Perselingkuhan yang dilakukan oleh sang kekasih membuat Maya gelap mata. Demi membalaskan dendamnya, gadis 25 tahun itu tanpa sadar telah tidur dengan sang CEO, Gamma. Sikapnya yang tengil membuat Maya mau tak mau menyetujui kontrak sebagai kekasih pura-puranya. Sandiwara berkedok balas dendam yang berjalan ternyata membuat kedua insan ini tak hanya saling menguntungkan, tapi juga saling membutuhkan. Benih cinta muncul, bersama dengan rahasia yang mulai terbongkar.
View More"Maya, tolong ke ruangan saya!"Gamma berjalan merewati ruang Divisi Bussiness Development dengan tenang. Ia berlagak seolah tak terjadi apa-apa. Berbanding terbalik dengan para karyawan yang memandang Maya dengan penuh tanya.Sejak kepulangan mereka dari rumah Oma Grace, keduanya langsung berpisah, agar tak meninggalkan kecurigaan dari rekan-rekan yang lain. Namun sikapnya kini malah membuat semua mata memandang heran ke arah kekasihnya."O-oh, itu! Pasti mau ngomongin berkas yang kemarin!" seru Maya beralasan.Sontak semua orang ber-oh ria tanpa banyak tanya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa presentasi untuk proyek baru semakin dekat, dan Maya adalah kandidat terkuat yang akan melakukannya."Ke sana dulu, ya!" pamitnya seraya mengambil langkah seribu sebelum ada yang mencurigainya.Gadis itu setengah berlari, tak mau ada satupun yang mengajukan pertanyaan yang macam-macam. Rasanya seperti menyimpan rahasia yang akan membunuhnya hidup-hidup."Kau sengaja, hah?" seru Maya begitu masuk
"Selamat pagi!"Sapaan dengan suara berat itu masuk memenuhi dapur, bersama dengan sebuah senyum sumringah dari wanita tua yang sibuk merapikan meja makan. Tangannya terbuka, menyambut sang cucu kesayangan.Gamma memeluk Oma Grace, hangat. Pria itu nampak sangat berbeda ketika dekat dengan wanita itu. Senyumnya bahkan muncul, sungguh sebuah keajaiban yang jarang sekali terjadi, terutama bagi Maya, gadis yang kini mengikutinya di belakang.Tangan Maya penuh dengan sebuket besar bunga hidup yang wanginya semerbak. Wajahnya nyaris tak nampak, saking besarnya buket itu, dan Gamma sama sekali tak membantunya untuk sekedar membawa. Padahal itu semua adalah ide sang CEO."Wow, terima kasih! Kau selalu tahu apa yang aku suka!" puji Oma Grace setelah mengambil buket bunga di tangan Maya.Gadis itu tercekat, setengah kesal karena tak dianggap. Kini ia tahu dari mana sikap arogan Gamma berasal. Ya, kedua orang yang dilihatnya kini begitu mirip, yaitu sama-sama menyebalkan."Tapi Maya yang memili
"Kau tak apa?"Mata Gamma terarah pada jalan raya, tangannya bahkan sibuk mengemudi. Tapi mulutnya tak henti bertanya tentang kondisi Maya. "Aku tak apa," jawab gadis itu, lagi.Entah sudah berapa kali pria itu menanyakan hal yang sama. Namun jawaban Maya sepertinya tak membuatnya puas.Wajar saja jika Gamma merasa gadis itu tak baik-baik saja. Selain jadi pendiam, gadis itu hanya memandang jalan dengan tatapan kosong. Kondisinya cukup mengkhawatirkan, walau mulutnya terus berkata baik-baik saja."Ini di mana?" tanya Maya bingung.Maniknya berkeliling, coba mengenali lokasi yang kini mereka kunjungi. Tapi ia tak punya clue sama sekali. Diliriknya Gamma yang sudah turun dan berjalan menuju ke arahnya. Pria itu membukakan pintu, berlagak gentlement, sebuah hal langka namun cukup membuat Maya tersanjung."Apartemenku," jawab pria itu seraya maju lebih dulu.Kening gadis itu mengernyit, bingung. Entah berapa banyak properti yang dimiliki sang CEO tapi yang jelas semuanya begitu mewah dan
"Urgh!" seru Maya seraya membanting berkasnya dengan kesal.Nama Sylvia ada di setiap kertas yang ia baca hari ini. Semenjak pertemuan tak sengaja keduanya, perasaannya berubah drastis. Ada rasa kesal karena sikap tak bersahabat yang ditunjukkan wanita cantik itu."Cantik muka, kelakuan minus!" makinya nyaris terdengar oleh Monika yang menoleh ke arahnya.Seisi ruangan sudah bersiap untuk pulang, kecuali Maya yang masih diam di tempat. Maniknya tertuju pada ponsel yang terus berdering tak karuan. Nama Gamma tertulis jelas di layar. Namun gadis itu malah mengacuhkan panggilan sang CEO. Terhitung 25 panggilan yang masuk dan tak terjawab. Tak hanya mengacuhkan, gadis itu bahkan meninggalkan ponselnya di meja dan bergerak ke sana ke mari, mengurusi pekerjaannya seorang diri di tengah ruangan yang mulai kosong."Kau mengacuhkan panggilanku?""Astaga!" Maya memegangi dada yang terkejut bukan main. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya ketus.Wajah yang sejak tadi tak ingin dibayangkan m
"Banyak banget!"Maya memandangi tumpukan berkas di atas meja kerja yang baru saja dikirim oleh sang atasan. Sebuah proyek baru yang akan digarap oleh divisinya ternyata akan dimulai hari ini. "Namanya juga proyek baru!" seru Monika, salah satu rekan kerja Maya yang duduk tepat di seberang kursinya.Tangannya mulai menarik satu per satu berkas, coba membaca dan mempelajari proyek yang akan digarap oleh divisinya saat ini. Maklumlah, sebagai salah satu karyawan di bidang pengembangan bisnis, divisinyalah yang paling sibuk untuk jika ada proyek baru.Suasana hening dengan melodi keyboard yang diketuk satu per satu mulai mengisi ruangan. Semua orang fokus pada pekerjaan masing-masing, termasuk dengan Maya. Namun tiba-tiba saja, salah satu karyawan berdiri dengan mata dan mulut terbuka lebar."Cantik banget!"Mendadak teman-teman lainnya ikut menatap ke arah yang sama. Dan tak lama, seorang wanita melangkah di sepanjang koridor dengan bunyi sepatu berhak tinggi yang terdengar penuh irama.
"Tanda tangan!" Gamma menunjuk nama terang Maya dan posisi di mana gadis itu harus membubuhkan tanda tangannya. Maya menarik napas dalam. Baru saja sampai di kantor, ia sudah harus berurusan dengan CEO arogan yang terus mengingatkan tentang kontrak di antara mereka. Ancamannya? Tentu CCTV yang belum pernah ia lihat seperti apa isinya. Jangankan melihat, mau tahu saja ia tak sudi.Semua bayangan tentang malam itu ia hapus buru-buru, tak mau terlalu larut hingga membuat hidupnya kesal sepanjang hari. "Cepat, tunggu apalagi?" seru Gamma tak sabar."Iya, iya!" Maya menarik bolpoin tinta dan menggerakkan tangannya perlahan.Gamma Wiranata adalah seorang CEO yang terkenal tukang perintah dan anti penolakan. Walau baru saja diangkat, namun desas-desus itu terdengar nyaring, terutama bagi Maya yang berperan sebagai karyawan di perusahaan One Corporation."Malam ini kita akan makan malam bersama keluargaku. Beli pakaian yang bagus dan berdandanlah!" perintah Gamma, lagi dan lagi tanpa berta
Di perjalanan pulang, tak henti-hentinya Maya menatap Gamma dengan tajam. Semua ini terasa seperti mimpi, tapi mimpi buruk! Baru saja ia mendapati kekasihnya tidur dengan wanita lain, tapi esok harinya ia juga sudah menjadi kekasih seorang pria. Dan orang itu adalah atasannya!Maya meletakkan tangannya ke depan kening. Berusaha memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing. Entah situasi seperti apa yang kini tengah terjadi dalam hidupnya. Sikap arogan yang dimiliki Gamma membuat Maya tak tahan. Titahnya bak raja, memerintah ini, itu dan tak bisa ditolak. Semua perintah harus dijalankan saat itu juga, termasuk menandatangani kontrak yang sudah ada bahkan mungkin sebelum ia bangun dari tidur."Jangan lagi tinggal di tempat kumuh ini. Mulai besok pindah saja ke apartemen!" kata Gamma setelah mobil yang ia kendarai berhenti di sebuah gang.Mendengar itu, Maya memanyunkan bibir. Tak suka dengan perkataan yang Gamma lontarkan.Menurut Maya, rumah kontrakan yang ia tinggali itu tidak begitu kumuh
"Luxury Bar, Pak!"Entah apa yang merasuki Maya, dia tiba-tiba saja dengan impulsif meminta sopir taksi untuk mengantarnya ke sebuah bar mewah yang seumur hidup tak pernah disentuh.Hatinya seperti diremas-remas. Nyeri tak karuan mengingat kekasih yang dulu begitu protektif dan tak mengizinkannya untuk pergi ke tempat hiburan malam seperti ini, malah kepergok berselingkuh dengan wanita lain di apartemen pria itu.Maya memejamkan mata, mengingat bagaimana tempat itu pernah menjadi saksi bisu kisah cintanya selama lima tahun terakhir. Bercengkrama, berbincang tentang pekerjaan hingga pembahasan tak penting lainnya, semua dilakukan di apartemen itu. Dan kini tempat itu pula yang menjadi lokasi perselingkuhannya.Gadis itu baru saja masuk dan taksi baru akan jalan saat Maya melihat Frans, sang kekasih yang menggedor-gedor kaca taksi dengan menggunakan boxer.Ingatan Maya kembali pada pemandangan tak senonoh yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana gerakan Frans menusuk i
"Luxury Bar, Pak!"Entah apa yang merasuki Maya, dia tiba-tiba saja dengan impulsif meminta sopir taksi untuk mengantarnya ke sebuah bar mewah yang seumur hidup tak pernah disentuh.Hatinya seperti diremas-remas. Nyeri tak karuan mengingat kekasih yang dulu begitu protektif dan tak mengizinkannya untuk pergi ke tempat hiburan malam seperti ini, malah kepergok berselingkuh dengan wanita lain di apartemen pria itu.Maya memejamkan mata, mengingat bagaimana tempat itu pernah menjadi saksi bisu kisah cintanya selama lima tahun terakhir. Bercengkrama, berbincang tentang pekerjaan hingga pembahasan tak penting lainnya, semua dilakukan di apartemen itu. Dan kini tempat itu pula yang menjadi lokasi perselingkuhannya.Gadis itu baru saja masuk dan taksi baru akan jalan saat Maya melihat Frans, sang kekasih yang menggedor-gedor kaca taksi dengan menggunakan boxer.Ingatan Maya kembali pada pemandangan tak senonoh yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana gerakan Frans menusuk i...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments