Hari sudah larut tapi baik rania maupun arya belum ada yang memejamkan matanya. Arya menolehkan kepalanya ke nakas, melihat jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Dia menghela nafasnya melihat rania yang tak kunjung memejamkan matanya.
" Tidur "
" Belum ngantuk "
Arya mendekati rania yang sedang menatap atap kamar mereka, tanpa kata arya mendekap rania dengan tangannya yang melingkar dipinggang ramping itu. Bisa arya rasakan jika rania menegangkan tubuhnya.
" Ya lepasin, gue ganyaman "
Rania berusaha melepaskan tangan arya yang melingkar dipinggangnya." Stt biar lo cepet tidur "
" Tap.. "
" Tidur nia " arya mempererat pelukannya, seraya mengelus pungguh gadisnya agar mengantuk.
Ok, fiks. Rania menyerah. Dia sudah tidak memberontak karena merasakan rasa yang begitu nyaman ketika arya mengelus punggungnya. Perlahan matanya terpejam dengan nafas yang mulai teratur.
Arya merasakan sapuan nafas didadanya, dia melihat rania yang sudah tertidur. Perlahahan tangannya menelisik wajah gadisnya. Pernahkah dia mendeskripsikan wajah istrinya? Baiklah dia akan mendeskripsikannya sekarang.
Wajah oval dengan mata yang tak terlalu besar, bulu mata lentik, hidung mancung dan jangan lupakan bibir nya yang tipis dan merah alami. Arya merasa beruntung bisa memiliki istri seperti rania.
" I love you my wife "
Arya mencium kening istrinya dan menyusul nya ke alam mimpi.....
Matanya mengerjap pelan kala cahaya matahari menembus dari celah gordengnya, mata itu terbuka menyesuaikan cahaya yang mulai masuk sepenuh nya pada retina mata polosnya.
Hoamm
Rania merasakan hembusan nafas di pipinya dan juga beban di perutnya, perlahan tapi pasti dia menolehkan matanya kesamping dan what the.
Ketika rania akan berteriak dia teringat kejadian kemarin, dia sudah menikah. Bagaimana bisa ia melupakannya, bodoh.
Dia beranjak dari tidurnya untuk mandi, setelahnya dia turun untuk membuat sarapan untuk nya dan em suaminya.
Sepuluh menit rania berkutat didapur, memasak nasi goreng telur mata sapi dan Blberes, rania sudah selesai memasak dia kembali memasuki kamarnya untuk membangunkan arya.
" Bangun "
.Tidak ada sautan, arya masih asik terlelap dimimpinya." Iss arya bangunn"
" Bangun udah siang "
" Ya nanti kita telat ke sekolah "
" Heh kebo banget si"
Rania menepuk nepuk pipi arya, tapi tidak ada tanda bahwasannya arya akan bangun. Tidak ada cara lain.Rania menutup hidung arya dengan tangannya dan berhasil
" Uhuk uhuk lo gila ya, hah?"
Rania mengerjap pelan, memasang tampang polosnya dan menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri.
Arya yang melihat itu hanya mendengus, sial dia tidak jadi marah karena melihat betapa polosnya muka rania.
" Gue mandi dulu "
Rania menyiapkan semua keperluan arya tanpa diminta, lalu melangkahkan kaki menuju ruang makan. Dia memutuskan untuk menunggu arya disana.
Tak berselang lama arya turun dengan seragam yang dikeluarkan dengan 2 kancing atas yang terbuka.
" Apa liat liat? "
Rania hanya menggeleng sebagai jawaban.
" Ini lo yang masak? "
Rania mengangguk pertanda iya.
" Lo bisu? "
" Ngga "
"Cepet sarapan, nanti telat. Jangan lupa minum susu nya "
Rania mendengus pelan ketika arya meninggal kannya di meja makan, siapa yang bangun siang coba? Kenapa dia ditinggal:v
" Pegangan "
" Gamau "
" Mau pegang sendiri apa gue tarik paksa tangan lo? "
Rania memukul helm yang arya kenakan.
" Nyebelin " pekiknya seraya memegang pundak suaminya." Gue bukan ojek "
" Yang bilang lo ojek siapa jamal? "
" Pegangan yang bener "
" Ini ud.. " belum sempat rania menyelesaikan perkataannya, arya sudah menarik tangannya terlebih dahulu. Tangan rania kini melingkar dengan anggun di pinggang arya.
" Gini "
Rania hanya diam, dia sedang sibuk menormalkan detak jantungnya yang dengan tiba tiba terasa berdetak lebih cepat dari biasanya.
Sedangkan arya sedang mengulum senyum melihat wajah rania yang memerah dengan bibir yang ditekuk dalam, menggemaskan.
Mereka sampai diparkiran, kali ini parkiran lebih ramai dari biasanya. Disana terdapat anggotanya dan juga aurel.
Rania turun dari motor milik arya, dia hendak melepaskan kaitan helmnya. Tapi sebelum itu terjadi arya sudah lebih dulu mengambil alih, dengan hati hati arya melepaskan helm dari kepala rania tak lupa merapihkan rambut yang beralih tatanan. Semuanya tak luput dari pandangan orang sekitar. Sebelum
" Akhhh "
Rania terdorong kesamping, tangannya membentur body motor milik arya. Semuanya terlalu cepat sampai orang orang tak menyadari." Heh jalang, ngapain lo deket deket cowo gue " karina maju dan sedikit lagi akan menyentuh rambut rania, tapi sebelum itu terjadi rambutnya sudah dijambak terlebih dahulu oleh arya.
" Bangsat, ngapain lo dorong cewe gue anjing " arya menghempas kasar karina ke tanah dengan tangan yang masih memegang rambutnya.
" Awshh sa sakit ya, shh le lspasjh"
Karina mendesis menahan sakit dikepalanya.Arya mencengkram kuat dagu karina, mendongakkan kepalanya keatas," Sekali lagi lo ganggu cewe gue, bue abisin lo bitch "" Udah ya, gue gapapa" rania memegang lengan arya dan mengelusnya pelan.
Arya mengatur nafasnya pelan, dia berbalik menatap rania yang menundukan kepalanya.
" Kamu gapapa hm? "Rania hanya menganggukan kepala sebagai jawaban, tanpa kata arya menggendong rania ala brydal style, rania yang diperlakukan seperti itu memekik dan dengan refleks mengalungkan tangannya ke leher suaminya.
Sedangkan yang lain hanya melotot menatap tak percaya kepada arya yang sudah berjalan dengan rania yang berada di pelukannya.
" Wanjirr itu si bos? " revi bertanya dengan hebohnya.
" Iya anjing ganyangka gue, kayanya mereka jadian deh " kavi dan revi menganggukan kepalanya pertanda setuju.
" Rel mereka jadian gasi? "
" Ngga tau, rania ga bilang " aurel berlari meninggalkan mereka, dia kecewa terhadap rania yang merahasiakan hubungannya dengan arya kepadanya.
Ardan tanpa sadar mengejar aurel yang berhenti dibelakang sekolah.
" Hiks hiks lo jahat ran "
" Kenapa hiks ga cerita "
" Gue hiks selalu ceritain semua hiks tentang gue, tapi lo? "
" Bahkan gue hikss gatau apa apa hiks huiks tentang lo "
" Gasemua hal harus diceritakan " aurel menoleh ke sumber suara itu, dan matanya membola melihat ardan yang berada disampingnya, sejak kapan?.
" Rania pasti punya alesan kenapa dia ga cerita sama lo "
" Hiks Ta-tapi "
" Belum waktunya, sabar. Nanti akan ada jawaban dari pertanyaan yang kamu fikirkan " ardan beranjak dari duduk nya, meninggalkan aurel yang termenung di tempatnya
.....
" Turunin gue "
Sudah puluhan kali rani meneriaki arya bahkan memukul mukul punggung kekar arya dengan tangannya tapi arya sama sekali tak bereaksi." Mau turun hiks hikss "
Rania kesal, dia lelah karena sedari tadi berteriak minta diturunkan tapi arya tidak menurunkannya melainkan mempercepat langkahnya." Ck diem " arya menurunkan rania di brankar Uks dan mengambil antiseptik dengan kapas dan juga plaster.
Rania menatap bingung ke arah arya yang sibuk meneteskan antiseptik ke kapas ketika dia akan bertanya tiba tiba lengannya terasa sakit dan
" Awss sakit "
" Shh pelan pelan bisa gasi, gada lembut lembutnya "
" Ini udah pelan, lo diem "
" Awsh perihh "
" Dikit lagi "
" Udah aah gamau "
" Gue bilang dikit lagi "
Brakkk
Tiba tiba pintu didorong kasar dari luar.
" Ehh ko ga ngapa ngapain si " revi bertanya dengan polosnya.
" Lah iya, ko lo ga ngapa ngapain si ya " raka juga memasang tampang bingungnya.
Rania mengerjap mendengar pertanyaan teman dari suaminya. " Emang harus ngapain? "
" Yee polos banget si ran, ya ena ena lagian kalo didenger dari luar suara lo bedua kaya orang.. "
Bukk
Sebelum revi menyelesaikan ucapannya arya sudah lebih dulu membungkam mulutnya dengan bantal yang berada digenggamannya.
Revi melihat arya yang sedang menatapnya tajam, dia hanya bisa mengeluarkan cengiran andalannya dan ditambah peach.
" Pisss bos "
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian diparkiran, sekarang tidak ada yang berani mengganggu raina karena memang tidak ada yang mau berurusan dengan anak dari pemilik sekolah, yap siapa lagi jika bukan arya. Jangankan muridnya guru saja sudah lelah memarahi nya tapi yang namanya arya tidak akan pernah kapok membuat ulah. Saat ini apartemen arya yang biasa sunyi kini terdengar ramai, itu semua karena anggota laknatnya yang bertamu sejak sore sampai malam dengan alasan Belajar bersama, karena memang besok adalah hari pertama Ujian kelulusan. " Pulang dah lo pada, pusing gue liatnya. Belajar ngga, rusuh iya. " " Iss pak bos nantilah, masih juga jam 8 biasanya juga kita pulang apa ngga lo ga perduli " revi menjawab dengan mata yang masih terfokus menonton serial boboiboy, tak hanya revi tanpi ardan, kavi dan raka pun sama. Arya memutar matanya malas, dia memejamkan matanya guna menetralisir rasa kesal yang mendera melihat respon temannya, apa
Hari ini rania memutuskan untuk tidak datang ke sekolah, bukan tanpa alasan dia enggan untuk datang. Pasalnya kelas Xii memang dibebaskan pasca ujian maka dari itu dia memilih untuk tidak datang kesekolah. Rania juga mengabari aurel karena memang semalam mereka melakukan vidio call. Rania tersenyum mengingat kejadian semalam. Flashback on. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi rania belum bisa memejamkan matanya padahal rasanya sangat lelah. Karena bosan dia memainkan sosmednya yang memang jarang sekali dibuka, tiba tiba arya datang dengan membawa susu hamil untuknya dan jangan lupakan tangan kiri nya yang juga terdapat laptop. " Nih minum dulu " arya menyodorkan segelas susu yang dibuatnya dan langsung di sambut oleh rania. " Makasih " Setelah nya mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing, sampai pada arya yang mengalihkan tatapannya dari laptop ke rania. " Gue mau ngomong " " Apa? "
Sore sudah berganti malam, Rania sekarang sedang mencak mencak tidak jelas diruang tamu. Bagaimana bisa arya belum pulang sampai sekarang. Setelah membeli sate untuk rania, arya pamit pergi lagi, karena sedang ada urusan, katanya. Rania hanya mengangguk sebagai ucapan, karena menurutnya dia tidak berhak mengatur arya. Tapi sekarang, bolehkah dia menyesal karena tidak minta arya untuk membawanya. Sungguh, dia bosan sekarang. Rania menghembuskan nafasnya berkali kali, mendudukan diri diatas sofa dengan kaki yang diangkat keatas, tak lupa bibirnya yang manyun dengan mata yang berkaca. " Iss dimana si, ko ga pulang pulang " " Udah tau istri lagi hamil, malah ditinggal sendirian " Rania mengelus perutnya yang berbunyi, dia kembali melanjutkan ocehannya. " Kamu laper ya sayang, sabar ya kita tunggu daddy " " Hikss daddy lama sayang, mamah laper huaa hiks hiks " rania menangis seperti anak kecil ketika pertunya
Pagi ini Rania sedang berkutat didapur, menyiapkan sarapan untuk nya dan em suaminya? Ah mengingat semalam pipinya mendadak memanas, dia tidak menyangka akan melakukannya untuk kedua kalinya. Lamunannya terganggu ketika sepasang lengan kekar melingkar di pinggangnya, badannya ditarik sedikit kebelakang sehingga tak ada jarak antara mereka. " Iss ngagetin tau ga " " Hem " arya hanya bergumam sebagai jawaban. " Lepasin dulu tangannya, aku lagi masak " " Gamau " " Lepas dulu sayang " Arya mengerjapkan matanya, dia tidak tuli kan? Rania memanggilnya dengan sebutan sayang. " Coba ulangin " " Apanya? " " Iss tadi kamu bilang apa? " " Apa nya? " Arya tidak menjawab dan malah memeluk Rania semakin kencang, tak lupa bibirnya mengecup leher jenjang yang terpampang jelas dimatanya, karena Rania menggelungkan rambutnya keatas. " Kamu mau godain aku ya? " "
Sudah seminggu Zeko berada di Bandung, dia dan teman temannya mewakili sekolahnya mengikuti Turnamen Basket. Seharusnya dua hari lalu mereka sudah bisa pulang, tapi karena ada perubahan jadwal mereka dipulangkan dua hari lebih lama dari perkiraan. Zeko dan teman temannya berhasil meraih juara 2, jika kalian bertanya pemenang utama turnamen tersebut, jawabannya sudah pasti Highstar School. Meskipun bukan Arya dkk yang mewakili sekolahnya tapi anggota lainnya juga cukup mumpuni untuk melawan Moonschool. Saat ini Zeko tengah berada di Bashcamp Lexo, dia memandang langit langit markasnya dengan rokok yang berada diantara telunjuk dan jari tengahnya. Menghisap pelan seraya memejamkan Matanya. "Apa gue bisa rebut lo dari Arya?" "Gimana ya reaksi lo pas tau kalo gue yang salah jebak Arya sama lo." "Tapi gue tertarik buat milikin lo, Rania. Persetan sama lo yang udah hamil anak Arya. Gue bakal rebut lo dari dia." Zeko berkata dengan raut datarnya.
Arya mengacak rambutnya asal, saat ini dia dkk sudah berada di apart tempat dia dan rania tinggal. Sayangnya apart nya kosong, tidak ada rania didalamnya. Istrinya yang dia fikir sudah pulang ternyata salah, istrinya tidak berada di apartnya. " Bangsat, ini semua gara gara lo rev. Kalo aja gue ga ngikutin saran lo, mungkin rania ga akan salah faham kaya gini." Arya menarik kerah baju yang revi kenakan sedikit lagi tangannya akan mengenai pipi mulus temannya jika ardan tak menghalangi niatnya. " Lepas ya." Ardan berusaha melepas cekalan tangan arya pada kerah revi yang lumayan kuat sehingga membuat revi terbatuk karenanya. " Uhuk uhuk, lee paash uhuk yaa." " LEPAS BANGSAT." " Apa hah? Ini semua juga salah kalian. Kalo aja kalian ga nahan gue buat ngejar rania, mungkin sekarang dia udah ada di apart sama gue." " Lo juga salah ya, kalo aja lo ngikutin alur rencananya rania ga akan salah faham. Lo sendiri yang mau ngobrol sama karina
"Raniaaaa"Suara itu menggema di ruang tamu, mengagetkan penghuni rumah terutama para maid yg sedang bekerja, mereka berbaris menyambut tuan rumah yang rupanya sedang menahan amarah, terlihat dari wajahnya yg merah padam." Mana Rania " Tanya surya kepada salah satu Art yang berjejer diruang tamu tersebut." Non Rania dari tadi di kamar tuan, dari tadi belum turun, bibi suruh makan siang juga gamau"Jawab asih dengan suara gemetar, melihat tuannya sedang menahan amarah dia sedang menerka nerka tentang kejadian apa yg menimpa putri majikannya sampai sampai rela pulang di jam kantor seperti sekarang.Suryana dengan langkah lebar menapaki setiap tangga menuju kamar putrinya. DanBRAKKKK" Raniaa, Bangun. Ayah bilang BANGUN "Suara suryana kembali menggema, bahkan maid yg berada di kantai bawah pun turut mendengar suaranya.Rania masih enggan membuka suara, dia menahan mati matian air matanya yg sudah berada di pelupuk matanya
○Dikamar bernuansa navy itu terdapat sesosok perempuan cantik yang sedang bergelut dengan selimutnya, cahaya matahari yang menembus gordeng bahkan tak mampu membangunkan tidur nya, Jam wekker yang menunjukan Pukul 06.30 berbunyi dengan nyaringnya, namun tetap tidak ada tanda tanda akan bangunnya perempuan tersebut. Sampai gedoran pintu mengusik tidur cantiknya.Tokkk, tokkk, tokkk" Non raniaa, non, non raniaa"" Non Rania, bangun non udah pagi nanti non kesiangan, ceper bangun ya non nanti tuan marah kalo liat non belum bangun"Rania mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahayaa yang memasuki retina matanya, mendengar nama tuan yang disebutkan bi Asih, Artnya. Rania segera bangun dan berlari memasuki kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya, tak lupa berteriak nyaring kepada bi asih yang masih setia mengetuk pintunya." Rania udah bangun ko bi, rania mau mandi"Bi asih tersenyum disela ketukannya, anak majikannya itu sungg