Home / Romansa / Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO / Kemunculan Tunangan Gamma

Share

Kemunculan Tunangan Gamma

Author: See Sophie
last update Last Updated: 2024-11-06 20:13:17

"Banyak banget!"

Maya memandangi tumpukan berkas di atas meja kerja yang baru saja dikirim oleh sang atasan. Sebuah proyek baru yang akan digarap oleh divisinya ternyata akan dimulai hari ini. 

"Namanya juga proyek baru!" seru Monika, salah satu rekan kerja Maya yang duduk tepat di seberang kursinya.

Tangannya mulai menarik satu per satu berkas, coba membaca dan mempelajari proyek yang akan digarap oleh divisinya saat ini. Maklumlah, sebagai salah satu karyawan di bidang pengembangan bisnis, divisinyalah yang paling sibuk untuk jika ada proyek baru.

Suasana hening dengan melodi keyboard yang diketuk satu per satu mulai mengisi ruangan. Semua orang fokus pada pekerjaan masing-masing, termasuk dengan Maya. Namun tiba-tiba saja, salah satu karyawan berdiri dengan mata dan mulut terbuka lebar.

"Cantik banget!"

Mendadak teman-teman lainnya ikut menatap ke arah yang sama. Dan tak lama, seorang wanita melangkah di sepanjang koridor dengan bunyi sepatu berhak tinggi yang terdengar penuh irama. Langkahnya penuh percaya diri, tatapannya tegas ke depan dengan pakaian dan tas branded di tangan. Semua mata tertuju pada wanita cantik dengan gaun merah ketat yang membungkus tubuh tinggi nan ramping itu. 

"Siapa, sih?" tanya Maya bingung.

Monika terbelalak, tak percaya bahwa sahabatnya itu mempertanyakan sosok yang baru saja lewat. Padahal sudah jelas bahwa wanita cantik itu menuju ke arah ruangan Gamma, sang CEO.

"Kamu enggak kenal?" tanya Monika setengah mengejek. "Dia itu tunangannya Pak Gamma!" bisiknya berusaha untuk tak terdengar oleh rekan yang lain.

"What?"

Maya terkejut bukan main. Gamma yang ia tahu adalah pria tanpa pasangan yang kini tengah memacarinya, walau hanya pura-pura. Dan gadis itu tak pernah sekalipun bertemu dengan wanita itu.

"Iya! Bulan kemarin kita baru tanda tangan sama perusahaan dia, makanya suka bolak-balik ke sini. Enggak tahu deh, ngapain di dalam sana!" jelas Monika panjang lebar.

Gadis itu memperhatikan wanita yang kini tengah berbincang dengan sekretaris Gamma. Tubuh dan pakaiannya sudah jelas tak bisa disaingi oleh Maya. Namun yang membuatnya semakin penasaran adalah status wanita itu.

"Emang dia siapa, sih?" tanya Maya penasaran.

Monika merapatkan kursinya hingga membuat bibirnya mendekat ke arah Maya. Tangannya menunjuk nama Sylvia Hermawan yang menempati posisi Direktur Operasional di perusahaan Alfa Operation, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor.

"Bayangin, direktur sama direktur, kawin! Wow!" 

Ucapan Monika membuat Maya semakin bingung. Karena gosip yang beredar tak pernah keluar langsung dari mulut Gamma.

"Emangnya siapa yang bilang kalau mereka tunangan?" tanya Maya akhirnya.

"Ya Bu Sylvia!" jawab Monika mantap. "Dia ngenalin dirinya sebagai tunangan Pak Gamma waktu pertama kali ke sini," tambahnya.

Maya coba mengingat kapan Sylvia mampir ke kantornya. Namun tak satupun kenangan itu muncul. Hingga akhirnya Monika yang mengingatkan.

"Waktu itu kamu pergi ke ruangan Frans, pujaan hati tercinta!" sindir Monika yang sudah mengetahui kandasnya hubungan keduanya.

"Oh!" balas Maya pura-pura tak mengingat jaman dibutakan oleh cinta.

Gadis itu beranjak, coba mencari tahu lebih banyak tentang wanita yang terus berjalan menyusuri lorong kantor. Maniknya terus memicing, memperhatikan setiap langkah bak peragawati yang ditunjukkan oleh Sylvia.

“Aku kirim berkas sebentar, ya!" kata Maya seraya mengambil berkas di meja yang akan ditanda tangani oleh Gamma.

Tentu saja ia sengaja melakukannya, berharap dapat mencari tahu tentang Sylvia secara diam-diam. Namun belum sempat ia sampai ke ruangan Gamma, ia sudah bertemu sosok yang sejak tadi membuatnya penasaran.

Nampak dekat, Sylvia Hermawan ternyata berkali lipat lebih cantik. Dengan pakaian mahal yang dibeli dengan uang Gamma pun rasanya tak cukup untuk menyaingi kesempurnaan wanita itu.

"Kau Maya Kendra?" tanya Sylvia langsung, tanpa basa-basi.

Maya terkejut, karena ternyata wanita itu mengenalinya. Entah siapa yang memberi tahu, karena tentu saja tak ada satu orang pun yang mengetahui tentang hubungannya dengan Gamma. Keduanya sepakat untuk merasahasiakannya di kantor. Karena tujuan utama mereka hanya membuat Oma Grace berhenti menjodoh-jodohkan cucunya.

"Be-betul, Bu. Bagaimana Ibu bisa tahu?" tanya Maya gagap.

Wanita itu mendekati Maya, memandanginya dari ujung kaki hingga kepala. Tatapan jijik nampak sekali terlihat, walau wajah Maya tertunduk. Rasanya seperti dikuliti hidup-hidup oleh orang yang baru saja dikenal, tak nyaman dan juga kesal.

"Ku dengar kau pergi menemui Oma Grace," katanya tiba-tiba saja membuka cerita tentang hubungan Maya dengan Gamma. "Benar kau kekasih Gamma?" tanyanya memastikan.

Maya menarik napas banyak-banyak, seolah mengumpulkan energi untuk melawan wanita yang saat ini mengaku sebagai tunangan Gamma Wiranata. Wajahnya terangkat perlahan tapi pasti, berdiri tegak memberikan kesan terbaik.

"Benar, sudah setahun ini kami berpacaran!" jawabnya penuh percaya diri.

Namun bukannya mengiyakan, Sylvia malah tergelak, nyaris menertawakan gadis itu. Tatapan tak percaya jelas sekali terlihat dari rautnya. Ia melipat tangan, memandang tak suka.

"Oh ya? Bukannya Gamma baru saja pindah dan menjadi CEO di sini? Sejak kapan kalian kenal, dan bagaimana bisa kau menjadi kekasihnya?"

Bak polisi yang tengah mengintrogasi, Sylvia terus mencecar Maya dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih menyudutkan. Namun gadis itu tak mau penyamarannya terbongkar, karena kontrak yang ditanda tanganinya. Satu kesalahan saja, bisa berakibat fatal dan mungkin akan membuat Gamma marah besar.

"Kami sudah kenal setahun lalu, dan memang jarang sekali bertemu. Tapi kami berkomunikasi secara intens!" jelas Maya penuh penekanan.

"Tapi aku tunangan Gamma!" katanya seolah menyimpulkan bahwa hubungan yang dijalani oleh Maya adalah sebuah kepalsuan belaka.

"Oh ya? Gamma tak pernah menceritakan perihal pertunangannya dengan siapapun." Maya sama sekali tak gentar dengan banyak pertanyaan Sylvia. Ia semakin kuat, mengingat pertemuannya dengan Oma Grace yang begitu ramah. "Bahkan Oma Grace tak pernah menjelaskan bahwa kau adalah tunangannya!" tegasnya penuh keyakinan.

Sylvia mulai terusik dengan keberanian Maya yang sama sekali tak gentar dengan sikapnya. Gadis itu malah menunjukkan taring dengan menyebut satu-satunya keluarga Gamma itu.

"Kau melawan ku?" tanya Sylvia yang mulai naik pitam. "Kau tak tahu siapa aku?" tanyanya makin menjadi.

Suara yang tinggi membuat beberapa karyawan mulai memperhatikan perdebatan keduanya. Bahkan ada sekumpulan wanita yang saling berbisik seolah menggunjingkan mereka. Terlihat pula tatapan sinis ke arah Maya yang statusnya berbeda bagaikan langit dan bumi dengan Sylvia.

"Harusnya kamu sadar diri, satu perusahaan juga sudah tahu bahwa akulah tunangan Gamma dan kamu bukan apa-apa! Jadi lebih baik kamu mundur dan jangan lagi menghalangi hubungan kami!" tegasnya penuh amarah meninggalkan Maya yang menatap tak suka.

***

Related chapters

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Dikejar Mantan

    "Urgh!" seru Maya seraya membanting berkasnya dengan kesal.Nama Sylvia ada di setiap kertas yang ia baca hari ini. Semenjak pertemuan tak sengaja keduanya, perasaannya berubah drastis. Ada rasa kesal karena sikap tak bersahabat yang ditunjukkan wanita cantik itu."Cantik muka, kelakuan minus!" makinya nyaris terdengar oleh Monika yang menoleh ke arahnya.Seisi ruangan sudah bersiap untuk pulang, kecuali Maya yang masih diam di tempat. Maniknya tertuju pada ponsel yang terus berdering tak karuan. Nama Gamma tertulis jelas di layar. Namun gadis itu malah mengacuhkan panggilan sang CEO. Terhitung 25 panggilan yang masuk dan tak terjawab. Tak hanya mengacuhkan, gadis itu bahkan meninggalkan ponselnya di meja dan bergerak ke sana ke mari, mengurusi pekerjaannya seorang diri di tengah ruangan yang mulai kosong."Kau mengacuhkan panggilanku?""Astaga!" Maya memegangi dada yang terkejut bukan main. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya ketus.Wajah yang sejak tadi tak ingin dibayangkan m

    Last Updated : 2024-11-06
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Tinggal Satu Atap

    "Kau tak apa?"Mata Gamma terarah pada jalan raya, tangannya bahkan sibuk mengemudi. Tapi mulutnya tak henti bertanya tentang kondisi Maya. "Aku tak apa," jawab gadis itu, lagi.Entah sudah berapa kali pria itu menanyakan hal yang sama. Namun jawaban Maya sepertinya tak membuatnya puas.Wajar saja jika Gamma merasa gadis itu tak baik-baik saja. Selain jadi pendiam, gadis itu hanya memandang jalan dengan tatapan kosong. Kondisinya cukup mengkhawatirkan, walau mulutnya terus berkata baik-baik saja."Ini di mana?" tanya Maya bingung.Maniknya berkeliling, coba mengenali lokasi yang kini mereka kunjungi. Tapi ia tak punya clue sama sekali. Diliriknya Gamma yang sudah turun dan berjalan menuju ke arahnya. Pria itu membukakan pintu, berlagak gentlement, sebuah hal langka namun cukup membuat Maya tersanjung."Apartemenku," jawab pria itu seraya maju lebih dulu.Kening gadis itu mengernyit, bingung. Entah berapa banyak properti yang dimiliki sang CEO tapi yang jelas semuanya begitu mewah dan

    Last Updated : 2024-12-06
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Orang Ketiga

    "Selamat pagi!"Sapaan dengan suara berat itu masuk memenuhi dapur, bersama dengan sebuah senyum sumringah dari wanita tua yang sibuk merapikan meja makan. Tangannya terbuka, menyambut sang cucu kesayangan.Gamma memeluk Oma Grace, hangat. Pria itu nampak sangat berbeda ketika dekat dengan wanita itu. Senyumnya bahkan muncul, sungguh sebuah keajaiban yang jarang sekali terjadi, terutama bagi Maya, gadis yang kini mengikutinya di belakang.Tangan Maya penuh dengan sebuket besar bunga hidup yang wanginya semerbak. Wajahnya nyaris tak nampak, saking besarnya buket itu, dan Gamma sama sekali tak membantunya untuk sekedar membawa. Padahal itu semua adalah ide sang CEO."Wow, terima kasih! Kau selalu tahu apa yang aku suka!" puji Oma Grace setelah mengambil buket bunga di tangan Maya.Gadis itu tercekat, setengah kesal karena tak dianggap. Kini ia tahu dari mana sikap arogan Gamma berasal. Ya, kedua orang yang dilihatnya kini begitu mirip, yaitu sama-sama menyebalkan."Tapi Maya yang memili

    Last Updated : 2024-12-08
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Nyaris Saja!

    "Maya, tolong ke ruangan saya!"Gamma berjalan merewati ruang Divisi Bussiness Development dengan tenang. Ia berlagak seolah tak terjadi apa-apa. Berbanding terbalik dengan para karyawan yang memandang Maya dengan penuh tanya.Sejak kepulangan mereka dari rumah Oma Grace, keduanya langsung berpisah, agar tak meninggalkan kecurigaan dari rekan-rekan yang lain. Namun sikapnya kini malah membuat semua mata memandang heran ke arah kekasihnya."O-oh, itu! Pasti mau ngomongin berkas yang kemarin!" seru Maya beralasan.Sontak semua orang ber-oh ria tanpa banyak tanya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa presentasi untuk proyek baru semakin dekat, dan Maya adalah kandidat terkuat yang akan melakukannya."Ke sana dulu, ya!" pamitnya seraya mengambil langkah seribu sebelum ada yang mencurigainya.Gadis itu setengah berlari, tak mau ada satupun yang mengajukan pertanyaan yang macam-macam. Rasanya seperti menyimpan rahasia yang akan membunuhnya hidup-hidup."Kau sengaja, hah?" seru Maya begitu masuk

    Last Updated : 2024-12-09
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Selingkuh Dibalas Selingkuh

    "Luxury Bar, Pak!"Entah apa yang merasuki Maya, dia tiba-tiba saja dengan impulsif meminta sopir taksi untuk mengantarnya ke sebuah bar mewah yang seumur hidup tak pernah disentuh.Hatinya seperti diremas-remas. Nyeri tak karuan mengingat kekasih yang dulu begitu protektif dan tak mengizinkannya untuk pergi ke tempat hiburan malam seperti ini, malah kepergok berselingkuh dengan wanita lain di apartemen pria itu.Maya memejamkan mata, mengingat bagaimana tempat itu pernah menjadi saksi bisu kisah cintanya selama lima tahun terakhir. Bercengkrama, berbincang tentang pekerjaan hingga pembahasan tak penting lainnya, semua dilakukan di apartemen itu. Dan kini tempat itu pula yang menjadi lokasi perselingkuhannya.Gadis itu baru saja masuk dan taksi baru akan jalan saat Maya melihat Frans, sang kekasih yang menggedor-gedor kaca taksi dengan menggunakan boxer.Ingatan Maya kembali pada pemandangan tak senonoh yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana gerakan Frans menusuk i

    Last Updated : 2024-11-06
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Hubungan Baru

    Di perjalanan pulang, tak henti-hentinya Maya menatap Gamma dengan tajam. Semua ini terasa seperti mimpi, tapi mimpi buruk! Baru saja ia mendapati kekasihnya tidur dengan wanita lain, tapi esok harinya ia juga sudah menjadi kekasih seorang pria. Dan orang itu adalah atasannya!Maya meletakkan tangannya ke depan kening. Berusaha memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing. Entah situasi seperti apa yang kini tengah terjadi dalam hidupnya. Sikap arogan yang dimiliki Gamma membuat Maya tak tahan. Titahnya bak raja, memerintah ini, itu dan tak bisa ditolak. Semua perintah harus dijalankan saat itu juga, termasuk menandatangani kontrak yang sudah ada bahkan mungkin sebelum ia bangun dari tidur."Jangan lagi tinggal di tempat kumuh ini. Mulai besok pindah saja ke apartemen!" kata Gamma setelah mobil yang ia kendarai berhenti di sebuah gang.Mendengar itu, Maya memanyunkan bibir. Tak suka dengan perkataan yang Gamma lontarkan.Menurut Maya, rumah kontrakan yang ia tinggali itu tidak begitu kumuh

    Last Updated : 2024-11-06
  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Kesempatan Dalam Kesempitan

    "Tanda tangan!" Gamma menunjuk nama terang Maya dan posisi di mana gadis itu harus membubuhkan tanda tangannya. Maya menarik napas dalam. Baru saja sampai di kantor, ia sudah harus berurusan dengan CEO arogan yang terus mengingatkan tentang kontrak di antara mereka. Ancamannya? Tentu CCTV yang belum pernah ia lihat seperti apa isinya. Jangankan melihat, mau tahu saja ia tak sudi.Semua bayangan tentang malam itu ia hapus buru-buru, tak mau terlalu larut hingga membuat hidupnya kesal sepanjang hari. "Cepat, tunggu apalagi?" seru Gamma tak sabar."Iya, iya!" Maya menarik bolpoin tinta dan menggerakkan tangannya perlahan.Gamma Wiranata adalah seorang CEO yang terkenal tukang perintah dan anti penolakan. Walau baru saja diangkat, namun desas-desus itu terdengar nyaring, terutama bagi Maya yang berperan sebagai karyawan di perusahaan One Corporation."Malam ini kita akan makan malam bersama keluargaku. Beli pakaian yang bagus dan berdandanlah!" perintah Gamma, lagi dan lagi tanpa berta

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Nyaris Saja!

    "Maya, tolong ke ruangan saya!"Gamma berjalan merewati ruang Divisi Bussiness Development dengan tenang. Ia berlagak seolah tak terjadi apa-apa. Berbanding terbalik dengan para karyawan yang memandang Maya dengan penuh tanya.Sejak kepulangan mereka dari rumah Oma Grace, keduanya langsung berpisah, agar tak meninggalkan kecurigaan dari rekan-rekan yang lain. Namun sikapnya kini malah membuat semua mata memandang heran ke arah kekasihnya."O-oh, itu! Pasti mau ngomongin berkas yang kemarin!" seru Maya beralasan.Sontak semua orang ber-oh ria tanpa banyak tanya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa presentasi untuk proyek baru semakin dekat, dan Maya adalah kandidat terkuat yang akan melakukannya."Ke sana dulu, ya!" pamitnya seraya mengambil langkah seribu sebelum ada yang mencurigainya.Gadis itu setengah berlari, tak mau ada satupun yang mengajukan pertanyaan yang macam-macam. Rasanya seperti menyimpan rahasia yang akan membunuhnya hidup-hidup."Kau sengaja, hah?" seru Maya begitu masuk

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Orang Ketiga

    "Selamat pagi!"Sapaan dengan suara berat itu masuk memenuhi dapur, bersama dengan sebuah senyum sumringah dari wanita tua yang sibuk merapikan meja makan. Tangannya terbuka, menyambut sang cucu kesayangan.Gamma memeluk Oma Grace, hangat. Pria itu nampak sangat berbeda ketika dekat dengan wanita itu. Senyumnya bahkan muncul, sungguh sebuah keajaiban yang jarang sekali terjadi, terutama bagi Maya, gadis yang kini mengikutinya di belakang.Tangan Maya penuh dengan sebuket besar bunga hidup yang wanginya semerbak. Wajahnya nyaris tak nampak, saking besarnya buket itu, dan Gamma sama sekali tak membantunya untuk sekedar membawa. Padahal itu semua adalah ide sang CEO."Wow, terima kasih! Kau selalu tahu apa yang aku suka!" puji Oma Grace setelah mengambil buket bunga di tangan Maya.Gadis itu tercekat, setengah kesal karena tak dianggap. Kini ia tahu dari mana sikap arogan Gamma berasal. Ya, kedua orang yang dilihatnya kini begitu mirip, yaitu sama-sama menyebalkan."Tapi Maya yang memili

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Tinggal Satu Atap

    "Kau tak apa?"Mata Gamma terarah pada jalan raya, tangannya bahkan sibuk mengemudi. Tapi mulutnya tak henti bertanya tentang kondisi Maya. "Aku tak apa," jawab gadis itu, lagi.Entah sudah berapa kali pria itu menanyakan hal yang sama. Namun jawaban Maya sepertinya tak membuatnya puas.Wajar saja jika Gamma merasa gadis itu tak baik-baik saja. Selain jadi pendiam, gadis itu hanya memandang jalan dengan tatapan kosong. Kondisinya cukup mengkhawatirkan, walau mulutnya terus berkata baik-baik saja."Ini di mana?" tanya Maya bingung.Maniknya berkeliling, coba mengenali lokasi yang kini mereka kunjungi. Tapi ia tak punya clue sama sekali. Diliriknya Gamma yang sudah turun dan berjalan menuju ke arahnya. Pria itu membukakan pintu, berlagak gentlement, sebuah hal langka namun cukup membuat Maya tersanjung."Apartemenku," jawab pria itu seraya maju lebih dulu.Kening gadis itu mengernyit, bingung. Entah berapa banyak properti yang dimiliki sang CEO tapi yang jelas semuanya begitu mewah dan

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Dikejar Mantan

    "Urgh!" seru Maya seraya membanting berkasnya dengan kesal.Nama Sylvia ada di setiap kertas yang ia baca hari ini. Semenjak pertemuan tak sengaja keduanya, perasaannya berubah drastis. Ada rasa kesal karena sikap tak bersahabat yang ditunjukkan wanita cantik itu."Cantik muka, kelakuan minus!" makinya nyaris terdengar oleh Monika yang menoleh ke arahnya.Seisi ruangan sudah bersiap untuk pulang, kecuali Maya yang masih diam di tempat. Maniknya tertuju pada ponsel yang terus berdering tak karuan. Nama Gamma tertulis jelas di layar. Namun gadis itu malah mengacuhkan panggilan sang CEO. Terhitung 25 panggilan yang masuk dan tak terjawab. Tak hanya mengacuhkan, gadis itu bahkan meninggalkan ponselnya di meja dan bergerak ke sana ke mari, mengurusi pekerjaannya seorang diri di tengah ruangan yang mulai kosong."Kau mengacuhkan panggilanku?""Astaga!" Maya memegangi dada yang terkejut bukan main. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya ketus.Wajah yang sejak tadi tak ingin dibayangkan m

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Kemunculan Tunangan Gamma

    "Banyak banget!"Maya memandangi tumpukan berkas di atas meja kerja yang baru saja dikirim oleh sang atasan. Sebuah proyek baru yang akan digarap oleh divisinya ternyata akan dimulai hari ini. "Namanya juga proyek baru!" seru Monika, salah satu rekan kerja Maya yang duduk tepat di seberang kursinya.Tangannya mulai menarik satu per satu berkas, coba membaca dan mempelajari proyek yang akan digarap oleh divisinya saat ini. Maklumlah, sebagai salah satu karyawan di bidang pengembangan bisnis, divisinyalah yang paling sibuk untuk jika ada proyek baru.Suasana hening dengan melodi keyboard yang diketuk satu per satu mulai mengisi ruangan. Semua orang fokus pada pekerjaan masing-masing, termasuk dengan Maya. Namun tiba-tiba saja, salah satu karyawan berdiri dengan mata dan mulut terbuka lebar."Cantik banget!"Mendadak teman-teman lainnya ikut menatap ke arah yang sama. Dan tak lama, seorang wanita melangkah di sepanjang koridor dengan bunyi sepatu berhak tinggi yang terdengar penuh irama.

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Kesempatan Dalam Kesempitan

    "Tanda tangan!" Gamma menunjuk nama terang Maya dan posisi di mana gadis itu harus membubuhkan tanda tangannya. Maya menarik napas dalam. Baru saja sampai di kantor, ia sudah harus berurusan dengan CEO arogan yang terus mengingatkan tentang kontrak di antara mereka. Ancamannya? Tentu CCTV yang belum pernah ia lihat seperti apa isinya. Jangankan melihat, mau tahu saja ia tak sudi.Semua bayangan tentang malam itu ia hapus buru-buru, tak mau terlalu larut hingga membuat hidupnya kesal sepanjang hari. "Cepat, tunggu apalagi?" seru Gamma tak sabar."Iya, iya!" Maya menarik bolpoin tinta dan menggerakkan tangannya perlahan.Gamma Wiranata adalah seorang CEO yang terkenal tukang perintah dan anti penolakan. Walau baru saja diangkat, namun desas-desus itu terdengar nyaring, terutama bagi Maya yang berperan sebagai karyawan di perusahaan One Corporation."Malam ini kita akan makan malam bersama keluargaku. Beli pakaian yang bagus dan berdandanlah!" perintah Gamma, lagi dan lagi tanpa berta

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Hubungan Baru

    Di perjalanan pulang, tak henti-hentinya Maya menatap Gamma dengan tajam. Semua ini terasa seperti mimpi, tapi mimpi buruk! Baru saja ia mendapati kekasihnya tidur dengan wanita lain, tapi esok harinya ia juga sudah menjadi kekasih seorang pria. Dan orang itu adalah atasannya!Maya meletakkan tangannya ke depan kening. Berusaha memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing. Entah situasi seperti apa yang kini tengah terjadi dalam hidupnya. Sikap arogan yang dimiliki Gamma membuat Maya tak tahan. Titahnya bak raja, memerintah ini, itu dan tak bisa ditolak. Semua perintah harus dijalankan saat itu juga, termasuk menandatangani kontrak yang sudah ada bahkan mungkin sebelum ia bangun dari tidur."Jangan lagi tinggal di tempat kumuh ini. Mulai besok pindah saja ke apartemen!" kata Gamma setelah mobil yang ia kendarai berhenti di sebuah gang.Mendengar itu, Maya memanyunkan bibir. Tak suka dengan perkataan yang Gamma lontarkan.Menurut Maya, rumah kontrakan yang ia tinggali itu tidak begitu kumuh

  • Hasrat di Balik Kontrak Sang CEO   Selingkuh Dibalas Selingkuh

    "Luxury Bar, Pak!"Entah apa yang merasuki Maya, dia tiba-tiba saja dengan impulsif meminta sopir taksi untuk mengantarnya ke sebuah bar mewah yang seumur hidup tak pernah disentuh.Hatinya seperti diremas-remas. Nyeri tak karuan mengingat kekasih yang dulu begitu protektif dan tak mengizinkannya untuk pergi ke tempat hiburan malam seperti ini, malah kepergok berselingkuh dengan wanita lain di apartemen pria itu.Maya memejamkan mata, mengingat bagaimana tempat itu pernah menjadi saksi bisu kisah cintanya selama lima tahun terakhir. Bercengkrama, berbincang tentang pekerjaan hingga pembahasan tak penting lainnya, semua dilakukan di apartemen itu. Dan kini tempat itu pula yang menjadi lokasi perselingkuhannya.Gadis itu baru saja masuk dan taksi baru akan jalan saat Maya melihat Frans, sang kekasih yang menggedor-gedor kaca taksi dengan menggunakan boxer.Ingatan Maya kembali pada pemandangan tak senonoh yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana gerakan Frans menusuk i

DMCA.com Protection Status