Share

Chapter 148

Berbagai macam cara dilakukan Arsan, agar Dennis membuka mulut, namun laki-laki itu seolah memang diperintahkan untuk mengunci mulutnya dengan apa pun yang akan ia hadapi.

"Baiklah, jika memang itu maumu, kau sendiri yang rugi," ucap Arsan seraya menelepon dan berbicara dengan seseorang.

Suasana hening sejenak saat Arsan berbicara dengan seseorang melalui ponselnya.

Bahkan Dennis pun terlihat menatap Arsan dengan wajah penuh pertanyaan.

"Baiklah, tunggu sebentar," ucap Arsan sesaat menghentikan pembicaraannya di telepon dan beralih pada Dennis dengan senyum mengembang.

"Dennis, sepertinya, Lena, istrimu ingin berbicara. denganmu, apa kau mau menerimanya?" tanya Arsan dengan suara ramah.

Mendengar ucapan Arsan sontak membuat Dennis menjatuhkan dirinya, berlutut di hadapan Arsan dan memohon ampun.

"Tolong, Tuan Muda jangan sakiti keluarga saya, tolong, saya mohon. Saya akan mengaku, saya akan mengaku," mohon Dennis dengan menangis di kaki Arsan.

"Kel, jaga mereka untukku. Sebelum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status