."
" Gada Penolakan "
Rania memandang kesal arya yang sedang memandangnya dengan sorot mata dingin, dia menggembungkan pipinya dan menghentakkan kakinya kesal. Dasar nyebelin.
Arya mengulum bibirnya, menahan senyumnya melihat rania yang begitu menggemaskan dimatanya.
....
Koridor yang awalnya sepi sekarang terlihat ramai, mereka mulai berbisik setelah melihat pemandangan asing diparkiran. Sudah 2 kali Arya adi putra, pemilik sekolah StarLister School berboncengan dengan Rania Surya mahendra. Catat 2 kali.
Selama ini arya tidak pernah kedapatan berboncengan dengan perempuan, karena memang arya menutup celah untuk para perempuan mendekatinya semenjak insiden masalalunya. Dan lihat sekarang, arya sedang membantu rania turun dari motornya, jangan lupakan dia juga melepas pengait helm yang rania pakai, dan itu sukses membuat para ciwi memekik histeriss.
" Itu beneran arya? King ice sekolah kita? Sweett banget anjir "
" Huaaa pengen banget gue jadi raniaa"
" Ya Ampun ka arya ganteng bangettt "
" Masih pagii udah nebar keuwuan aja "
" Anjirr jiwa jomblo gue meronta ronta "
" Emang mereka pacaran ya"
" Cocok si yang satu cantik yang satu ganteng "
" Pasti cewenya kecentilan banget tuh "
" Pake pelet apa cewenya ya, ko bisa deket sama arya "
Kira kira begitulah bisik bisik yang rania dengar ketika berada di koridor, sungguh dia malu. Rania tak suka menjadi pusat perhatian seperti sekarang. Tapi sialnya arya yang menyebabkan semuanya, apalagi sekarang tangannya sedang di genggam lembut oleh arya tanpa mengidahkan penolakannya.
" Ya gue bisa ke kelas sendiri, lo gausah anter gue sampe ke kelas " rania masih berusaha melepaskan tautan tangan mereka.
" Gue ga minta pendapat lo " Rania mendengus lirih, sejak kapan arya menjadi sosok otoriter seperti ini?.
Karena asik dengan dunianya mereka tidak sadar jika ada sepasang mata yang memandang tajam keduanya jangan lupakan tangannya yang mengepal.
" Gue ga akan biarin lo rebut dia dari gue, gue pastiin lo bakal nyesel "
......
" Raniaa, jelasin ke gue sebenernya ada apa? "
Rania yang baru tiba di kelasnya mengernyitkan dahi pertanda bingung." Ada apa gimana? "
" Gausah pura pura gatau, lo nih ya baru gue tinggal seminggu aja gue udah ketinggalan berita tentang lo. Ayo jelasin kasih tau. Sejak kapan lo deket sama ka arya." aurel meminta penjelasan kepada rania, jangan lupakan tatapan matanya yang menyipit meminta penjelasan dengan wajah yang berubah menjadi garang seperti ibu kos yang menagih uang bulanan wkwk
Fyi, seminggu lalu aurel memang izin tidak mengikuti pelajaran, dikarenakan ada keperluan keluarga yang mengharuskan dia libur sekolah. Karena orang tua wali murid datang meminta izin akhirnya aurel diizinkan untuk meliburkan diri. Back to topik.
" Ayo cepet jelasin, gue nunggu " aurel kembali bertanya dengan nada yang menuntut.
Rania menghela nafas pelan sebelum menjawab, pertanyaan aurel.
" Gue sama ka arya gada apa apa, gue cuma minta tumpangan sama dia karena mobil gue mogok" jawab rania beralibi tidak mungkin dia menceritakan semuanya kepada aurel, ini bukan waktu yang tepat, fikirnya.Aurel kembali memicingkan matanya.
" Oke gue percaya ".....
Arya baru saja memasuki kelasnya, hari ini akan ada kisi kisi untuk Ujian yang akan diadakan dua minggu lagi. Mau tidak mau dia harus memasuki kelasnya, jika tidak pasti mamahnya akan tau dan marah kepadanya. Sebenarnya jika tidak mengikuti Pra-Ujian pun arya akan dengan mudah menjawab soal soal ujian nanti, karena arya memang sudah pintar.
" Woiilahh kayanya ada yang udah jadian nih gays, Traktir makan gasi rak? " Revi membuka obrolan ketika arya baru saja mendudukan diri dikursi paling belakang sebelah ardan.
" Woiyaa harus rev, haram kalo jadian ga ngasih pajak "
" Gercep banget gasi, baru juga bulan lalu bilang suka, eh sekarang malah udah boncengan bareng, Alig alig alig "
Kavi mengerutkan keningnya, ketika mendengar kata asing yang memasuki telinganya. " Eh anjing, Alig apaan? "
Raka dan revi sontak tertawa melihat wajah polos kavi yang bertanya kepada mereka.
" Hahahah bangsat, norak banget lo kav. Alig itu Gila, lo bacanya dari belakang
" Bangsat, sejak kapan gila berubah jadi alig "
" Sejak opah ngeramasin rambut upin "
Ucapan revi sontak mengundang tawa teman sekelasnya." Gimana? " ardan bertanya kepada arya yang berada di sampingnya, posisi mereka terpaut dua meja dengan revi, kavi dan raka. Jadi tidak ada yang bisa mendengar percakapan mereka.
" Gue udah bilang mamah papah, secepat mungkin gue tanggung jawab "
" Bagus, jangan kelamaan "
" yoi "
......
Surya menginjakan kakinya ke rumah yang sudah seminggu ini dia tinggalkan, dia memasuki rumahnya dan langsung menuju kamarnya. Karena niatnya pulang hanya untuk mengambil berkasnya yang berada dirumah, dia menghela nafas lelah. Perusahaannya memang sedang bermasalah, itu alasan surya jarang pulang kerumah dan harus bulak balik ke luar kota.
Setelah mendapatkan berkasnya, surya mendudukan diri ke sofa yang berada di ruang tamunya, tiba tiba dia merasa haus dan beranjak menuju dapur untuk mengambil minum.
Ketika berada didapur, surya menatap benda asing yang berada diatas pantri dapurnya.
Susu Hamil
Keningnya mengerut pertanda bingung, siapa yang sedang hamil dirumah ini?
Surya mengepalkan tangannya, jangan bilang Rania? Anaknya.Surya langsung menuju kamar rania, dia mencari benda itu diberbagai spot kamar anaknya. Di bawah kasur, lemari, laci dan berakhir di toilet.
" Ini ga mungkin kan nak? "
Surya menggelengkan kepalanya berkali kali dan memegang erat benda tersebut......
Bell pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit lalu, dan arya menunggu rania di parkiran sejak sepuluh menit lalu.
" ck lama banget "
Dari jauh arya memandang rania yang sedang asik mengobrol dengan aurel.
" Pasti lama " desisnya.
" Ran lo mau pulang sama siapa? "
Aurel bertanya karena memang supirnya sudah berada di depan untuk menjemputnya, niatnya dia ingin mengajak rania untuk pulang bersamanya." Gue gatau rel "
" Bareng gue aja gimana? "
" Dia bareng gue "
Suara itu sukses mengalihkan atensi dua perempuan tersebut." Hah, gabisa gabisa rania sama gue "
" Gue ga minta pendapat siapapun "
Arya langsung menarik tangan rania ke parkiran tanpa menoleh ke arah aurel yang tengah meneriaki mereka." Ihh aryanjing bisa bisanya lo bawa sahabat gue, awas ya lo "
" jangan kasar "
" Eh "
Aurel menoleh ke sumber suara itu, dan mendapati ardan disebelahnya, dia gugup." Pulang bareng gue? "
" Tapi supir gue.. "Belum sempat aurel berkata, ardan sudah menyelanya.
" suruh pulang " Aurel membulatkan mulutnya ketika tangannya ditarik paksa oleh ardan. Dia merutuki diri, ngga ketua ngga wakil sama aja, dua duanya otoriter,untung ganteng.
.....
Arya mengantar rania sampai masuk ke gerbangnya, dia akan memberitahukan niatnya untuk segera meminta restu kepada ayah rania. Dia tidak ingin menunda lebih lama lagi, karena perut rania akan lebih membesar nantinya.
" Ko lo ikut turun si? " rania menatap heran arya yang melepas helmnya dan ikut turun bersamanya.
" Gue mampir bentar, sekalian ada yang mau gue omongin "
" Oh yaudah ayo masuk "
Arya mengekori rania yang berada didepannya, belum sempat memegangh handle pintu, pintu tersebut sudah terbuka dan memunculkan wajah surya dengan sorot mata tajam dan jangan lupakan rahangnya yang mengeras.
" Ayah, kapan pulang? "
Rania berniat menyalami surya yang berdiri didepannya, tapi urung ketika surya mengeluarkan suara beratnya." Dengan siapa? "
" Hah? Oh maksudnya ini, kenalin yah dia arya temen seko..."
Belum sempat rania menyelesaikan perkataannya surya sudah lebih dulu mengeluarkan benda kecil dari sakunya dan memperlihatkannya kepada rania.
" Dengan siapa?" tanya surya untuk kedua kalinya.
Mata rania membulat, apa yg dia takutkan akhirnya terjadi, bangkai yg dia tutupi sudah tercium. Dia mengepalkan tangan menahan rasa sesak yg menghimpit dadanya, rania masih diam enggan berbicara kepada ayahnya dia takut dan malu, rasanya dia ingin menghilang sekarang juga. Rania bahkan melupakan keberadaan arya di sampingnya.
" Saya om " mendengar pernyataan tersebut surya murka, surya maju satu langkah dan langsung menghajar arya dengan membabi buta, sedangkan arya diam tak membalas.
Setelah insiden baku hantam didepan pintu rumah keluarga Mahendra, kini diadakan pertemuan keluarga di ruang tamu yang tempatnya masih di kediaman mahendra. Setelah hening selama beberapa menit, akhirnya Putra selaku papah dari arya memulai pembicaraan. " Begini, sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya kepada Pak Surya atas kesalahan anak saya arya, saya tau jika kesalahan anak saya tidak bisa di tolerir lagi. Tapi akan saya pastikan jika anak saya akan bertanggung jawab untuk menikahi putri pak surya " Surya masih diam, dengan mata yang masih menyorot tajam arya yang sedang memandang rania. " Apa kalian bisa menjamin kebahagiaan anak saya? " " Saya ga bisa janji buat bahagiain anak om, tapi saya akan berusaha untuk membahagiakan rania sepenuh hati saya om " " Jika kamu menyakiti putri saya, saya pastikan kamu tidak akan saya ijinkan bertemu dengan anak dan cucu saya meskipun kamu memohon " " Saya pastikan
Hari sudah larut tapi baik rania maupun arya belum ada yang memejamkan matanya. Arya menolehkan kepalanya ke nakas, melihat jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Dia menghela nafasnya melihat rania yang tak kunjung memejamkan matanya. " Tidur " " Belum ngantuk " Arya mendekati rania yang sedang menatap atap kamar mereka, tanpa kata arya mendekap rania dengan tangannya yang melingkar dipinggang ramping itu. Bisa arya rasakan jika rania menegangkan tubuhnya. " Ya lepasin, gue ganyaman "Rania berusaha melepaskan tangan arya yang melingkar dipinggangnya. " Stt biar lo cepet tidur " " Tap.. " " Tidur nia " arya mempererat pelukannya, seraya mengelus pungguh gadisnya agar mengantuk. Ok, fiks. Rania menyerah. Dia sudah tidak memberontak karena merasakan rasa yang begitu nyaman ketika arya mengelus punggungnya. Perlahan matanya terpejam dengan nafas yang mulai teratur. Arya merasakan sapu
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian diparkiran, sekarang tidak ada yang berani mengganggu raina karena memang tidak ada yang mau berurusan dengan anak dari pemilik sekolah, yap siapa lagi jika bukan arya. Jangankan muridnya guru saja sudah lelah memarahi nya tapi yang namanya arya tidak akan pernah kapok membuat ulah. Saat ini apartemen arya yang biasa sunyi kini terdengar ramai, itu semua karena anggota laknatnya yang bertamu sejak sore sampai malam dengan alasan Belajar bersama, karena memang besok adalah hari pertama Ujian kelulusan. " Pulang dah lo pada, pusing gue liatnya. Belajar ngga, rusuh iya. " " Iss pak bos nantilah, masih juga jam 8 biasanya juga kita pulang apa ngga lo ga perduli " revi menjawab dengan mata yang masih terfokus menonton serial boboiboy, tak hanya revi tanpi ardan, kavi dan raka pun sama. Arya memutar matanya malas, dia memejamkan matanya guna menetralisir rasa kesal yang mendera melihat respon temannya, apa
Hari ini rania memutuskan untuk tidak datang ke sekolah, bukan tanpa alasan dia enggan untuk datang. Pasalnya kelas Xii memang dibebaskan pasca ujian maka dari itu dia memilih untuk tidak datang kesekolah. Rania juga mengabari aurel karena memang semalam mereka melakukan vidio call. Rania tersenyum mengingat kejadian semalam. Flashback on. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi rania belum bisa memejamkan matanya padahal rasanya sangat lelah. Karena bosan dia memainkan sosmednya yang memang jarang sekali dibuka, tiba tiba arya datang dengan membawa susu hamil untuknya dan jangan lupakan tangan kiri nya yang juga terdapat laptop. " Nih minum dulu " arya menyodorkan segelas susu yang dibuatnya dan langsung di sambut oleh rania. " Makasih " Setelah nya mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing, sampai pada arya yang mengalihkan tatapannya dari laptop ke rania. " Gue mau ngomong " " Apa? "
Sore sudah berganti malam, Rania sekarang sedang mencak mencak tidak jelas diruang tamu. Bagaimana bisa arya belum pulang sampai sekarang. Setelah membeli sate untuk rania, arya pamit pergi lagi, karena sedang ada urusan, katanya. Rania hanya mengangguk sebagai ucapan, karena menurutnya dia tidak berhak mengatur arya. Tapi sekarang, bolehkah dia menyesal karena tidak minta arya untuk membawanya. Sungguh, dia bosan sekarang. Rania menghembuskan nafasnya berkali kali, mendudukan diri diatas sofa dengan kaki yang diangkat keatas, tak lupa bibirnya yang manyun dengan mata yang berkaca. " Iss dimana si, ko ga pulang pulang " " Udah tau istri lagi hamil, malah ditinggal sendirian " Rania mengelus perutnya yang berbunyi, dia kembali melanjutkan ocehannya. " Kamu laper ya sayang, sabar ya kita tunggu daddy " " Hikss daddy lama sayang, mamah laper huaa hiks hiks " rania menangis seperti anak kecil ketika pertunya
Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. " Iss ngagetin tau ga " " Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. " Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak " " Gamau " " Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. " Coba ulangin " " Apanya? " " Iss tadi kamu bilang apa? " " Apa nya? " Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. " Kamu mau godain aku ya? " "
Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya. "Apa gue bisa rebut lo dari Arya?" "Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo." "Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya.
Arya mengacak rambutnya asal, saat ini dia dkk sudah berada di apart tempat dia dan rania tinggal. Sayangnya apart nya kosong, tidak ada rania didalamnya. Istrinya yang dia fikir sudah pulang ternyata salah, istrinya tidak berada di apartnya. " Bangsat, ini semua gara gara lo rev. Kalo aja gue ga ngikutin saran lo, mungkin rania ga akan salah faham kaya gini." Arya menarik kerah baju yang revi kenakan sedikit lagi tangannya akan mengenai pipi mulus temannya jika ardan tak menghalangi niatnya. " Lepas ya." Ardan berusaha melepas cekalan tangan arya pada kerah revi yang lumayan kuat sehingga membuat revi terbatuk karenanya. " Uhuk uhuk, lee paash uhuk yaa." " LEPAS BANGSAT." " Apa hah? Ini semua juga salah kalian. Kalo aja kalian ga nahan gue buat ngejar rania, mungkin sekarang dia udah ada di apart sama gue." " Lo juga salah ya, kalo aja lo ngikutin alur rencananya rania ga akan salah faham. Lo sendiri yang mau ngobrol sama karina