Minggu ini Rania memutuskan untuk mengunjungi toko buku langganannya. Dia ingin membeli buku kesehatan, dan juga beberapa novel yang baru diterbitkan, karena selain suka nonton Drakor, rania juga mempunyai hobi membaca dan menulis.
Rania tiba di toko buku yang lumayan ramai, toko buku bercat putih yang dipadukan dengan warna cerah lainnya, rania memaklumi keramaian didepannya karena memang sekarang adalah hari libur. Dia melangkahkan kakinya kesana dan mulai menjelajahi dari rak satu ke rak lainnya.
Disela kesibukannya memilih buku dia dikagetkan dengan dorongan di bahunya, dan tanpa sengaja bukunya jatuh berserakan.
" Sorry sorry, gue ga sengaja "
Orang itu membantu rania membereskan beberapa bukunya yang berserakan.
" Eh santai aja gapapako "
Rania mendongakkan kepalanya seraya merapihkan rambut yang menutupi wajahnya, dan matanya membulat melihat siapa yang membantunya.
" Kamu ngapain disini? "
Bukan hanya rania, orang itupun terkejut melihat siapa gadis yang tak sengaja ditabraknya tadi.
" Lah Rania, gue lagi nyari buku cerita buat adek gue. Lo sendiri?."
Rania mengangkat beberapa bukunya dan menunjukannya ke orang tersebut.
" Gue cuma beli ini ko "
Jika kalian berfikir jika orang yang tak sengaja menabrak rania adalah arya kalian salah gays. Zeko, dia yang tak sengaja menabrak rania.
" Udah bereskan? Bisa bantu gue cari buku cerita buat adek gue?. "
" Emm boleh aja si, btw adek lo umur berapa?. "
" 5 tahun "
" Kalo gitu lo salah tempat, ini itu rak buku novel, kalo cerita buat bocil gitu disisi kiri, ayo ikut gue "
Zeko mengikuti rania yang menarik tangannya, melihat itu zeko menarik senyum nya. Tak bisa dipungkiri jika dia sudah jatuh dalam pesona Rania Surya Mahendra, perempuan manis yang dia temukan saat tawuran.
" Zeko, ko bengong si "
Panggilan dari rania berhasil menyadarkan lamunannya." Eh sorry, gimana?."
" Mau beli berapa? Boleh gue pilihin? "
" Ambil yang menurut lo bagus aja, gue ambil pasti adek gue seneng "
Rania tak menjawab, dia sudah sibuk dengan dunianya. Membaca blurb dari setiap buku yang akan dia ambil.
Zeko memperhatikan rania yang sibuk memilih buku untuk adiknya, dia semakin melebarkan senyumnya. Sungguh melihat rania membuat hatinya menghangatdan jangan lupakan detak jantunganya yang menggila, arghhh dia tak bisa menapik perasaannya lagi, dia menyukai rania. Apapun akan dia lakukan, termasuk merebut rania dari arya, sepupunya.
.......Arya hanya bisa memutar bola matanya jengah, dia tidak habis fikir kenapa dia mempunyai anggota yang sangat absurd. Bagaimana tidak? Revi saat ini sedang sibuk menciumi kucingnya yang dia berinama Sasa, kucing berjenis anggora putih yang terlihat cantik dengan pita pink yang menghiasi kepalanya. Jangan lupakan Raka yang bersembunyi dibelakang Kavi, bukan tanpa alasan dia begitu, itu semua karena Daniel.
Bukan hanya Revi yang membawa peliharaannya kali ini, tapi daniel juga. Menurut raka peliharaan daniel adalah hal hewan ekstream yang bisa membuatnya takut. Bagaimana tidak? Daniel membawa sepasang anak buaya yang menyeramkan, giginya terlihat seperti gergaji ketika mulutnya terbuka, dan Raka tak menyukainya.
" Eh Rakanjing ngapain si lo ndusel dusel ke gue, jijik anjing "
Kavi mulai risi dengan keberadaan raka yang sedari tadi menemplok kepadanya.
" Jangan salahin gue lan anjing, salahin daniel yang pelihara hewab ga kira kira, mana dibilang imut. Katarak kali tu matanya "
Daniel yang peliharaannya dibawa bawa pun tak terima, dia membawa sepasang buaya itu untuk dia dekatkan ke tempat dimana raka berada.
" Daniel bangsat, ngapain lo!! "
Raka berlari keluar bashcamp, dengan daniel yang mengejarnya dibelakang.
Ditengah nafas nya yang tersenggal, raka mengedarkan pandangannya. Dia tidak sadar jika sudah berada ditepi jalan raya, ketika akan berbalik matanya tak sengaja menatap dua sejoli yang melintas didepannya dengan tangan sang perempuan yang bertengger manis di pinggang sang laki laki jangan lupakan raut bahagia yang mereka tunjukan.
Melihat itu, raka kembali berlari menuju bashcampnya, dia harus melaporkan itu kepada arya.
........
Saat ini arya sedang berada di apartemennya, dia sedang enggan untuk pulang kerumahnya. Dia merebahkan tubuh lelahnya di kasur kingsizenya, arya menatap lurus keatas seraya mengingat perkataan raka ketika di bashcamp.
" Ga akan gue biarin orang lain ambil lo dari gue, rania surya mahendra "
Arya melirik jam yang berada diatas nakasnya, sekarang baru pukul 20.00, dia mengambil benda pipih yang dia simpan di saku jaket kebanggaannya. Dia mencari kontak seseorang dan langsung menghubunginya.
" Ada apa? "
" Tadi siang kemana? "
" Toko buku "
" Kenapa ga ngabarin gue?"
" Kenapa harus? Lo siapa gue? "
" Pokonya next time kalo mau kemana mana, bilang. Lo bawa anak gue kalo lo lupa "
Tidak ada sautan di sebrang sana, arya melanjutkan perkataannya sebelum menutup telvon.
" Susunya jangan lupa diminum, jangan kecapean, gue sayang kalian "
Arya mematikan sambungan telvonnya, dan menghubungi orang yang berbeda.
" Ditempat biasa, sekarang. Gue tunggu."
Arya mengambil jaket serta kunci motornya, dia akan menemui zeko untuk memberinya peringatan. ......Rania merebahkan dirinya, kalimat arya selalu menamparnya untuk kembali melihat realita. Dirinya sedang hamil.
Dia menghela nafas panjang dan mulai beranjak menuju dapur untuk membuat susu hamil untuknya, sebelumnya rania sudah melihat situasi rumahnya, sepi. Ayahnya masih berada diluar kota, dan dia sendirian dirumah yang tidak bisa dikatakan kecil ini.
" Mungkin kamu memang dihadirkan untuk nemenin aku yang suka kesepian. " rania bermonolog seraya mengelus perutnya yang sudah tak rata......
" Jauhin rania "
" Gue ga bisa "Arya menatap tajam lawan bicara nya yang menjawab peringatannya dengan sarkas. Tidak bisa katanya?" Lo harus jauhin rania ko, dia punya gue "
" Atas dasar apa lo nyuruh gue kaya gini? Lo siapa? "
" Bisa ga si lo nurut sama gue!"
" Gabisa, gue suka sama rania"
" Bajingan "
arya meraih kerah jaket milik zeko dan langsung memberikan bogem mentah kepada sepupu nya." Ngaca bangsat, lo yang bajingan. Kalo belum selesai sama masalalu gausah sosoan mau jalin hubungan sama orang baru. "
" Tau apa lo soal gue, Hah? JAWAB BANGSAT " arya akan kembali melayangkan pukulannya sebelum, perkataan zeko menghentikan kepalannya.
" Ngapain lo urusin rania? Lo urusin aja cewe yang udh lo rusak, gimana? Hamil ya dia? "
" Bangsat, tau dari mana lo? HAH jangan bilang kalo lo..."
" Yaps, sama kan kaya apa yang udah lo lakuin ke nadin? "
" Bangsattt "
Arya langsung membabi buta memukul zeko yang tak membalas serangannya sama sekali." Gara gara lo, gue udah nodain orang yang ga ngerti apa apa, dan masalah nadin lo harus tau, dia itu jalang "
" Anjing jangan hina nadin bangsat "
Zeko mulai membalas pukulan arya, tapi tetap saja dia tidak bisa menandingi kekuatan arya yang memeng lebih besar dari padanya, sehingga dia tersungkur kembali." Denger gue baik baik ko, gara gara jebakan dari lo, gue udah rusak cewe sampe dia hamil. Dan lo tau? Siapa cewe yang udh gue rusak? Dia, Rania. Dia hamil anak gue, gue harap lo jauhin dia." arya meninggalkan zeko yang menggeleng tak percaya.
" Gimana bisa itu rania? Bukannya karina? "
Zeko mengacak acak rambutnya kasar. " Gimana kalo rania tau kalo gue yang jebak dia? Apa dia bakal benci sama gue? "" Gabisa dibiarin, rania ga boleh benci gue. Dia gaboleh nikah sama arya, rania harus jadi milik gue. Udh cukup gue ngalah, dulu nadin. Sekarang gue harus perjuangin rania, harus."
HoekkkHoekkHoekkkHuh huh rania memijat keningnya yang terasa pusing, tubuhnya juga lemas. Rania memandang dirinya dicermin, satu kata yang bisa menggambarkan dirinya saat ini Pucar macem zombi. Rania menghela nafasnya pelan, sudah seminggu belakangan ini rania selalu mengalami Morning Sicknes, jangan lupakan pola makannya yang berantakan. Dia mengghela nafas pelan, dia sadar ini semua adalah gejala dari kehamilannya. Tapi yang rania tak habis fikir adalah keinginannya untuk selalu berada didekat arya. Hampir setiap malam arya mengantarkannya makanan sehat untuknya, dan sialnya bayi dikandungannya selalu ingin berdekatan dengan papihnya. Tapi rania tidak pernah mengatakan keinginannya karena malu. Tapi untuk hari ini, rania tidak bisa menahan keinginnya lagi. Rasanya dia ingin menangis hanya karena ingin berangkat sekolah bersama dengan arya. Dengan ragu dia menelvon arya. " Halo, kenapa? " Mendengar suara dia sebrang sana
Setelah insiden baku hantam didepan pintu rumah keluarga Mahendra, kini diadakan pertemuan keluarga di ruang tamu yang tempatnya masih di kediaman mahendra. Setelah hening selama beberapa menit, akhirnya Putra selaku papah dari arya memulai pembicaraan. " Begini, sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya kepada Pak Surya atas kesalahan anak saya arya, saya tau jika kesalahan anak saya tidak bisa di tolerir lagi. Tapi akan saya pastikan jika anak saya akan bertanggung jawab untuk menikahi putri pak surya " Surya masih diam, dengan mata yang masih menyorot tajam arya yang sedang memandang rania. " Apa kalian bisa menjamin kebahagiaan anak saya? " " Saya ga bisa janji buat bahagiain anak om, tapi saya akan berusaha untuk membahagiakan rania sepenuh hati saya om " " Jika kamu menyakiti putri saya, saya pastikan kamu tidak akan saya ijinkan bertemu dengan anak dan cucu saya meskipun kamu memohon " " Saya pastikan
Hari sudah larut tapi baik rania maupun arya belum ada yang memejamkan matanya. Arya menolehkan kepalanya ke nakas, melihat jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Dia menghela nafasnya melihat rania yang tak kunjung memejamkan matanya. " Tidur " " Belum ngantuk " Arya mendekati rania yang sedang menatap atap kamar mereka, tanpa kata arya mendekap rania dengan tangannya yang melingkar dipinggang ramping itu. Bisa arya rasakan jika rania menegangkan tubuhnya. " Ya lepasin, gue ganyaman "Rania berusaha melepaskan tangan arya yang melingkar dipinggangnya. " Stt biar lo cepet tidur " " Tap.. " " Tidur nia " arya mempererat pelukannya, seraya mengelus pungguh gadisnya agar mengantuk. Ok, fiks. Rania menyerah. Dia sudah tidak memberontak karena merasakan rasa yang begitu nyaman ketika arya mengelus punggungnya. Perlahan matanya terpejam dengan nafas yang mulai teratur. Arya merasakan sapu
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian diparkiran, sekarang tidak ada yang berani mengganggu raina karena memang tidak ada yang mau berurusan dengan anak dari pemilik sekolah, yap siapa lagi jika bukan arya. Jangankan muridnya guru saja sudah lelah memarahi nya tapi yang namanya arya tidak akan pernah kapok membuat ulah. Saat ini apartemen arya yang biasa sunyi kini terdengar ramai, itu semua karena anggota laknatnya yang bertamu sejak sore sampai malam dengan alasan Belajar bersama, karena memang besok adalah hari pertama Ujian kelulusan. " Pulang dah lo pada, pusing gue liatnya. Belajar ngga, rusuh iya. " " Iss pak bos nantilah, masih juga jam 8 biasanya juga kita pulang apa ngga lo ga perduli " revi menjawab dengan mata yang masih terfokus menonton serial boboiboy, tak hanya revi tanpi ardan, kavi dan raka pun sama. Arya memutar matanya malas, dia memejamkan matanya guna menetralisir rasa kesal yang mendera melihat respon temannya, apa
Hari ini rania memutuskan untuk tidak datang ke sekolah, bukan tanpa alasan dia enggan untuk datang. Pasalnya kelas Xii memang dibebaskan pasca ujian maka dari itu dia memilih untuk tidak datang kesekolah. Rania juga mengabari aurel karena memang semalam mereka melakukan vidio call. Rania tersenyum mengingat kejadian semalam. Flashback on. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi rania belum bisa memejamkan matanya padahal rasanya sangat lelah. Karena bosan dia memainkan sosmednya yang memang jarang sekali dibuka, tiba tiba arya datang dengan membawa susu hamil untuknya dan jangan lupakan tangan kiri nya yang juga terdapat laptop. " Nih minum dulu " arya menyodorkan segelas susu yang dibuatnya dan langsung di sambut oleh rania. " Makasih " Setelah nya mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing, sampai pada arya yang mengalihkan tatapannya dari laptop ke rania. " Gue mau ngomong " " Apa? "
Sore sudah berganti malam, Rania sekarang sedang mencak mencak tidak jelas diruang tamu. Bagaimana bisa arya belum pulang sampai sekarang. Setelah membeli sate untuk rania, arya pamit pergi lagi, karena sedang ada urusan, katanya. Rania hanya mengangguk sebagai ucapan, karena menurutnya dia tidak berhak mengatur arya. Tapi sekarang, bolehkah dia menyesal karena tidak minta arya untuk membawanya. Sungguh, dia bosan sekarang. Rania menghembuskan nafasnya berkali kali, mendudukan diri diatas sofa dengan kaki yang diangkat keatas, tak lupa bibirnya yang manyun dengan mata yang berkaca. " Iss dimana si, ko ga pulang pulang " " Udah tau istri lagi hamil, malah ditinggal sendirian " Rania mengelus perutnya yang berbunyi, dia kembali melanjutkan ocehannya. " Kamu laper ya sayang, sabar ya kita tunggu daddy " " Hikss daddy lama sayang, mamah laper huaa hiks hiks " rania menangis seperti anak kecil ketika pertunya
Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. " Iss ngagetin tau ga " " Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. " Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak " " Gamau " " Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. " Coba ulangin " " Apanya? " " Iss tadi kamu bilang apa? " " Apa nya? " Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. " Kamu mau godain aku ya? " "
Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya. "Apa gue bisa rebut lo dari Arya?" "Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo." "Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya.