RAHASIA DUNIA GAIB

RAHASIA DUNIA GAIB

last updateLast Updated : 2024-11-29
By:  Cerita Nyata   Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
13Chapters
11views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Synopsis

Misteri

Hantu

Di sebuah desa terpencil yang selalu diliputi kabut, seorang pemuda bernama Arka menemukan buku kuno yang merangkum rahasia dunia gaib. Buku itu membawanya pada perjalanan penuh misteri, menjelajahi dimensi lain, bertemu dengan makhluk supranatural, dan mengungkap kebenaran tentang takdir keluarganya yang ternyata menjadi penjaga keseimbangan dunia. Namun, kekuatan besar dalam buku itu juga menarik perhatian roh jahat yang ingin menguasai dunia manusia. Arka harus menghadapi ujian yang tak hanya menguji keberanian, tetapi juga hatinya.

View More

Latest chapter

Free Preview

BAB 1 : Kabut di desa awan jingga

Desa Awan Jingga adalah desa kecil yang tersembunyi di kaki Gunung Seruni. Kabut tebal yang meliputi desa itu hampir tak pernah pergi, bahkan di siang hari. Konon, kabut itu bukan hanya kabut biasa. Para tetua desa percaya, kabut itu adalah perwujudan dari makhluk gaib yang menjaga desa dari ancaman dunia luar. Namun bagi Arka, seorang pemuda berusia dua puluh tahun, cerita itu hanyalah takhayul yang diwariskan turun-temurun. Sejak kecil, Arka sudah terbiasa dengan kehidupan yang sederhana dan terpencil di desa. Ibunya, seorang dukun bayi yang dihormati, sering kali bercerita tentang leluhur mereka yang memiliki hubungan erat dengan dunia gaib. Tapi Arka selalu menganggap itu dongeng pengantar tidur. Baginya, dunia ini hanya memiliki satu kenyataan: kerja keras untuk bertahan hidup. Namun, semua keyakinannya berubah pada suatu malam, ketika kabut di desa menjadi lebih pekat dari biasanya. Malam itu, Arka duduk di beranda rumahnya yang terbuat dari kayu tua. Angin dingin menusuk

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
13 Chapters

BAB 1 : Kabut di desa awan jingga

Desa Awan Jingga adalah desa kecil yang tersembunyi di kaki Gunung Seruni. Kabut tebal yang meliputi desa itu hampir tak pernah pergi, bahkan di siang hari. Konon, kabut itu bukan hanya kabut biasa. Para tetua desa percaya, kabut itu adalah perwujudan dari makhluk gaib yang menjaga desa dari ancaman dunia luar. Namun bagi Arka, seorang pemuda berusia dua puluh tahun, cerita itu hanyalah takhayul yang diwariskan turun-temurun. Sejak kecil, Arka sudah terbiasa dengan kehidupan yang sederhana dan terpencil di desa. Ibunya, seorang dukun bayi yang dihormati, sering kali bercerita tentang leluhur mereka yang memiliki hubungan erat dengan dunia gaib. Tapi Arka selalu menganggap itu dongeng pengantar tidur. Baginya, dunia ini hanya memiliki satu kenyataan: kerja keras untuk bertahan hidup. Namun, semua keyakinannya berubah pada suatu malam, ketika kabut di desa menjadi lebih pekat dari biasanya. Malam itu, Arka duduk di beranda rumahnya yang terbuat dari kayu tua. Angin dingin menusuk
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 2 : Dunia yang Tak Terlihat

Ketika Arka membuka matanya, ia tidak lagi berada di rumah. Di sekelilingnya hanya ada kegelapan pekat, seolah dunia telah kehilangan semua warna. Tubuhnya terasa ringan, seperti melayang di udara. Tapi entah bagaimana, ia tahu bahwa tempat ini bukanlah dunia yang ia kenal. "Di mana aku?" bisiknya, suaranya bergema panjang. Tiba-tiba, cahaya biru yang tadi muncul dari buku kembali bersinar di hadapannya. Dari cahaya itu, pria tua berjubah panjang yang ia lihat sebelumnya muncul lagi. Kali ini, wajah pria itu terlihat lebih jelas. Kulitnya keriput seperti pohon tua, tetapi matanya memancarkan kebijaksanaan dan kekuatan. "Kau berada di batas antara dunia manusia dan dunia gaib," kata pria itu dengan suara berat, tetapi tidak menyeramkan. "Namaku Ki Jarang, penjaga buku yang kau baca. Kau telah membangunkan sesuatu yang sudah lama tertidur." Arka memandang pria itu dengan tatapan bingung. "Aku tidak mengerti. Apa maksudmu? Aku tidak melakukan apa-apa. Buku itu... muncul begitu sa
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 3 : Pertarungan Pertama

Makhluk itu melompat dengan kecepatan luar biasa, membuat Arka hampir tak sempat bereaksi. Bayangan hitam itu memiliki tubuh seperti serigala, tetapi dengan tangan panjang yang menyerupai cakar. Matanya yang merah menyala tampak seperti bara api yang menyala di dalam kegelapan. Arka melangkah mundur dengan panik, memegang pedang erat-erat. “Aku tidak tahu caranya bertarung!” serunya, berharap Ki Jarang akan memberikan petunjuk. “Percayalah pada pedang itu!” jawab Ki Jarang dengan tegas. Makhluk itu menerkam, cakarnya terayun dengan kekuatan yang cukup untuk merobek pohon. Dengan naluri bertahan hidup, Arka mengangkat pedangnya. Dalam sekejap, pedang itu memancarkan cahaya biru terang, memblokir serangan makhluk itu. Percikan energi seperti petir memancar dari benturan tersebut, membuat makhluk itu melolong kesakitan dan mundur beberapa langkah. Arka terpaku, matanya membelalak. Ia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi, tetapi ia merasakan sesuatu di dalam dirinya, seperti
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 4 : Rahasia di Balik Kabut

Pagi datang, tetapi rasa tenang yang biasanya menyelimuti Desa Awan Jingga tidak terasa bagi Arka. Ia duduk di beranda rumahnya, memandangi bukit di kejauhan. Pikirannya masih berputar-putar, mengingat peristiwa malam sebelumnya. Pertarungannya dengan makhluk-makhluk bayangan, kehadiran Ki Jarang, dan buku misterius itu terasa seperti mimpi buruk. Tapi bekas luka kecil di lengannya akibat cakar salah satu makhluk itu membuktikan semuanya nyata. Ibunya keluar dari dapur, membawa segelas teh hangat. Ia menatap Arka dengan cemas. “Kamu tidak tidur semalam?” tanya sang ibu, suaranya lembut. Arka menggeleng pelan. “Tidak apa-apa, Bu. Aku hanya banyak pikiran.” Sang ibu duduk di sampingnya. Ia menghela napas panjang sebelum berbicara lagi. “Arka, aku tahu ada sesuatu yang sedang kamu sembunyikan. Mata kamu tidak pernah berbohong. Apa yang sebenarnya terjadi?” Arka hampir saja menceritakan semuanya. Ia ingin berbagi apa yang ia alami, tetapi sesuatu dalam dirinya menghentikannya. Ia tid
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 5 : Pertempuran di Batas Nyata dan Gaib

Makhluk besar itu menerjang dengan kecepatan yang tidak wajar. Arka nyaris tidak sempat mengangkat pedangnya untuk menangkis serangan. Tubuh bayangan itu terasa seperti angin pekat yang membawa dingin menusuk tulang. Meski tak terlihat nyata, setiap serangannya membawa kekuatan yang luar biasa. Saat pedang Arka berbenturan dengan makhluk itu, energi biru dari pedang memancar terang, menciptakan percikan cahaya yang menyilaukan. Makhluk itu melolong kesakitan, mundur beberapa langkah, tetapi tidak sepenuhnya hancur. Arka terhuyung ke belakang, napasnya tersengal-sengal. "Kau lebih kuat dari yang kukira, Penjaga," desis makhluk itu dengan suara menggema yang menggetarkan seluruh ruangan. Arka menggenggam pedangnya erat, meskipun tangannya mulai gemetar. "Siapa kau sebenarnya? Apa yang kau inginkan dari buku ini?" Makhluk itu tidak langsung menjawab. Matanya yang merah menyala menatap Arka tajam, penuh kebencian. "Aku adalah salah satu yang terkurung oleh segel leluhurmu. Selama bera
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 6 : Di Balik Portal Merah

Awan gelap di atas Desa Awan Jingga terus bergulung, semakin pekat seiring malam merambat. Cahaya merah yang menyembur dari langit seperti merobek keheningan desa, menciptakan getaran yang membuat tanah bergetar. Arka berdiri di depan rumahnya, pedang di tangan, menatap kilatan cahaya yang berputar-putar seperti pusaran badai di langit. Ki Jarang berdiri di sampingnya, ekspresi serius terpancar di wajahnya yang biasanya tenang. "Portal itu adalah gerbang antara dunia manusia dan dunia gaib. Jika mereka berhasil membukanya, makhluk-makhluk dari sana akan mengalir ke sini seperti banjir yang tak terbendung." Arka menggenggam pedangnya lebih erat. "Bagaimana kita menghentikannya?" Ki Jarang menghela napas panjang. "Kita harus masuk ke dalam portal itu sebelum terbuka sepenuhnya dan menghancurkan inti ritualnya. Tapi ingat, Arka, ini tidak akan mudah. Dunia di sisi lain portal bukanlah tempat yang ramah bagi manusia." "Aku siap," jawab Arka tegas, meskipun hatinya masih diliputi kerag
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 7 : Penjaga Altar

Makhluk besar itu berdiri di tengah altar, tubuhnya mengeluarkan kilauan seperti bara api yang hampir padam. Udara di sekitar Arka terasa berat, seolah-olah energi dari makhluk itu menarik semua kekuatan di sekitarnya. Ki Jarang, yang berdiri di samping Arka, memandang makhluk itu dengan mata tajam. "Itu adalah Penjaga. Dia tidak hanya melindungi inti ritual, tetapi juga terhubung langsung dengan kekuatannya. Kita harus menghentikannya sebelum ia menjadi lebih kuat." Arka menggenggam pedangnya lebih erat. Meski tubuhnya terasa lelah setelah pertarungan sebelumnya, ia tahu bahwa tidak ada waktu untuk ragu. "Apa aku cukup kuat untuk menghadapinya?" pikirnya. Makhluk itu menggeram, suaranya seperti gemuruh gunung. "Beraninya kalian memasuki wilayah ini. Aku adalah pengawal dunia ini, dan kalian tidak akan pernah berhasil melewati aku!" Pertarungan Dimulai Tanpa peringatan, Penjaga itu mengangkat tangannya, menciptakan gelombang energi yang menghantam tanah. Retakan besar muncul
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 8 : Gerbang Kegelapan

Langit di atas lembah itu semakin gelap. Setiap jejak cahaya yang sebelumnya tersisa, kini mulai menghilang di balik awan kelam yang bergerak cepat. Energi gaib yang mengelilingi altar terasa semakin padat, menekan tubuh Arka dan Ki Jarang dengan kekuatan yang menakutkan. "Gerbang ini... bukan hanya portal biasa," kata Ki Jarang, suaranya penuh ketegasan. "Ini adalah pintu menuju dunia yang lebih gelap, yang tidak seharusnya kita masuki. Jika kita membiarkannya terbuka lebih lama, maka dunia ini akan terhubung langsung dengan kegelapan yang tak terhingga." Arka merasa seolah ada sesuatu yang mengintai dari balik gerbang tersebut. Sesuatu yang tidak bisa ia lihat, namun bisa ia rasakan, sebuah ancaman yang jauh lebih besar daripada apa pun yang pernah ia hadapi sebelumnya. "Apa yang harus kita lakukan?" tanya Arka dengan suara penuh ketegangan. Ia memandang altar yang masih berdiri kokoh, meskipun sebagian besar telah hancur. Cahaya merah yang memancar dari retakan-retakan altar kin
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 9 : Bayang Bayang yang Hidup

Langkah Arka dan Ki Jarang terasa berat. Di depan mereka, entitas raksasa yang baru muncul dari kegelapan itu tidak bergerak, tetapi keberadaannya saja sudah cukup untuk membuat udara di sekitar terasa menekan. Matanya yang merah menyala seperti bara api menembus jiwa, membuat Arka hampir tidak bisa bernapas. "Ki Jarang, apa itu?" bisik Arka, suaranya nyaris tak terdengar. Ki Jarang, yang biasanya tenang, tampak lebih gugup dari sebelumnya. "Itu bukan makhluk biasa, Arka. Ia adalah manifestasi dari kekuatan yang menjaga keseimbangan antara dunia ini dan dunia kita. Gerbang tadi telah membuka jalannya. Kita tidak hanya berada di dunia mereka, tetapi di hadapan penguasa mereka." Sebelum Arka bisa merespons, makhluk itu bergerak, suaranya bergema di ruangan gelap itu. "Kalian yang datang tanpa diundang, telah melanggar hukum kuno yang memisahkan dunia kita. Apa alasan keberadaan kalian di sini?" Arka mencoba menjawab, tetapi kata-kata tidak keluar. Ia hanya bisa menatap makhluk itu d
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 10 : Kedalaman Tanpa Akhir

Kegelapan yang menyelimuti Arka dan Ki Jarang terasa lebih pekat daripada malam tanpa bulan. Mereka jatuh tanpa akhir, seperti ditelan oleh kehampaan. Rasa dingin yang menembus tulang mulai menyelimuti tubuh mereka. Arka mencoba berteriak, tetapi suaranya tenggelam dalam kesunyian. Tiba-tiba, mereka terhempas ke permukaan yang keras. Arka membuka matanya perlahan, menahan rasa sakit di tubuhnya. Dia melihat Ki Jarang sudah berdiri, meski sedikit terhuyung, sambil mengamati lingkungan sekitar. Mereka berada di sebuah ruang besar yang dikelilingi oleh dinding hitam berkilauan seperti obsidian. Ruangan itu tampak tak berujung, dengan lantai yang memantulkan bayangan mereka. Di tengah ruangan, berdiri sebuah monumen berbentuk lonceng besar yang terbuat dari logam hitam pekat. Energi gaib memancar darinya, mengalir ke udara seperti asap yang bergerak hidup. "Di mana kita?" tanya Arka, suaranya serak. Ki Jarang tidak langsung menjawab. Ia menutup matanya, mencoba merasakan energi di sek
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
DMCA.com Protection Status