Pernikahan yang Tak diinginkan

Pernikahan yang Tak diinginkan

last updateDernière mise à jour : 2023-09-19
Par:  PenrasiEn cours
Langue: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Notes insuffisantes
29Chapitres
1.1KVues
Lire
Ajouter dans ma bibliothèque

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scanner le code pour lire sur l'application

Synopsis

Aulia punya trauma tentang pernikahan, hingga membuat dirinya enggan menikah. Namun, karena kondisi sang ibu, mengharuskannya menerima lamaran Alex, seniornya di kampus. Sebab hanya Alex lah yang bisa membantunya menyelesaikan seluruh masalah yang ada. Mampukah Aulia hidup seatap dengan laki-laki itu?

Voir plus

Chapitre 1

1. Rumah Sakit

Bab 1. Rumah sakit. 

 ***

 Gadis berambut panjan lurus hitam legam  dengan poni kedepan menatap ruang       icu dengan cemas bola mata barwana coklatnya menahan butiran bening  akan tumpah dari kelopak matanya, ia lalu mendongak menahan sesak  dihatinya jika pertahanannya runtuh saat itu juga maka siapa yang akan menenangkan adiknya yang menangis tak ingin kehilangan Bundanya yang sedang berjuang antara hidup dan mati di dalam sana

"Kak, Bunda tidak akan pergi kali ini kan?" ucap sang adik keatakutan. 

Gadis itu memaksakan senyumnya lalu berucap, "Kita doakan Bunda ya, Dek kuat melawan penyakitnya." 

"Selalu kak, aku selalu berdoa semoga bunda cepat sembuh. Aku rindu tawa Bunda dulu, Rumi ingin kita kumpul di rumah lagi bukan di rumah sakit terus seperti ini. Aku Rindu masakan Bunda."

 

Aulia mengangguk mengiayakan, ia pun merindukan hal itu, sejak dua tahun terakhir mereka bergantian menjaga Bundanya di rumah sakit, meskipun selalu disibukkan untuk bekerja. Pulang kuliah  ia pun kerja hingga jam 9 karena Aulia lah yang menanggung semua keperluan mereka mulai dari biaya rumah sakit, uang sekolahnya dan adiknya serta kebutuhan sehari-hari mereka.  Ia harus mengorbankan masa mudanya untuk bekerja saat teman- teman seusianya sibuk jalan-jalan,  bercanda menikmati masa muda mereka. Ia tak pernah mengeluh sama sekali karena sejak kecil sudah terbiasa menjadi pribadi yang independen karena terlahir dari keluarga sederhana, ia pun menghabiskan waktunya hanya untuk pendidikan dan juga bekerja. 

"Iya dek, Bunda kuat tidak akan mungkin menyerah secepat itu."  

Ia terus saja menyakinkan adiknya meskipun hatinya cemas dan khawatir kondisi Bundanya tidak akan selamat. Ia segera mengusap butiran bening air matanya yang berhasil lolos, tidak ia tidak boleh rapuh di depan adiknya. 

Kedua gadis itu terus menatap lurus ke pintu di mana Bunda mereka berjuang, bibir mereka tak hentinya melafalkan doa keselamatan Bundanya. Suasana sepi di koridor rumah sakit semakin membuat atmosfer di sana tegang Aulia terus meremas jemari tangannya berharap bunda dan dokter di sana segera keluar, sudah dua jam mereka menunggu kabar dari dokter berharap ibunya bundanya baik-baik saja.

Kepanikan keduanya semakin berlanjut  perawat berlari tergesa-gesa keluar saat itu Aulia refleks berdiri dari kursi tangisan nya pecah saat itu juga 

"Sus apa yang terjadi bunda saya baik-baik saja kan?" ungkapnya dengan suara bergetar cemas  dan khawatir

Suster tersebut menatapnya iba dengan perasaan simpati.

"Tenang saja dek ibunda adek baik-baik saja." 

Mendengar itu Aulia hanya diam menatap kosong ke punggung suster tersebut kembali masuk ke dalam ruangan. Kalimat yang dilontarkan suster tersebut hanyalah sebuah kalimat penenang saja sebagai antisipasi agar dirinya tidak sedih namun dalam hatinya memohon agar apa yang dikatakan suster itu benar adanya dan semoga ibunya bisa bertahan.

Setelah beberapa saat menunggu dokter dan suster tersebut keluar dengan raut yang membuat kedua gadis itu bertanya-tanya bagaimana kondisi ibu mereka.

"Dokter—" 

"Ibu anda baik-baik saja,  kamu ikut saya," ucapnya terpotong saat dokter tersebut mengucapkan ibunya masih bertahan sejauh ini.

Mendengar kabar itu, ia  tidak merasakan lega sama sekali apalagi saat dokter tersebut menyuruhnya untuk menemuinya ke ruangan pribadinya berbicara secara pribadi. Iya mengikuti dokter tersebut dari belakang dengan wajah terus menunduk dengan pikiran kosong.

"Kanker rahim ibumu semakin parah sudah menjalar ke beberapa sel darah dari tubuhnya jika lambat untuk melakukan kemoterapi maka kami ini tidak bisa menjamin apakah ibumu bertahan lama jadi kami menyarankan untuk segera melakukan hal tersebut. Bahkan melihat kondisinya sekarang sudah memasuki kanker stadium 4"

"Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kemoterapi terapi berapa dok?"

Dokter itu menatapnya cukup lama ia tak menyangka jika perempuan itu terus menyanggupi setiap prosedur yang dilakukan disarankan untuk ibunya meskipun biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit bahkan dokter tersebut kagum dengan kegigihannya, gadis itu tidak pernah mengeluh tentang apapun meskipun itu besar sekalipun akan terus menyanggupi asalkan ibunya bisa sehat kembali. 

"Apakah kamu yakin? Ini memerlukan biaya tidak sedikit." 

Aulia mengangguk mantap. " kesehatan ibunda saya lebih penting dibandingkan uang yang saya keluarkan karena bagaimanapun dia adalah satu-satunya rumah kami untuk pulang. Pengorbanan yang saya lakukan ini belum cukup untuk membalas semua jasa dan waktu  dalam membesarkan kami seorang diri," tutur Aulia tanpa tanpa sadar menceritakan masalah pribadi keluarganya tersebut.

Garis bibir dokter tertarik sempurna tentu saja mendengar keluhan dari kesaksian bukankah yang pertama kalinya.

"Minggu ini kemoterapi akan dilakukan kamu bisa menebus administrasi nya setelah kemoterapi tersebut di belakang saja." ungkapan dokter itu memberikan keringanan.

"Terima kasih dokter, saya berjanji akan membayar secepat mungkin setiap kali bunda saya menjalani kemo." 

***

Hana mendesah berat menatap biaya kemoterapi bundanya sekitar 11 juta lebih dan setiap minggu harus dilakukan. Sedangkan tabungannya saja tidak cukup dan gajinya tidak mampu menutupi kemo. Meskipun begitu tak'kan berputus asa. 

Ia menuju ruangan Bundanya  istirahat memalsukannya senyumnya menutupi semua beban pikirannya seakan tidak terjadi apa-apa saat ini. 

"Aulia, kamu tidak kuliah, Nak?" peringat Bundanya. 

"Ini baru mau berangkat Bun, mata kuliahku hari ini masuk jam saing." 

Marwah menatap anaknya lekat firasatnya mengatakan kalau anaknya itu sedang bohong padanya, sejak tadi putri sulungnya itu mencari kesibukan, tanpa berniat menghadapnya bahkan menatapnya. 

"Kamu bohong sama bunda lagi," tutur Marwah. Aulia berbalik, menatap wajah pucat Marwah.

Derai air matanya jatuh tak tertahankan sejak mendengar kabar ibunya kembali masuk ke ruang Icu ia memutuskan untuk pulang meninggalkan mata kuliahnya. 

"Maafin Aulia Bun," ungkapnya merasa bersalah, bukan karena bolos kuliah kali ini tapi belum bisa memberikan yang terbaik untuk pengobatannya.

"Lain kali jangan diulangi lagi. Bunda ingin masa depan anak Bunda bagus." 

Aulia mengangguk saja lalu menghapus air matanya melangkahkan kakinya ke ranjang tersebut.

"Bunda, jangan tinggalin kami, jangan menyerah sama penyakit Bunda. Kalau Bunda juga pergi lalu ke mana lagi kami berlindung." 

Marwah mengusap air matanya, ia juga ingin bertahan untuk kedua putrinya namun juga memikirkan biaya atas pengobatannya bukanlah sedikit bahkan putri sulungnya sudah berjuang demi memenuhi semuanya. 

"Bunda akan bertahan sebisanya dan melawan penyakit ini." 

  ***

Pagi ini Hana berangkat kuliah tak bersemangat sama sekali, matanya sembab sehabis menangis memikirkan masalah pengobatan Bundanya dari mana mendapatkan uang sebanyak itu waktu seminggu.  Ia terus berjalan seraya menundukkan pandangan memikirkan pekerjaan apalagi yang harus dilakukannya. Langkahnya terhenti menatap sepasang sepatu di depannya. Ia menaikkan pandangannya secara perlahan. 

Sejenak mengernyitkan beberapa atensi tertuju padanya, bingung apa yang sebenarnya terjadi. Ia mengambil cermin kecil dalam tasnya menatap wajahnya sudah sangat buruk pantas saja mereka memandangnya aneh. Ia lalu memakai masker yang selalu dibawanya ke mana-mana. Lalu kembali melangkah cuek dengan tatapan orang lain. 

"Hai kamu!" panggil seseorang padanya namun tak merasa sekali terus melangkah. 

"Yang memakai masker hitam." Langkahnya terhenti, ia berbalik menunjuk dirinya sendiri.

"Saya?" ulangnya lagi mengerutkan kening tidak mengenal laki-laki berdiri beberapa centi di depannya.

 Ia memperhatikan penampilannya dari ujung sepatu hingga pucuk kepalanya. Outfit digunakannya semua barang branded. Baru kali ini melihatnya. 

"Ya? Ada kepentingan apa memanggil saya?" tanya Aulia dengan percaya diri seakan mahasiswa populer dengan prestasi..

Mereka menyaksikan itu mencibir Aulia secara terang-terangan bukankah hanyalah mahasiswa buangan yang namanya saja tidak pernah terdengar. 

"Kamu semester berapa? Kelas mana?" 

Aulia mendengus atas pertanyaan itu, apa pentingnya mengetahui kelasnya di mana membuang waktunya saja, matanya melirik ke jam tangan dikenakan kelasnya akan segera dimulai. Netranya sejenak menatap laki-laki itu dengan wajah datar tanpa senyuman lalu mengabaikannya. 

"Kamu belum menjawab pertanyaanku!" Teriak laki-laki itu lagi. Namun, Aulia tetap cuek  terus  mengabaikannya. 

   

Déplier
Chapitre suivant
Télécharger

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Commentaires

Pas de commentaire
29
1. Rumah Sakit
Bab 1. Rumah sakit. *** Gadis berambut panjan lurus hitam legam dengan poni kedepan menatap ruang icu dengan cemas bola mata barwana coklatnya menahan butiran bening akan tumpah dari kelopak matanya, ia lalu mendongak menahan sesak dihatinya jika pertahanannya runtuh saat itu juga maka siapa yang akan menenangkan adiknya yang menangis tak ingin kehilangan Bundanya yang sedang berjuang antara hidup dan mati di dalam sana"Kak, Bunda tidak akan pergi kali ini kan?" ucap sang adik keatakutan. Gadis itu memaksakan senyumnya lalu berucap, "Kita doakan Bunda ya, Dek kuat melawan penyakitnya." "Selalu kak, aku selalu berdoa semoga bunda cepat sembuh. Aku rindu tawa Bunda dulu, Rumi ingin kita kumpul di rumah lagi bukan di rumah sakit terus seperti ini. Aku Rindu masakan Bunda."Aulia mengangguk mengiayakan, ia pun merindukan hal itu, sejak dua tahun terakhir mereka bergantian menjaga Bundanya di rumah sakit, meskipun selalu disibukkan untuk bekerja. Pulang kuliah ia pun kerja
last updateDernière mise à jour : 2023-07-29
Read More
2. Pertemuan
Aulia terburu-buru masuk ke kelasnya hampir saja terlambat, semenit saja telat Dosennya itu tidak akan memberikan tolerasi, namanya adalah pak Haris dosen paling perhitungan dan paling banyak memberikan tugas untuk mahasiswanya bahkan aulia sendiri sudah mendaftarkan nama Pak Haris kelak ketika sudah menyusun tidak akan memilihnya. Ia banyak mendengar kalau dosennya itu banyak menyiksa mahasiswa semester akhir sampai takut, walaupun beberapa Mahasiswa mengincarnya karena setiap anak bimbingannya selalu dipermudah saat seminar dan ujian meja namun bagi Aulia menghindari lebih baik."Hampir saja loh kamu telat! Tumben?" Aulia mendesah panjang. "Bentar aja deh aku ceritain, ditegur pak Haris bisa berabe dapat nilai C langsung. Aku tidak mau ngulang semester pendek bayar lagi." Aulia sangat berhati-hati dengan nilainya peraturan dikampusnya ketika mahasiswa mendapatkan nilai C maka wajib ikut semester pendek dan membayar lagi sesuai peraturan. Biayanya permata kuliah sebesat 150 ribu
last updateDernière mise à jour : 2023-07-29
Read More
3. Bantuan penawaran
Aulia terpaku menatap lurus ke arahanya. "Kita tidak saling kenal. Lagi pula apa jaminanya kalau kau tidak akan macam-macam padaku." "Kalau begitu aku Alex. Kamu sudah mengenalku. Soal jaminan aku belum bisa membuktikannya, tapi percayalah aku akan mengantarmu sampai rumah sakit. Lagipula kalau aku berbuat macam-macam aku tidak bisa kabur kita sekampus mudah bagimu mencari identitaskamu di sana. Selain itu temammu itu mengenalku." Aulia masih ragu akan menolak kembali. "Dalam situasi gentig seperti ini kamu masih saja menolak bantuan orang lain. Lalu apakah kamu kuat menaiki motor dalam keadaan kacau seperti ini?"Aulia menghembuskan napas panjang, setelah lama terdiam pun memutuskan untuk menerima tawaran Alex. Namun memilih untuk duduk dibelakang. "Kita akan ke rumah sakit mana?" tanya Alex membuka percapakan antara mereka setelah kehinangan cukup lama."Ibu Sina," jawabnya singkat terus memperhatikan ponselnya mengikuti perkembangan kondisi ibunya.Aulia menghembuskan napas panj
last updateDernière mise à jour : 2023-07-29
Read More
4.Tawaran Gila
"Bagaimana apakah dia berhasil mendapatkan pekerjaan?" tanya Alex dari telpon itu"Belum Tuan, sejauh ini masih belum ada yang menerimanya." Senyum kecil tersinggung diatas bibir Alex mendapatkan kabar itu. "Baguslah pastikan dia berada di jalan buntu!" Ia menutup telpon itu, menatap ke arah jendala kaca kamarnya mengusap dagunya. Alex mengirim mata-mata untuk mengikuti Aulia hari ini melaporkan kegiatannya. Namun, terkejut tentang Aulia sedang mencari pekerjaan di beberapa kafe atau perusahaan namun sepertinya belum ada yang menerimanya. Apalagi riwayat terakhir kerjanya yang dipecat. Tentu saja banyak pertimbangan dari pihak kafe dan perusahaan. Ia semakin tertarik perempuan itu tak pernah menyerah. Egonya terlalu tinggi untuk menerima bantuan orang lain termasuk darinya, meskipun melakukan itu bukan secara gratis, ia akan menegosiasikan kesepakatan."Den nyonya memanggil untuk makan." Alex menoleh ke Art memanggilnya untuk makan. "Bi, Aira, apakah Kak Laila ada dibawah?" tan
last updateDernière mise à jour : 2023-07-30
Read More
5. Menerima terpaksa pernikahan
"Kak, uang semester Rumi bagaimana? Guru sudah menanyakannya."Aulia mematung di depan pintu, baru masuk ke ruangan di mana ibunya dirawat sudah menanyakan spp sekolahnya. Ia mendesah pelan lalu tersenyum kecil."Kapan pembayaran terakhirnya?" "Lusa kak," jawab Arumi bahagia mengira kalau kakaknya akan membayar ."Oh begitu. Nanti biarkan kakak yang datang membayarnya, kamu fokus sekolah saja." Arumi mengangguk paham memeluk Aulia, gadis itu sangat bersyukur memiliki Kakak sepertinya. "Terima kasih banyak sudah menjadi kakak terbaik untukku. Arumi berjanji akan menjadi orang suksess kelak." Aulia mengangguk saja mengiyakan. Tersenyum kembali kecil mengusap kepala Arumi, hatinya tersentuh mendengar kalimat itu. "Kamu harus sukses dek, kalau kita tidak punya apa-apa akan dipandang rendah!" pesan Aulia meluapkan kekesalannya tentang perjanjian itu.Aulia terdiam menatap dua sosok yang membuatnya kuat sampai saat ini senyum kecil itu menghiasi garis bibirnya meski hanya sekejap. Gar
last updateDernière mise à jour : 2023-08-02
Read More
6. manyesal
Menyesal****Aulia keluar dari kamar mandi penampilan lebih fress berjalan mencari hairy drayer, ia merasakan ditatap terus oleh Alex, tapi berpura-pura cuek saja. Aulia mengeringkan rambutnya di depan cermin sesekali mencuri pandangan ke Alex yang menatapnya intens. Ia meneguk ludahnya sendiri merinding akan tatapan itu seakan ingin menerkam."Cepatlah, ada hal yang ingin ku sampaikan," imbuh Alex karena terlihat santai mengeringkan rambut.Aulia terdiam beberapa saat apakah Alex akan meminta haknya sebagai suami. Tangannya berkeringat ketakutan."Apa? Bisa kan diucapkan saja sambil aku mengeringkan rambutku." . "Tidak! Ini sangat penting kita perlu bicara serius. Lagipula kalau kamu syok lalu alat itu melukaimu bagaimana? Ayahku dan ibumu mengira kalau aku melakukan KDRT," tolak Alex masih sabar menunggu Aulia menjelaskannya dengan lembut.Aulia menganggukkan kepala, kali ini sikap laki-laki itu berubah drastis lebih lembut dari yang dikiranya dan bahkan lebih hangat. Ia meletakka
last updateDernière mise à jour : 2023-08-14
Read More
7. Bukan keinginan Aulia
Aulia meletakkan makanan diatas meja seraya menghapus air matanya mencoba bersabar menguatkan hati. Ia meremas kantong plastik itu. Hatinya teriris mendengar perkataan begitu menyakitkan dari perempuan yang sangat dicintainya. "Rumi, kamu berjanji sama Bunda nak!" Aulia masih mematung mendengarnya. Sekuat tenaga agar terlihat baik-baik saja. Ia lalu berusaha menuangkan makanan itu ke mangkuk. Ia menghembuskan napas panjang. "Arumi!" tegasnya mendesak perempuan itu. Arumi menatap kakaknya mengerti yang dimaksud bundanya adalah Aulia, Bundanya sedang menyinggungnya karena memilih menikah saat umurnya masih sangat mudah. Masa depannya masih panjang yang ditakutkan oleh ibunya Aulia memutuskan untuk berhenti kuliah dan melepaskan semua mimpi-mimpinya."Rumi berjanji Bu—bunda," ungakapnya terbata-bata. Saat Aulia berbalik Faris menatapnya lurus mengisyaratkan apakah dirinya baik-baik saja. Aulia mengangguk sebagai jawaban sebagai bentuk kalau dirinya baik-baik saja. Aulia mendekati ba
last updateDernière mise à jour : 2023-08-15
Read More
8. Ego masing-masing
"Jika bukan lagi keluargaku bisa kupercaya maka siapa lagi?"Aulia*******Aulia menatap ibunya dari luar pintu merasakan sesak dalam hati. Ia memegang dadanya sesak saat ibunya tertawa lepas dengan arumi ingin sekali rasanya masuk ke dalam meminta maaf atas semua pilihannya. Selama ini sudah berusahan memberikan terbaik untuk Marwah namun sekejap mata kepercayaan itu hilang hanya satu kesalahan. Ia lalu berbalik meninggalkan kamar tak ingin marwah mengetahui kalau saja sedang berada di luar memantaunya."Mah, kau selalu mengajarkanku untuk hal-hal baik padaku tapi kau lupa caranya mengajarkan mempercayai keputusan anak-mu. Kau melupakan itu mah, sampai keputusan yang kuambil secara tiba-tiba membuat hatimu sakit sedalam ini. Bahkan rumah yang kuanggap rumah tempat paling nyaman ternyata adalah luka yang kubuat karena hilangnya kepercayaan itu. Mah kau berhasil mendidik kami tapi bisakah kali ini percayakan semua pada keputusan ini. Kalau bukan lagi mamah yang bisa menyakinkanku lalu
last updateDernière mise à jour : 2023-08-16
Read More
10. kesenjangan status
"Sebanarnya kamu menyukaiku atau tidak? Di satu sisi kau begitu baik dan perhatian tapi di sisi lain kau suka mengabaikanku."Aulia*****Alex tersemyum saat Aulia terdiam dan menatapnya lembut bahkan marahnya mulai reda. Ia mengambil tangannya lalu meremasnya kecil. "Aku tahu kamu sedang kesal dengan alasanku, tapi percayalah aku melakukam ini demi kebaikan kita." Aulia kembali lagi menepis tangannya menjauh. "Kebaikan apa! Lihatlah cara ibumu menuduh keluargaku tadi," ungakpanya semakin tak terima perlakuan wanita itu"Kalau begitu biarkan aku meminta maaf mewakili ibuku." Aulia membuang wajahnya tak terima kenapa harus Alex yang meminta maaf semua tidak akan ada artinya dan tidak memberikan pengaruh sama sekali."Aku tidak mau menerima permintaan maafmu mewakili ibumu. Apa gunanya jika sang pelaku terus melakukan penghinaan pada keluargaku. Selain itu kamu belum untung penjelasan ke aku.""Bagaimana bisa aku menjelaskan padamu kalau kamu saja masih marah seperti ini." "Yasud
last updateDernière mise à jour : 2023-08-16
Read More
Apa gunanya Status pernikahan ini?
"Aku tidak butuh pengakuan atas hubungan palsu ini."Aulia*****"Sumpah candaanmu gak lucu lex," ucap Ridwan menggelengkan kepala tidak percaya sama sekali. Meskipun ekspresi Alex sangat serius tapi tidak akan mudah percaya secepat itu selain itu jari manisnya masih kosong belum tersematkan cincin di sana. "Aku serius!" Alex berusaha menyakinkan teman-temannya."Sudahlah jangan buat moodku hancur dengan candaan recehmu." Ridwam menimpali lalu meminum kopi masih belum percaya. Kalau pun itu terjadi kenapa tidak mengundang mereka berdua lalu siapa perempuan yang itu. Tak ada berita yang meliput tentang pernikahannya tidak seperti pernikahan kakaknya dulu yang tersebar secara cepat di media. Itu karena orang pengaruh ke dua orang tuanya. Siapa yang tidak mengenal corp sejahtera salah satu perusahaan besar di indonesia dan juga ibunya yang merupakan desainer terkenal. "Gak usah menampilkan ekspresi seperti itu karena kami sama sekali tidak akan percaya loh," tegur Ridwan lagi kesal
last updateDernière mise à jour : 2023-08-17
Read More
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status