Beranda / Romansa / Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO / Selingkuh Dibalas Selingkuh

Share

Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO
Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO
Penulis: See Sophie

Selingkuh Dibalas Selingkuh

Penulis: See Sophie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-06 20:11:33

"Luxury Bar, Pak!"

Entah apa yang merasuki Maya, dia tiba-tiba saja dengan impulsif meminta sopir taksi untuk mengantarnya ke sebuah bar mewah yang seumur hidup tak pernah disentuh.

Hatinya seperti diremas-remas. Nyeri tak karuan mengingat kekasih yang dulu begitu protektif dan tak mengizinkannya untuk pergi ke tempat hiburan malam seperti ini, malah kepergok berselingkuh dengan wanita lain di apartemen pria itu.

Maya memejamkan mata, mengingat bagaimana tempat itu pernah menjadi saksi bisu kisah cintanya selama lima tahun terakhir. 

Bercengkrama, berbincang tentang pekerjaan hingga pembahasan tak penting lainnya, semua dilakukan di apartemen itu. Dan kini tempat itu pula yang menjadi lokasi perselingkuhannya.

Gadis itu baru saja masuk dan taksi baru akan jalan saat Maya melihat Frans, sang kekasih yang menggedor-gedor kaca taksi dengan menggunakan boxer.

Ingatan Maya kembali pada pemandangan tak senonoh yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri. 

Bagaimana gerakan Frans menusuk inti tubuh wanita di bawah kukungannya membuat Maya mual dan air matanya mengalir semakin deras. 

Tanpa mengacuhkan Frans yang sibuk mengejarnya, ia meminta sopir untuk melaju lebih cepat.

Sesampainya di tempat yang dituju, suasana remang-remang dan musik yang berdegup kencang membuat Maya gentar. 

Langkahnya terhenti di ambang pintu. Setelah meneguhkan hati, kaki jenjang itu mulai berjalan masuk dengan percaya diri.

"Apapun yang terjadi, aku harus mengakhiri semua ketidaktahuanku, hari ini juga! Persetan dengan larangan Frans!"

Maya segera berjalan ke arah meja bar dan duduk di hadapan seorang bartender. "Berikan aku botol minuman terbaikmu!"

Setelah botol yang dimaksud sampai di hadapannya, tanpa ragu lagi Maya menenggaknya dalam satu tegukan penuh.

Sontak, seisi mulutnya terasa terbakar seperti baru saja menenggak bara. Lalu perlahan rasa panas itu bergerak ke tenggorokan hingga turun ke perut, dan menyisakan rasa manis di ujung lidah. 

Maya tersenyum, suka dengan sensasi yang baru pertama kali ia rasakan. Dia meminumnya lagi dan lagi hingga baru saja berhenti saat kepalanya berputar dan isi botol itu tandas.

"Frans brengsek!" makinya sesaat setelah ingatan tentang kekasihnya muncul kembali..

Bayangan itu seolah terus berputar, bersama pening yang menjalar di seluruh kepala. Dalam diam Maya mengeluarkan air mata lagi. Sebab bagaimanapun juga, hubungan mereka tidak berjalan sebentar.

Lima tahun ia habiskan bersama pria itu dan mereka pun sudah berencana untuk menikah. 

Namun, sebelum itu terjadi, Frans malah menyemburkan benihnya di dalam tubuh wanita lain!

Maya lalu bangkit berdiri, tapi keseimbangannya yang payah membuatnya jatuh ke pelukan seorang pria yang baru saja ingin duduk.

Wangi citrus dan woody membuat indera Maya bangun dan matanya tiba-tiba menjadi cerah. Tangan Maya lalu beranjak membelai wajah sang pria dan mengarahkannya ke leher pria itu.

"Apa yang kau lakukan?!" bentak pria itu. Namun, Maya malah semakin merapatkan tubuh mereka dan mulai mengendus aroma tubuhnya.

"Kau wangi!" racau gadis yang kini tersenyum, memandangi pria di hadapannya.

Entah bagaimana mimik mukanya saat ini, yang jelas Maya sama sekali tak ragu untuk mengarahkan tangan pria itu untuk melingkari pinggulnya. 

Tak hanya itu, tingkat kepercayaan dirinya pun mendadak meningkat bersama rambut yang sengaja ia sibakkan ke belakang. 

"Tampan, hibur aku malam ini!" bisiknya Maya mesra.

Tanpa menunggu jawaban dari pria tak dikenal itu, Maya menerkam bibir tebal pria itu dan menghisapnya pelan sehingga membuat suara bariton itu menggeram pelan. 

Namun dalam kesadaran yang hampir menghilang, Maya merasakan pria itu membalas kecupannya dengan lebih ganas.

"Ingat, kau yang memintanya!" bisik pria itu.

Suara air yang bergemericik membuat Maya perlahan membuka mata. Perlahan, kesadarannya kembali dan sontak ia tercekat. 

Tubuhnya polos tanpa busana!

Dengan jantung yang masih tak karuan, Maya berusaha untuk beranjak, walau kepalanya masih berputar tak karuan.

"Sudah sadar?"

Maya melayangkan tatapannya pada seorang pria yang kini hanya mengenakan handuk  untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. 

Tubuh atletis itu berdiri di depan kamar mandi. Dadanya yang bidang penuh dengan bekas kecupan yang tampak seperti memar.

"Astaga!!" bisiknya seraya menarik erat selimut untuk rapat ke tubuhnya.

"Kenapa? Sudah mengenalku, Maya Kendra?"

Pertanyaan itu membuat Maya bergetar. Bagaimana bisa dia menghabiskan malam dengan bosnya? Baru saja kemarin potret Gamma Wiranata, CEO baru di kantornya itu dipajang. Namun, dia sudah berani menaiki tubuh pria itu!

Masih dengan handuk yang menutupi area pribadinya, Gamma duduk di sofa dengan kaki bersilang.

"Jadi, apa yang harus kuminta sebagai ganti rugi? Kau telah meniduriku seperti gigolo?" Pria itu berkata sinis.

Mendengar itu, Maya bergetar. Perlahan, setumpuk ingatan masuk ke kepalanya seperti gambaran film yang rusak. Mulai dari bagaimana dirinya yang mabuk menarik leher Gamma dan menciumnya ganas, sebelum kemudian pria itu membalas ciumannya.

Jari-jemari lentik itu bergerak ke arah bibir bergincu yang nampak berantakan, mengingat begitu lancangnya bagian tubuh itu bergerak.

"T-tapi Bapak juga membalasnya!" Maya mulai balik menyerang. "Itu artinya Bapak menerima perlakuan itu!" tuduhnya tak berdasar.

"Kucing mana yang akan menolak saat ada seekor ikan yang menyodorkan diri?" Perkataan Gamma membuat gadis itu tercekat dan kehabisan kata.

"Kau menyerangku dengan brutal dan menguasai permainan seperti wanita profesional. Bagaimana bisa aku menahannya? Buktinya ada di sini, Maya!" Gamma berkata lagi sambil menunjuk ke arah perut dan dada yang penuh dengan jejak bibir gadis itu.

Habis sudah pertahanan Maya. Ia hanya bisa menundukkan kepala, malu. Semua ucapan pria itu tak bisa lagi ia balikkan.

"Lalu apa mau Bapak?" tanya Maya akhirnya.

"Mudah saja. Jadilah kekasihku!

"Apa?!" Maya nyaris saja berteriak jika saja ia lupa tengah berhadapan dengan siapa. "Bapak gila!" serunya lagi.

Maya menatap atasannya itu dengan tatapan tak percaya. Namun, pria itu malah berdiri dan membetulkan posisi handuk di bagian bawah tubuhnya. 

Benda yang bergoyang di tengah kedua paha pria itu membuat Maya memalingkan muka, merasa malu.

"Jika keberatan silakan berurusan dengan polisi, karena CCTV bar pasti akan memberatkanmu, Maya. Kalaupun CCTV itu hilang, aku bisa menyuap mereka untuk memenjarakanmu!" ancamnya dengan tatapan tajam menyudutkan.

Mendengar itu, Maya hanya bisa menggeram dan mengeratkan pegangannya pada selimut. "Bukankah seharusnya dia yang dirugikan dan menagih tanggung jawab sekarang? Kenapa malah sebaliknya? Dasar gila!" makinya dalam hati.

"Baik. Apa yang harus saya lakukan?" tanya Maya menantang.

Mendengar itu, Gamma menyeringai.

"Mudah saja, bersandiwaralah di depan keluargaku agar aku tidak perlu menikah dengan wanita pilihan mereka!"

***

Bab terkait

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Hubungan Baru

    Di perjalanan pulang, tak henti-hentinya Maya menatap Gamma dengan tajam. Semua ini terasa seperti mimpi, tapi mimpi buruk! Baru saja ia mendapati kekasihnya tidur dengan wanita lain, tapi esok harinya ia juga sudah menjadi kekasih seorang pria. Dan orang itu adalah atasannya!Maya meletakkan tangannya ke depan kening. Berusaha memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing. Entah situasi seperti apa yang kini tengah terjadi dalam hidupnya. Sikap arogan yang dimiliki Gamma membuat Maya tak tahan. Titahnya bak raja, memerintah ini, itu dan tak bisa ditolak. Semua perintah harus dijalankan saat itu juga, termasuk menandatangani kontrak yang sudah ada bahkan mungkin sebelum ia bangun dari tidur."Jangan lagi tinggal di tempat kumuh ini. Mulai besok pindah saja ke apartemen!" kata Gamma setelah mobil yang ia kendarai berhenti di sebuah gang.Mendengar itu, Maya memanyunkan bibir. Tak suka dengan perkataan yang Gamma lontarkan.Menurut Maya, rumah kontrakan yang ia tinggali itu tidak begitu kumuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Kesempatan Dalam Kesempitan

    "Tanda tangan!" Gamma menunjuk nama terang Maya dan posisi di mana gadis itu harus membubuhkan tanda tangannya. Maya menarik napas dalam. Baru saja sampai di kantor, ia sudah harus berurusan dengan CEO arogan yang terus mengingatkan tentang kontrak di antara mereka. Ancamannya? Tentu CCTV yang belum pernah ia lihat seperti apa isinya. Jangankan melihat, mau tahu saja ia tak sudi.Semua bayangan tentang malam itu ia hapus buru-buru, tak mau terlalu larut hingga membuat hidupnya kesal sepanjang hari. "Cepat, tunggu apalagi?" seru Gamma tak sabar."Iya, iya!" Maya menarik bolpoin tinta dan menggerakkan tangannya perlahan.Gamma Wiranata adalah seorang CEO yang terkenal tukang perintah dan anti penolakan. Walau baru saja diangkat, namun desas-desus itu terdengar nyaring, terutama bagi Maya yang berperan sebagai karyawan di perusahaan One Corporation."Malam ini kita akan makan malam bersama keluargaku. Beli pakaian yang bagus dan berdandanlah!" perintah Gamma, lagi dan lagi tanpa berta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Kemunculan Tunangan Gamma

    "Banyak banget!"Maya memandangi tumpukan berkas di atas meja kerja yang baru saja dikirim oleh sang atasan. Sebuah proyek baru yang akan digarap oleh divisinya ternyata akan dimulai hari ini. "Namanya juga proyek baru!" seru Monika, salah satu rekan kerja Maya yang duduk tepat di seberang kursinya.Tangannya mulai menarik satu per satu berkas, coba membaca dan mempelajari proyek yang akan digarap oleh divisinya saat ini. Maklumlah, sebagai salah satu karyawan di bidang pengembangan bisnis, divisinyalah yang paling sibuk untuk jika ada proyek baru.Suasana hening dengan melodi keyboard yang diketuk satu per satu mulai mengisi ruangan. Semua orang fokus pada pekerjaan masing-masing, termasuk dengan Maya. Namun tiba-tiba saja, salah satu karyawan berdiri dengan mata dan mulut terbuka lebar."Cantik banget!"Mendadak teman-teman lainnya ikut menatap ke arah yang sama. Dan tak lama, seorang wanita melangkah di sepanjang koridor dengan bunyi sepatu berhak tinggi yang terdengar penuh irama.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Dikejar Mantan

    "Urgh!" seru Maya seraya membanting berkasnya dengan kesal.Nama Sylvia ada di setiap kertas yang ia baca hari ini. Semenjak pertemuan tak sengaja keduanya, perasaannya berubah drastis. Ada rasa kesal karena sikap tak bersahabat yang ditunjukkan wanita cantik itu."Cantik muka, kelakuan minus!" makinya nyaris terdengar oleh Monika yang menoleh ke arahnya.Seisi ruangan sudah bersiap untuk pulang, kecuali Maya yang masih diam di tempat. Maniknya tertuju pada ponsel yang terus berdering tak karuan. Nama Gamma tertulis jelas di layar. Namun gadis itu malah mengacuhkan panggilan sang CEO. Terhitung 25 panggilan yang masuk dan tak terjawab. Tak hanya mengacuhkan, gadis itu bahkan meninggalkan ponselnya di meja dan bergerak ke sana ke mari, mengurusi pekerjaannya seorang diri di tengah ruangan yang mulai kosong."Kau mengacuhkan panggilanku?""Astaga!" Maya memegangi dada yang terkejut bukan main. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya ketus.Wajah yang sejak tadi tak ingin dibayangkan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Tinggal Satu Atap

    "Kau tak apa?"Mata Gamma terarah pada jalan raya, tangannya bahkan sibuk mengemudi. Tapi mulutnya tak henti bertanya tentang kondisi Maya. "Aku tak apa," jawab gadis itu, lagi.Entah sudah berapa kali pria itu menanyakan hal yang sama. Namun jawaban Maya sepertinya tak membuatnya puas.Wajar saja jika Gamma merasa gadis itu tak baik-baik saja. Selain jadi pendiam, gadis itu hanya memandang jalan dengan tatapan kosong. Kondisinya cukup mengkhawatirkan, walau mulutnya terus berkata baik-baik saja."Ini di mana?" tanya Maya bingung.Maniknya berkeliling, coba mengenali lokasi yang kini mereka kunjungi. Tapi ia tak punya clue sama sekali. Diliriknya Gamma yang sudah turun dan berjalan menuju ke arahnya. Pria itu membukakan pintu, berlagak gentlement, sebuah hal langka namun cukup membuat Maya tersanjung."Apartemenku," jawab pria itu seraya maju lebih dulu.Kening gadis itu mengernyit, bingung. Entah berapa banyak properti yang dimiliki sang CEO tapi yang jelas semuanya begitu mewah dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Orang Ketiga

    "Selamat pagi!"Sapaan dengan suara berat itu masuk memenuhi dapur, bersama dengan sebuah senyum sumringah dari wanita tua yang sibuk merapikan meja makan. Tangannya terbuka, menyambut sang cucu kesayangan.Gamma memeluk Oma Grace, hangat. Pria itu nampak sangat berbeda ketika dekat dengan wanita itu. Senyumnya bahkan muncul, sungguh sebuah keajaiban yang jarang sekali terjadi, terutama bagi Maya, gadis yang kini mengikutinya di belakang.Tangan Maya penuh dengan sebuket besar bunga hidup yang wanginya semerbak. Wajahnya nyaris tak nampak, saking besarnya buket itu, dan Gamma sama sekali tak membantunya untuk sekedar membawa. Padahal itu semua adalah ide sang CEO."Wow, terima kasih! Kau selalu tahu apa yang aku suka!" puji Oma Grace setelah mengambil buket bunga di tangan Maya.Gadis itu tercekat, setengah kesal karena tak dianggap. Kini ia tahu dari mana sikap arogan Gamma berasal. Ya, kedua orang yang dilihatnya kini begitu mirip, yaitu sama-sama menyebalkan."Tapi Maya yang memili

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Nyaris Saja!

    "Maya, tolong ke ruangan saya!"Gamma berjalan merewati ruang Divisi Bussiness Development dengan tenang. Ia berlagak seolah tak terjadi apa-apa. Berbanding terbalik dengan para karyawan yang memandang Maya dengan penuh tanya.Sejak kepulangan mereka dari rumah Oma Grace, keduanya langsung berpisah, agar tak meninggalkan kecurigaan dari rekan-rekan yang lain. Namun sikapnya kini malah membuat semua mata memandang heran ke arah kekasihnya."O-oh, itu! Pasti mau ngomongin berkas yang kemarin!" seru Maya beralasan.Sontak semua orang ber-oh ria tanpa banyak tanya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa presentasi untuk proyek baru semakin dekat, dan Maya adalah kandidat terkuat yang akan melakukannya."Ke sana dulu, ya!" pamitnya seraya mengambil langkah seribu sebelum ada yang mencurigainya.Gadis itu setengah berlari, tak mau ada satupun yang mengajukan pertanyaan yang macam-macam. Rasanya seperti menyimpan rahasia yang akan membunuhnya hidup-hidup."Kau sengaja, hah?" seru Maya begitu masuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Nyaris Saja!

    "Maya, tolong ke ruangan saya!"Gamma berjalan merewati ruang Divisi Bussiness Development dengan tenang. Ia berlagak seolah tak terjadi apa-apa. Berbanding terbalik dengan para karyawan yang memandang Maya dengan penuh tanya.Sejak kepulangan mereka dari rumah Oma Grace, keduanya langsung berpisah, agar tak meninggalkan kecurigaan dari rekan-rekan yang lain. Namun sikapnya kini malah membuat semua mata memandang heran ke arah kekasihnya."O-oh, itu! Pasti mau ngomongin berkas yang kemarin!" seru Maya beralasan.Sontak semua orang ber-oh ria tanpa banyak tanya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa presentasi untuk proyek baru semakin dekat, dan Maya adalah kandidat terkuat yang akan melakukannya."Ke sana dulu, ya!" pamitnya seraya mengambil langkah seribu sebelum ada yang mencurigainya.Gadis itu setengah berlari, tak mau ada satupun yang mengajukan pertanyaan yang macam-macam. Rasanya seperti menyimpan rahasia yang akan membunuhnya hidup-hidup."Kau sengaja, hah?" seru Maya begitu masuk

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Orang Ketiga

    "Selamat pagi!"Sapaan dengan suara berat itu masuk memenuhi dapur, bersama dengan sebuah senyum sumringah dari wanita tua yang sibuk merapikan meja makan. Tangannya terbuka, menyambut sang cucu kesayangan.Gamma memeluk Oma Grace, hangat. Pria itu nampak sangat berbeda ketika dekat dengan wanita itu. Senyumnya bahkan muncul, sungguh sebuah keajaiban yang jarang sekali terjadi, terutama bagi Maya, gadis yang kini mengikutinya di belakang.Tangan Maya penuh dengan sebuket besar bunga hidup yang wanginya semerbak. Wajahnya nyaris tak nampak, saking besarnya buket itu, dan Gamma sama sekali tak membantunya untuk sekedar membawa. Padahal itu semua adalah ide sang CEO."Wow, terima kasih! Kau selalu tahu apa yang aku suka!" puji Oma Grace setelah mengambil buket bunga di tangan Maya.Gadis itu tercekat, setengah kesal karena tak dianggap. Kini ia tahu dari mana sikap arogan Gamma berasal. Ya, kedua orang yang dilihatnya kini begitu mirip, yaitu sama-sama menyebalkan."Tapi Maya yang memili

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Tinggal Satu Atap

    "Kau tak apa?"Mata Gamma terarah pada jalan raya, tangannya bahkan sibuk mengemudi. Tapi mulutnya tak henti bertanya tentang kondisi Maya. "Aku tak apa," jawab gadis itu, lagi.Entah sudah berapa kali pria itu menanyakan hal yang sama. Namun jawaban Maya sepertinya tak membuatnya puas.Wajar saja jika Gamma merasa gadis itu tak baik-baik saja. Selain jadi pendiam, gadis itu hanya memandang jalan dengan tatapan kosong. Kondisinya cukup mengkhawatirkan, walau mulutnya terus berkata baik-baik saja."Ini di mana?" tanya Maya bingung.Maniknya berkeliling, coba mengenali lokasi yang kini mereka kunjungi. Tapi ia tak punya clue sama sekali. Diliriknya Gamma yang sudah turun dan berjalan menuju ke arahnya. Pria itu membukakan pintu, berlagak gentlement, sebuah hal langka namun cukup membuat Maya tersanjung."Apartemenku," jawab pria itu seraya maju lebih dulu.Kening gadis itu mengernyit, bingung. Entah berapa banyak properti yang dimiliki sang CEO tapi yang jelas semuanya begitu mewah dan

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Dikejar Mantan

    "Urgh!" seru Maya seraya membanting berkasnya dengan kesal.Nama Sylvia ada di setiap kertas yang ia baca hari ini. Semenjak pertemuan tak sengaja keduanya, perasaannya berubah drastis. Ada rasa kesal karena sikap tak bersahabat yang ditunjukkan wanita cantik itu."Cantik muka, kelakuan minus!" makinya nyaris terdengar oleh Monika yang menoleh ke arahnya.Seisi ruangan sudah bersiap untuk pulang, kecuali Maya yang masih diam di tempat. Maniknya tertuju pada ponsel yang terus berdering tak karuan. Nama Gamma tertulis jelas di layar. Namun gadis itu malah mengacuhkan panggilan sang CEO. Terhitung 25 panggilan yang masuk dan tak terjawab. Tak hanya mengacuhkan, gadis itu bahkan meninggalkan ponselnya di meja dan bergerak ke sana ke mari, mengurusi pekerjaannya seorang diri di tengah ruangan yang mulai kosong."Kau mengacuhkan panggilanku?""Astaga!" Maya memegangi dada yang terkejut bukan main. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya ketus.Wajah yang sejak tadi tak ingin dibayangkan m

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Kemunculan Tunangan Gamma

    "Banyak banget!"Maya memandangi tumpukan berkas di atas meja kerja yang baru saja dikirim oleh sang atasan. Sebuah proyek baru yang akan digarap oleh divisinya ternyata akan dimulai hari ini. "Namanya juga proyek baru!" seru Monika, salah satu rekan kerja Maya yang duduk tepat di seberang kursinya.Tangannya mulai menarik satu per satu berkas, coba membaca dan mempelajari proyek yang akan digarap oleh divisinya saat ini. Maklumlah, sebagai salah satu karyawan di bidang pengembangan bisnis, divisinyalah yang paling sibuk untuk jika ada proyek baru.Suasana hening dengan melodi keyboard yang diketuk satu per satu mulai mengisi ruangan. Semua orang fokus pada pekerjaan masing-masing, termasuk dengan Maya. Namun tiba-tiba saja, salah satu karyawan berdiri dengan mata dan mulut terbuka lebar."Cantik banget!"Mendadak teman-teman lainnya ikut menatap ke arah yang sama. Dan tak lama, seorang wanita melangkah di sepanjang koridor dengan bunyi sepatu berhak tinggi yang terdengar penuh irama.

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Kesempatan Dalam Kesempitan

    "Tanda tangan!" Gamma menunjuk nama terang Maya dan posisi di mana gadis itu harus membubuhkan tanda tangannya. Maya menarik napas dalam. Baru saja sampai di kantor, ia sudah harus berurusan dengan CEO arogan yang terus mengingatkan tentang kontrak di antara mereka. Ancamannya? Tentu CCTV yang belum pernah ia lihat seperti apa isinya. Jangankan melihat, mau tahu saja ia tak sudi.Semua bayangan tentang malam itu ia hapus buru-buru, tak mau terlalu larut hingga membuat hidupnya kesal sepanjang hari. "Cepat, tunggu apalagi?" seru Gamma tak sabar."Iya, iya!" Maya menarik bolpoin tinta dan menggerakkan tangannya perlahan.Gamma Wiranata adalah seorang CEO yang terkenal tukang perintah dan anti penolakan. Walau baru saja diangkat, namun desas-desus itu terdengar nyaring, terutama bagi Maya yang berperan sebagai karyawan di perusahaan One Corporation."Malam ini kita akan makan malam bersama keluargaku. Beli pakaian yang bagus dan berdandanlah!" perintah Gamma, lagi dan lagi tanpa berta

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Hubungan Baru

    Di perjalanan pulang, tak henti-hentinya Maya menatap Gamma dengan tajam. Semua ini terasa seperti mimpi, tapi mimpi buruk! Baru saja ia mendapati kekasihnya tidur dengan wanita lain, tapi esok harinya ia juga sudah menjadi kekasih seorang pria. Dan orang itu adalah atasannya!Maya meletakkan tangannya ke depan kening. Berusaha memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing. Entah situasi seperti apa yang kini tengah terjadi dalam hidupnya. Sikap arogan yang dimiliki Gamma membuat Maya tak tahan. Titahnya bak raja, memerintah ini, itu dan tak bisa ditolak. Semua perintah harus dijalankan saat itu juga, termasuk menandatangani kontrak yang sudah ada bahkan mungkin sebelum ia bangun dari tidur."Jangan lagi tinggal di tempat kumuh ini. Mulai besok pindah saja ke apartemen!" kata Gamma setelah mobil yang ia kendarai berhenti di sebuah gang.Mendengar itu, Maya memanyunkan bibir. Tak suka dengan perkataan yang Gamma lontarkan.Menurut Maya, rumah kontrakan yang ia tinggali itu tidak begitu kumuh

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Selingkuh Dibalas Selingkuh

    "Luxury Bar, Pak!"Entah apa yang merasuki Maya, dia tiba-tiba saja dengan impulsif meminta sopir taksi untuk mengantarnya ke sebuah bar mewah yang seumur hidup tak pernah disentuh.Hatinya seperti diremas-remas. Nyeri tak karuan mengingat kekasih yang dulu begitu protektif dan tak mengizinkannya untuk pergi ke tempat hiburan malam seperti ini, malah kepergok berselingkuh dengan wanita lain di apartemen pria itu.Maya memejamkan mata, mengingat bagaimana tempat itu pernah menjadi saksi bisu kisah cintanya selama lima tahun terakhir. Bercengkrama, berbincang tentang pekerjaan hingga pembahasan tak penting lainnya, semua dilakukan di apartemen itu. Dan kini tempat itu pula yang menjadi lokasi perselingkuhannya.Gadis itu baru saja masuk dan taksi baru akan jalan saat Maya melihat Frans, sang kekasih yang menggedor-gedor kaca taksi dengan menggunakan boxer.Ingatan Maya kembali pada pemandangan tak senonoh yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana gerakan Frans menusuk i

DMCA.com Protection Status