Share

Chapter 145

Marren memeluk Madya dengan berurai air mata. Madya balas menciumi putri semata wayangnya dengan perasaan bersyukur dan penuh haru.

Demikian halnya Kakek Ryzadrd memeluk Arsan dan Arland secara bergantian.

Suasana yang sempat canggung karena pembicaraan yang mereka lakukan sebelumnya langsung cair karena tangis bayi yang ada dalam salah satu keranjang.

Belum sempat mereka berkomentar si kecil satu lagi pun ikut menangis. Seolah ia mendengar panggilan suara kakaknya. Berdua mereka saling bersahutan.

Keheningan pun berubah menjadi ramai dan panik karena tak ada satu pun yang berani menggendong bayi mungil tersebut selain Madya.

Tetapi tetap saja karena kondisi mereka yang belum stabil mereka harus memanggil suster jaga untuk membantu proses menyusui.

Madya tak mau mengambil risiko untuk menggendong bayi itu tanpa persetujuan dokter.

Akhirnya setelah keduanya selesai disusui dan kembali tenang, kini mereka pun menjadi lebih lega dan saling berbicara layaknya keluarga normal, tanpa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status