Hidup Dahlia mulai kacau saat malam dia menghadiri acara pernikahan putri tirinya. Saat tanpa sengaja dia mabuk, keesokan paginya dia mendapati dirinya terbangun dalam pelukan seorang pria. Tidak hanya itu, karena pria yang semalam berbagi kenikmatan bersamanya adalah Kai Ronan, sang mempelai pria. Atau kalau itu tidak cukup jelas; Dahlia tidur dengan menantunya sendiri. Tidak sampai di sana, Kai Ronan malah bersikap seolah apa yang mereka lakukan bukanlah kesalahan. Dan yang lebih buruk adalah … pria itu terobsesi kepadanya. Apakah hidup Dahlia bisa tetap tenang setelah itu? Terlebih ketika kebenaran perlahan terungkap. Dan bisakah dia tetap menganggap Kai sebagai menantunya? *** Written by Asia July. Cover edited in Photoshop. Pic from Unsplash – Jeferson Gomes
View MoreTerlalu ramai. Itu adalah pikiran pertama Dahlia sesaat setelah dia menapakkan kakinya di dalam, juga sedikit terkejut karena ternyata ruangan itu sangat luas dan diisi oleh manusia lebih banyak dari yang Dahlia kira.“Ada lagi di atas,” bisik Kai di dekat telinganya.Tapi tidak peduli seberapa ramai atau sesaknya tempat ini, entah kenapa Dahlia tidak merasa tertekan berada di sana. Dia menatap sekitarnya dengan penuh ketertarikan yang tampak dengan jelas di kedua mata hijaunya itu.Kai yang melihat Dahlia, tersenyum kecil. Dia menggiring Dahlia untuk duduk di meja bundar yang telah diisi oleh beberapa orang dan hanya terdapat tiga kursi kosong di sana dari tujuh. Dahlia tidak mengenal orang-orang ini, tapi suasana di sekitar mereka memberi tahu bahwa mereka tidak perlu saling mengenal untuk mendapatkan kesenangan bersama-sama, persis seperti yang Kai bilang.Dahlia duduk di sana, sementara Kai menunduk ke arahny
Mereka berkendara menuju pesisir. Yang kemudian mempertemukan mereka dengan perbatasan jurang yang curam dan pantai. Kendaraan di sana semakin sedikit dan Dahlia tidak kuasa untuk tidak membuka kaca helmnya dan membiarkan angin yang kencang menerpa wajahnya.Senyum di bibir Dahlia melebar. Pelukannya pada Kai Ronan mengencang, merasakan perut rata dan keras milik pria itu di bawah tangannya.Motor melaju turun dari jalanan curam ke jalan tepat di dekat pantai, mereka hanya terpisah oleh birai besi di pinggir dan suara ombak mulai terdengar bersamaan dengan suara mesin motor.Dahlia terpaku menatap pemandangan di depannya, pada bulan dengan cahaya pucat yang menerpa air laut, seolah menebar bintang di bawahnya.Kai sepenuhnya mengerti dan segera memelankan laju motor supaya Dahlia bisa menikmati pemandangan indah itu lebih lama.Pemandangan yang mungkin bagi orang lain biasa saja, termasuk bagi Kai sendiri, tampak sangat berarti bagi wanita di belak
“Jadi maksudmu, kau bebas melakukan apa pun padaku?” Dahlia menatap pria di hadapannya penuh curiga.Dan Kai Ronan hanya menyengir. “Dan kau juga bebas melakukan apa pun padaku,” sahutnya dengan suara yang sengaja dipelankan seolah itu adalah rahasia mereka berdua.Mereka memang tengah menyimpan sebuah rahasia yang menurut Dahlia sangat berbahaya. Dan tidak ada yang bisa Dahlia lakukan untuk itu. Dia merasa seolah tidak memiliki kuasa apa pun mengenai hubungannya dengan Kai Ronan saat ini.Sejak awal memang hanya pria itu seorang yang memegang kendali.Dahlia terdiam cukup lama sembari mengalihkan pandang.Kai kemudian menangkupkan telapak tangannya yang besar dan hangat ke wajah Dahlia dan memaksa wanita itu untuk menatapnya. Manik mata zamrud dan hazel gelap itu saling menumbuk.Gestur lembut penuh afeksi tersebut membuat otak Dahlia tidak kuasa untuk tidak memikirkan hal apa yang akan terjadi pada mereka malam ini.
Bab 32 –“Aku rasa ini tidak benar, Ronan,” Dahlia berbisik rendah di belakang Kai Ronan yang dengan perlahan mengeluarkan motornya dari parkisan di bagasi. Pria itu naik dan memberikan Dahlia helm untuk wanita itu gunakan. Senyum miring tersemat di bibirnya kala melihat Dahlia memberengut tidak yakin.“Oh ayolah, kapan memang hal yang kita lakukan berdua itu benar?” cemoohnya.Itu adalah pernyataan telak yang tidak ingin Dahlia dengar, tapi memang faktanya begitu dan dia tidak bisa membantah. Dahlia menundukkan pandangannya menatap helm yang dia pegang. Keyakinannya untuk ikut tadi mendadak loncat entah ke mana.Kai Ronan yang menyadari itu menghela napas. Dia mengangkat dagu Dahlia agar tatapan mereka sejajar. Lalu Kai merunduk dan mengecup bibir wanita itu.“Untuk malam ini, mari kita lupakan siapa kita sebenarnya. Hubungan apa pun yang kita miliki, anggap tidak pernah ada. Aku, Kai Ronan, adalah orang asing b
Suara pekikan terkejut Dahlia memecah kesunyian malam.Kai yang mendarat dengan mulus langsung berdiri dan membekap mulut ibu mertuanya itu. “Ssst! Kau akan membangunkan para penghuni rumah.”“Nghmmmm!”“Apa?” Kai Ronan tersenyum geli dan mendekatkan telinganya ke wajah Dahlia.“Nghmm!”“Aku tidak mendengar—”Dahlia menepis tangan Kai Ronan darinya dan mendorong pria itu. “Apa yang kau lakukan?!” serunya dengan suara tertahan.Kai tertawa kecil, lalu bergerak mengambil alih cangkir di tangan Dahlia—yang isinya sudah tumpah ke lantai—dan meletakkan benda itu ke meja.Dahlia yang baru sadar hal itu segera mengelap tangannya yang basah ke baju tidurnya.“Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat,” kata Kai Ronan.“Ke mana?”“Kau mau ikut denganku?”Dahlia menggeleng tanpa pikir panjan
“Brianna.”“Ya, Mom?”“Kapan dia akan pergi dari sini?”Brianna mengernyit. bertanya-tanya apa maksud ibu mertuanya ini. “Siapa?” tanya Brianna heran.Dengan raut jijik di wajahnya, Mariska menjawab, “Ibu tirimu.”Brianna sontak menoleh ke belakang, melihat Dahlia berdiri di sana, yang ketika mata mereka bertemu wanita itu langsung memberikan senyum lebarnya.“Dia ....” Brianna mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Dia memang berniat untuk menyingkirkan Dahlia, tapi kalau ditanya 'kapan', Brianna tidak bisa menjawab. “Untuk saat ini, dia akan tetap tinggal di kediaman Harrison, Mom.”“Oh, Ya Tuhan. Kau benar-benar kasihan, Anakku. Bagaimana bisa kau tahan dengan wanita dingin itu?”Entah kenapa, Brianna merasa sedikit disentil rasa jengkel oleh ucapan simpati ibu mertuanya itu. Karena bagaimana pun, Dahlia adalah ib
Memasang senyum ramah, Dahlia menghampiri Mariska."Mariska. Hai, selamat datang," sapa Dahlia dengan antusias. Dia membuka tangannya hendak melakukan salam basa basi untuk mengecup pipi wanita itu, tapi secara terang-terangan Mariska tidak menghiraukannya dan langsung menghampiri Brianna dengan antusias yang tidak dia tunjukkan saat berhadapan dengan Dahlia."Oh, lihatlah anak menantuku ini. Kau tampak cantik sekali.""Terima kasih, Mom," balas Brianna, kemudian memeluk ibu mertuanya pelan sebelum Mariska mengambil tempat duduk tepat di samping Dahlia.Dahlia juga kembali duduk di tempatnya tanpa mengatakan apa pun."Bagaimana perjalananmu kemari? Apa semuanya baik-baik saja?" Dahlia tidak menyerah dan mencoba menutupi rasa malunya dengan bertanya demikian, seolah apa yang Mariska lakukan tadi tidak mempermalukannya di hadapan Kai Ronan, Brianna, dan juga para pelayan yang ada di sana.Ah ya. Tidak hanya Dahlia, tapi juga anaknya sendiri Mariska
Penyesalan itu memang selalu datang di akhir. Tapi, karena Dahlia tahu bahwa tidak ada jalan keluar lain, dia mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya. Apa yang dia dan Kai Ronan telah lakukan di perpustakaan tadi, biar saja menjadi rahasia gelapnya yang hanya mereka berdua tahu.Menyadari hal itu, menyadari dirinya kini telah melakukan sesuatu yang buruk secara sembunyi-sembunyi, membuat Dahlia merasa seperti sampah.Dia mencoba untuk berkonsentrasi pada makan malam ini dengan menarik napas dalam-dalam agar aroma makanan yang lezat tercium oleh hidungnya. Tapi bahkan dengan itu, nafsu makannya tidak meningkat."Ibuku akan sampai lima menit lagi."Tubuh Dahlia menegang saat mendengar suara itu di belakangnya. Dia tidak menoleh, tapi tahu bahwa Kai Ronan melangkah mendekat dan kemudian duduk di hadapannya. Dahlia menunduk, pura-pura memainkan ponselnya. Dia tidak kuasa menatap Kai lagi tanpa memikirkan kenikmatan yang telah pria itu berikan. Bahkan puncak dada Dahl
Gairah dan adrenalinnya terpacu. Melakukan ini dengan Kai Ronan adalah sebuah kesalahan yang seharusnya dia hentikan. Tapi keyakinannya itu telah menghilang selama beberapa menit lalu sebelum ciuman pria itu menghilangkan pikiran rasionalnya yang ingin memberontak. Kini yang tersisa adalah penyerahan.Dahlia membalas perlakuan Kai Ronan sama besar. Mengecup bibirnya, melumatnya, dan memeluknya erat seolah kedekatan mereka saat ini tidak pernah cukup.Suara cecap bibir yang basah saling beradu memenuhi ruangan tempat mereka berada, buku-buku di perpustakaan itu seolah menjadi saksi bisu pada dua insan yang tengah dimabuk hasrat.Merasa tidak cukup hanya dengan menciumnya, Kai menggendong tubuh Dahlia dan membawanya ke sofa yang ada di sana. Sofa itu sedikit berdebu. Partikel-partikel kecil beterbangan di udara dan nampak di garis cahaya matahari sore yang masuk melalui jendela.Tubuhnya menindih Dahlia, meraup bibir ranum yang memerah dan terbuka
Dahlia tidur dengan menantunya sendiri.Itu adalah kesadaran pertama yang dia dapatkan sesaat setelah membuka mata dari tidur yang terasa begitu lama dan melelahkan. Tubuhnya menggeliat dari pelukan erat seorang pria, Kai Ronan, suami anak tirinya sendiri. Dan apa yang lebih parah dari itu adalah kesadaran lain bahwa tubuhnya tidak menyesali apa yang dia dan Kai lakukan semalam.Titik-titik sensitif di tubuhnya masih mengingat jejak sentuhan pria itu. Bahkan alkohol yang semalam membuatnya mabuk tidak cukup membuatnya lupa.Pikiran Dahlia jelas sedang tidak waras sekarang.Semalam, pernikahan anak tirinya, Brianna Harrison, baru saja disahkan. Dan bukannya merayakan malam pertama dengan istrinya, sang pengantin pria justru melakukan hal itu dengan ibu mertuanya sendiri.Bagaimana ini? batin Dahlia panik. Pendingin di dalam kamar itu menyala dan berfungsi dengan baik, tapi peluh menetes dari dahinya. Tubuhnya juga sekaku manekin saat lengan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments