Pernikahanku Dengan CEO tampan.

Pernikahanku Dengan CEO tampan.

last updateLast Updated : 2024-10-11
By:  Tenderwhitesan  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
135Chapters
2.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Celia berasal dari latar belakang yang misterius, dia tidak menyadari bahwa dirinya terhubung dengan keluarga Montague salah satu dari empat keluarga besar di negara X. Ketika ibunya meninggal dunia dan kebenaran tentang asal-usulnya terungkap, hidup Celia berubah drastis. Dia adalah anak pungut dan dipaksa untuk menikah dengan pamannya. Celia melarikan diri ke desa terpencil bernama Ashford. Di sana, dia berusaha memulai hidup baru jauh dari bayang-bayang masa lalunya. Namun, takdir mempertemukan Celia dengan berbagai orang yang mengubah jalan hidupnya, termasuk Luxian, seorang pria yang diam-diam memiliki ikatan misterius dengannya. Celia terlibat dalam dunia hiburan yang glamor setelah secara tidak sengaja ditemukan oleh seorang produser. Karirnya sebagai model dan aktris berkembang pesat, tetapi dalam bayang-bayang kesuksesannya, ada banyak rahasia dan konflik yang harus dihadapinya. Celia tidak tahu bahwa suaminya, Luxian, yang dia kira hanya seorang pewaris biasa, sebenarnya adalah CEO dari salah satu perusahaan teknologi besar. Dan juga pewaris Klan Davies. Sementara itu, Abigail, seorang aktris terkenal yang merasa posisinya terancam oleh kesuksesan Celia, menjadi rival dalam dunia entertainment. Abigail selaluberusaha untuk mendapatkan Luxian. Konflik di antara mereka semakin memperumit hidup Celia yang sudah penuh dengan intrik dan manipulasi. Penyelidikan rahasia oleh John Parker, Detektif Swasta, mengungkap bahwa Celia mungkin putri Klan Montague yang hilang saat lahir. Ketika saudara kembarnya Amelia mengalami kecelakaan dan koma, Celia menyamar sebagai Amelia demi melindungi kesehatan Lady Eleanor, ibu kandungnya. Dengan identitas ganda dan rahasia yang semakin sulit disembunyikan, Celia harus menghadapi intrik dari orang-orang yang tidak suka padanya, cinta yang rumit, dan perjuangan menemukan jati dirinya. Celia belajar bahwa kebenaran selalu memiliki cara untuk terungkap, dan cinta sejati tidak bisa dihancurkan oleh rahasia dan kebohongan.

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1 : One Night Stand dengan orang asing.

“Eliza… aku ingin pulang saja… aku merasa tidak enak badan…” “Tunggu sebentar lagi… begitu pestanya selesai aku akan datang kembali untuk menjemputmu, sekarang kamu istirahat dulu, dan tunggu aku di dalam.” Eliza memapah Celia yang sudah dalam keadaan mabuk ke sebuah kamar president suit hotel Diamond di kamar 1506. Saat tiba di depan pintu, Eliza melihat pintu yang tidak terkunci, sudut bibirnya sedikit terangkat. Setelah mendorong Celia masuk ke dalam, Eliza kemudian menutup pintu, sebelum pergi dia tidak lupa memasang tanda ‘Do Not Disturb’ pada knop pintu bagian luar. Mencegah siapapun untuk masuk ke dalam. Tidak lama kemudian Bryan datang dengan nafas terengah-engah, dia berdiri terpaku di depan pintu saat melihat tanda ‘Do Not Disturb’ terpasang. Karena tanda tersebut, dia tidak berani mengetuk apalagi langsung masuk. Apa yang terjadi? Padahal tadi Bosnya sendiri yang menyuruh dia agar cepat kembali setelah mengambil baju ganti dan obat penghilang mabuk. Karena hal itu

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
135 Chapters

Bab 1 : One Night Stand dengan orang asing.

“Eliza… aku ingin pulang saja… aku merasa tidak enak badan…” “Tunggu sebentar lagi… begitu pestanya selesai aku akan datang kembali untuk menjemputmu, sekarang kamu istirahat dulu, dan tunggu aku di dalam.” Eliza memapah Celia yang sudah dalam keadaan mabuk ke sebuah kamar president suit hotel Diamond di kamar 1506. Saat tiba di depan pintu, Eliza melihat pintu yang tidak terkunci, sudut bibirnya sedikit terangkat. Setelah mendorong Celia masuk ke dalam, Eliza kemudian menutup pintu, sebelum pergi dia tidak lupa memasang tanda ‘Do Not Disturb’ pada knop pintu bagian luar. Mencegah siapapun untuk masuk ke dalam. Tidak lama kemudian Bryan datang dengan nafas terengah-engah, dia berdiri terpaku di depan pintu saat melihat tanda ‘Do Not Disturb’ terpasang. Karena tanda tersebut, dia tidak berani mengetuk apalagi langsung masuk. Apa yang terjadi? Padahal tadi Bosnya sendiri yang menyuruh dia agar cepat kembali setelah mengambil baju ganti dan obat penghilang mabuk. Karena hal itu
Read more

Bab 2 : Rencana Eliza

Sambil memijat kening yang masih sedikit pusing, Luxian berjalan menuju kamar mandi. Kemudian menelpon Bryan berkata bahwa dia akan ganti baju di kantor saja. Dia tidak berharap asistennya itu masuk ke kamar dan melihat semua kekacauan yang sudah dibuatnya. Tunggu di luar! Awalnya Luxian berpikir jika gadis yang bersamanya di tempat tidur adalah wanita panggilan yang disewa oleh temannya, jadi sebelum meninggalkan kamar dia bermaksud untuk memberinya sejumlah uang. Luxian berdiri disisi tempat tidur dengan dompet dan uang di tangannya saat matanya melihat bercak darah di sprei putih yang sedikit tertutup selimut, keningnya berkerut. Kegilaan semalam teringat lagi olehnya. Ekspresi samar gadis itu, dan juga suaranya yang seperti menahan sakit sambil sedikit terisak. Sial! Apa mungkin dia masih… Luxian semakin merasa bersalah, semalam dia terlalu terbawa suasana. Apa dia sudah menyiksa anak gadis orang sepanjang malam? Dia tidak bisa menahan diri untuk melirik gadis itu lagi, dili
Read more

Bab 3 : Ada Apa Dengan Room 1506?

"Tidak, kami belum melihatnya datang. Ada apa?” “Eliza kamu adalah sepupunya, seharusnya lebih tahu dari kami. Kenapa malah bertanya pada kami?” Dengan memasang wajah cemas Eliza berkata, “Aku hanya khawatir, karena semalam Celia tidak pulang ke rumah.” “Tidak pulang?” “Kalian dari biro keuangan, bukannya semalam mengadakan pesta makan malam? Dan menurut cerita temanku, kau dan Celia pergi terlebih dahulu.” Eliza mengangguk dengan wajah yang terlihat sedih, “Itu karena semalam Celia mabuk dan dia tidak berani pulang ke rumah. Dan kami berpisah di toilet. “Aku ingin bertanya pada kalian, apa Celia sudah punya pacar?” Tanya Eliza. Lalu dengan nada khawatir dia kembali berkata, “Celia itu lugu, aku takut dia bertemu dengan pria jahat yang hanya ingin mengambil keuntungan darinya. Seperti mengajaknya melakukan sesuatu. Seorang gadis yang belum menikah menginap di hotel dengan seorang pria…” Saat berbicara, Eliza menekankan kata ‘menginap di hotel dengan seorang pria saat kamu bahkan
Read more

Bab 4 : Mengantar Ibu Ke Peristirahatan Terakhir

Jackson melirik Celia sekilas dengan tatapan aneh. Setelah berkata dia langsung berbalik pergi dengan Eliza bergegas mengikuti di belakangnya. Celia mengerutkan kening, dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya dalam hati, “Ada apa dengan kedua orang itu? Mereka bukan sepasang kekasih gelap, kan? Sangat mencurigakan.” Saat Celia masih melamun menatap lorong yang sudah kosong tempat kedua orang itu pergi, seseorang tiba-tiba menepuk bahunya dan membuyarkan pikirannya. Itu adalah Amy sahabatnya. Karena Amy, Celia mengetahui semua yang Eliza lakukan barusan saat dia masih berada di perjalanan menuju kantor. “Bagus kamu datang tepat waktu, jika tidak, Eliza pasti sudah bicara lebih banyak hal buruk tentangmu.” Kata Amy. Dia benar-benar kesal melihat perlakuan Eliza terhadap Celia. Beberapa kali dia terlibat perkelahian dengan Eliza untuk membela Celia. Celia tidak langsung menjawab, dia bergegas duduk karena jika berdiri lebih lama lagi dia takut tubuhnya tidak kuat dan akan te
Read more

Bab 5 : Rahasia Yang Menyakitkan

Celia menjawab dengan ekspresi wajah yang riang, hanya untuk menyenangkan ibunya, dia pun mulai berbicara omong kosong, “Ibu tenang saja, Celia pasti akan segera membawakan ibu seorang menantu yang sangat tampan dan juga sangat kaya.” “Itu bukan syarat utama untuk menjadi menantu ibu, yang penting dia harus menyayangimu dengan tulus.” “Tentu saja, tidak hanya menyayangiku, dia juga sangat bucin.” Celia tersenyum lalu mencium tangan ibunya, “Dan yang penting, Celia yakin dia juga sangat menyayangi ibu.” “Tidak usah pikirkan ibu.” “Siapa bilang, jika mau menikahiku maka dia juga harus menyayangi ibuku.” “Jadi kamu sudah bertemu seseorang?” “Tentu saja. Tapi yang terpenting sekarang, ibu harus sembuh dulu, baru setelah itu Celia akan membawa dia untuk bertemu dengan ibu.” “Aamiin. Tapi ngomong-ngomong apa itu bucin?” “Itu artinya di matanya tidak akan ada wanita lain selain putrimu yang cantik ini. Dia sangat tergila-gila padaku.” Setelah itu mereka tertawa bersama. Celia ingat b
Read more

Bab 6 : Melarikan Diri

Tubuh Celia merosot di lantai. Berulang kali dia memukul pintu kayu yang keras dengan kedua tangannya hingga merah dan bengkak, suaranya juga mulai terdengar serak. Dia meringkuk di lantai seperti janin. Kebenaran yang baru saja terungkap di depan matanya secara brutal, membuat dia lupa bagaimana caranya menangis. Dia menjadi sedikit linglung. Berharap jika semua ini hanya bagian dari mimpi buruk. Dan saat terbangun nanti semua akan kembali seperti semula. Namun, itu tidak mungkin terjadi “Ibu, ayah, kenapa kalian bukan orang tua kandungku? Lalu aku siapa?” Suara Celia terdengar lirih, hatinya terasa sakit dan hancur. Kepada siapa lagi dia harus bercerita? Mereka yang selama ini dianggap sebagai keluarga kini mulai menjauh dengan tatapan dingin. Bagi mereka sekarang dia tidak lebih dari orang asing. Seketika di dunia yang besar ini dia hanya sendirian. Rumah tempatnya tumbuh dalam kehangatan kasih sayang ayah dan ibu, kini terasa seperti penjara besar yang menyesakkan. Cel
Read more

Bab 7 : Menemukan Rumah Baru

“Celia, jangan menganggapku seperti orang asing. Tentu saja kamu boleh tinggal disini.” Celia mencoba tersenyum, meskipun hatinya merasa tidak bersemangat. "Terima kasih, Kak. Maaf sudah merepotkan." "Tidak merepotkan sama sekali. Masuklah, buat dirimu nyaman," jawab Erika sambil membuka pintu lebih lebar, mengisyaratkan Celia untuk masuk. Saat mereka melangkah masuk, Celia merasakan suasana hangat yang mengisi rumah itu. Dinding-dindingnya dihiasi dengan foto-foto keluarga dan karya seni sederhana. Aroma kue yang baru dipanggang menguar dari dapur. Erika melihat Celia dengan penuh perhatian. "Kamu pasti lelah setelah perjalanan panjang. Duduklah, aku akan membuatkan teh untukmu." Erika kembali dengan nampan berisi tiga cangkir teh dan sepiring kue. "Kebetulan aku baru saja membuat kue, ayo dicoba dulu, dan secangkir teh hangat ini akan membantumu merasa lebih baik." Celia mengambil cangkir teh dan menghirup aroma jasmine yang membuat rileks. "Terima kasih, Kak. Teh ini sangat en
Read more

Bab 8 : Gelang Safir Biru

Di luar rumah, suasana semakin kacau. Para penjaga berlarian, mengendarai mobil patroli, menyebar ke seluruh penjuru kota dalam upaya putus asa untuk menemukan Celia. Di tengah kekacauan itu, Arnold berdiri di pintu depan, memandang keluar dengan mata yang penuh kebencian. "Aku akan menemukanmu, dasar anak brengsek!" gumam Arnold meradang. "Aku harus mendapatkan kembali semua harta warisan yang ditinggalkan oleh kakak dan kakak iparku. Setelah mendapatkan semuanya, kau sama sekali tidak berharga, Celia. Aku akan langsung menyingkirkanmu!” Namun, Arnold juga menyadari jika Celia mungkin lebih cerdas daripada yang dibayangkan sebelumnya. Dan mungkin saja seseorang telah membantunya. Yang membuat gadis itu lebih sulit untuk dikendalikan dan dimanipulasi. Sementara itu Eliza, memanfaatkan situasi yang sedang kacau di luar untuk mencari petunjuk di kamar Celia. Informasi sekecil apapun akan sangat berguna untuk mengetahui kemana tujuan Celia pergi. Eliza menyelinap dengan cepat ke dala
Read more

Bab 9: Berpetualang di pasar

Matahari sore yang mulai condong ke barat memancarkan cahaya keemasan yang indah, menerangi jalanan umum yang ramai oleh pejalan kaki. Setelah memarkirkan mobil di tempat yang sudah disediakan, Celia, Eric, Erica dan kedua buah hatinya berjalan bersama memasuki pasar tradisional. Suara tawar menawar, percakapan riang dan tawa terdengar seolah menyambut mereka, mengiringi perjalanan yang dipenuhi semangat kebersamaan. Celia mengamati semua toko yang ia lewati, matanya mencari barang yang mungkin nanti dia perlukan. Karena saat pergi meninggalkan rumah kemarin, tidak banyak barang yang bisa ia bawa. Ashford terkenal dengan julukan desa kecil, tapi sebenarnya pasar tradisional ini sangat komplit. Semua hal tersedia, kualitasnya pun tidak kalah dari kota besar. Pasar ramai dengan aktivitas. Penjual dan pembeli berinteraksi, aroma harum makanan lokal menguar di udara. Mereka berlima bergerak melewati kerumunan, menuju konter Tuan Rudi, seorang saudagar kaya raya yang juga kepala des
Read more

Bab 10: Menolong Seorang Nenek

Saat akhirnya dia melihatnya, nafas Celia seolah berhenti, nenek itu berjalan menuju jalur lintasan motor si pencuri. Karena sebuah truk pengangkut sayuran yang terparkir di pinggir jalan, nenek berambut putih tidak bisa melihat motor yang datang dengan cepat. Tidak ada orang yang menyadarinya, karena perhatian semua orang tertuju pada si pencuri.“Nenek!”Celia berteriak tapi karena suasana yang sangat ramai dan kacau, suaranya seperti tenggelam tak berbekas. Dia menjadi panik suaranya seperti tercekat di tenggorokan. Jika berteriak pun belum tentu akan terdengar oleh nenek itu.Tidak ada waktu lagi!Celia dengan cepat bangkit dari kursinya, mengambil keranjang bambu besar di pinggir jalan yang cukup berat karena penuh berisi sampah, dia lalu melemparkannya ke arah pencuri berharap orang itu akan terjatuh dari motornya. Tapi motor itu hanya oleng dan melambat. Celia segera berlari sekuat tenaga ke arah nenek berambut putih.“Nenek awas!”Nenek berambut putih tertegun di tempatnya sam
Read more
DMCA.com Protection Status